Terkadang sebuah
bencana baru dapat mengubah seorang yang jahat menjadi baik. Itu yang coba
digambarkan oleh film ini, James White,
film sulit yang terasa manis. Ini merupakan sebuah drama yang sederhana, namun
dengan mengusung konsep di mana seorang pemuda menolak untuk tumbuh dan
menganggap dunia memiliki hutang padanya, dibantu dengan dua kinerja akting
yang memukau, James White berhasil
meninggalkan penonton dengan pukulan yang begitu kuat, dan itu dicapai dengan
menggunakan pecundang sebagai tokoh utamanya. Honest and brutal.
James
White (Christopher Abbott) merupakan pria berusia 21 tahun
dengan kehidupaan yang kacau, terjebak dalam masa remaja dan belum menemukan
arah yang tepat untuk menjadi dewasa. Dari berpesta hingga menghasut
perkelahian, James yang dapat dikategorikan sebagai pecundang itu tiba-tiba
mengalami perubahan dalam kehidupannya. Dari ayahnya yang baru meninggal dunia
James menemukan fakta bahwa sang ibu, Gail
White (Cynthia Nixon), sudah berada dalam stadium akhir penyakit kanker.
James White dipaksa untuk berubah.
Di bagian awal Josh Mond seperti membuat setting agar
penonton dengan cepat menilai bahwa karakter utama cerita, James White, merupakan seorang pecundang kelas atas, dari yang
ditunjukkan oleh James sendiri maupun dari orang-orang di sekitarnya, dan
hasilnya sangat efektif. Sangat cepat untuk menaruh rasa tidak suka hingga
benci pada James White, pria yang
seharusnya sudah mulai mencoba “matang” tapi seperti menolak untuk berusaha
menemukan jati diri dan justru lebih gemar bermain dengan narkoba dan alcohol.
Itu titik awal dan merupakan satu dari dua bagian krusial film ini, dan Josh Mond berhasil memberikan eksekusi
yang terasa pas.
Setelah itu? James White berubah menjadi drama dengan
plot yang begitu minimal. Tapi karena sudah ada dasar yang kuat apa yang
terjadi dimulai dari bagian penting kedua di mana James mengetahui Gail mengidap
kanker justru terasa padat dan memikat. Ini seperti Amour dengan posisi dua karakter sebagai ibu dan anak. Josh Mond tampak tidak ingin cerita jadi
terlalu luas, semua ia set simple seperti terus mengarahkan kamera ke arah
wajah James, dan kemudian menyerahkan sisanya kepada dua aktor utamanya untuk
memainkan emosi penonton. Hasilnya, manis, bahkan cukup mengejutkan karena James White akan memberikan kamu banyak
hal yang bukan hanya untuk diamati tapi juga dirasakan.
Bagaimana James White yang awalnya seorang
pecundang perlahan berubah karena tanggung jawab pada sang ibu dikemas dengan
baik. Dari sikap frustasi dan egois di awal kita berpindah menuju rasa sakit yang natural,
remaja yang terjebak tadi bertemu titik balik yang juga membuat kita sebagai
penonton yang tadi membencinya perlahan menaruh simpati. Penonton dibuat
merasakan apa yang James rasakan dan berharap hal yang terbaik datang kepadanya,
sesuatu yang terhitung sulit untuk dilakukan oleh sebuah film. Saya suka cara
Mond menjadikan krisis keluarga tidak sebagai paksaan yang murah dan dangkal
bagi James untuk berubah karena proses yang dipaksa itu dilengkapi dengan kasih
sayang dalam perjuangan yang dilakukan oleh James.
Tapi keterampilan dari Josh Mond membentuk cerita dan karakter
bukan highlight film ini, melainkan performa dua pemeran utamanya. Jika film
ini berada di bawah distributor besar saya sangat yakin Christopher Abbott dan Cynthia
Nixon akan jadi pesaing menakutkan bagi lawan-lawannya di awards season.
Kamera mayoritas menangkap wajah Abbott secara close-up, dan Christopher Abbott dengan tenang dan
konsisten berhasil menampilkan pesona yang cantik, dari pria dengan mental yang
tidak stabil menjadi sosok yang ingin kamu bantu untuk melewati masalah yang ia
hadapi. Sementara Cynthia Nixon
memberikan penampilan yang memilukan, “materi” Gail yang sudah sangat familiar
tidak menghalanginya untuk meninggalkan impresi yang kuat.
James
White adalah sebuah film sulit yang menyenangkan, sebuah
potret tentang menjadi dewasa yang sederhana namun tajam. Konflik yang ia bawa
tidak rumit tapi James White seperti
punya magnet yang akan mengikat kamu sejak awal hingga akhir, dari hitam
menjadi putih, dari benci menjadi simpati, dan menarik karena kesan klise tidak
pernah terasa mengganggu. Perasaan segar muncul ketika film berakhir karena
penonton seolah menjadi bagian di dalam cerita, semua berkat kecermatan Josh Mond sebagai kendali utama dan
tentu saja penampilan memikat dan kuat dari Christopher
Abbott dan Cynthia Nixon. Segmented.
Thanks to: rory pinem
0 komentar :
Post a Comment