Film terbaru dari
sutradara A Prophet serta Rust and Bone ini menciptakan kejutan
pada Cannes Film Festival bulan mei
yang lalu dengan sukses meraih penghargaan tertinggi Palme d'Or. Dheepan memang baik, dengan struktur yang berani serta
dipenuhi kejutan ia berhasil menggabungkan drama keluarga bersama sebuah aksi
balas dendam dengan bumbu thriller.
Tapi ibarat sedang travelling
menggunakan pesawat terbang, Dheepan memberikan take off yang mulus, kondisi yang nyaman ketika berada di atas
awan, namun pendaratan yang terasa kasar menjadi noda pada penilaian penonton
terhadap experience yang ia berikan.
Ketika perang antara
pemerintah Sri Lanka dan Macan Tamil
berakhir pada tahun 2009, Sivadhasan
(Jesuthasan Antonythasan) yang merupakan militan Macan Tamil harus
meninggalkan Sri Lanka demi keselamatannya. Langkah yang ia ambil adalah suaka
politik, datang ke Perancis bersama Yalini
(Kalieaswari Srinivasan) dan Illayaal
(Claudine Vinasithamby) yang merupakan orang asing baginya. Mereka dipaksa
untuk menjadi sebuah keluarga dan memakai identitas baru di mana Sivadhasan
menjadi Dheepan. Meskipun Dheepan
rindu dengan keluarganya yang hilang, dan Yalini semakin frustasi pada niatnya
untuk pergi ke Inggris, kehidupan baru mereka terhitung baik, hingga sebuah
perang antar geng lokal terjadi di lingkungan baru mereka.
Bukan berarti buruk
tapi Dheepan dapat dikatakan merupakan
sebuah letdown dari sutradara Jacques
Audiard, ini tidak berada di posisi yang sejajar dengan dua film keren
Jacques Audiard sebelumnya. Banyak pertanyaan yang ingin Jacques Audiard kita temukan jawabannya di sini yang lagi-lagi
ditampilkan dengan menggunakan karakter yang berjuang dari posisi rendah dalam
kehidupannya. Jauh dari titik awal kamu bisa merasakan ada kemenangan yang
telah di set di garis finish, dan kita berjalan menuju kesana dengan
menyaksikan sebuah ide yang oke di mana karakter dipaksa untuk membentuk sebuah
keluarga baru sebagai wadah Jacques Audiard untuk memainkan konflik tentang
humanisme itu.
Hasilnya oke, sejak
awal hingga akhir Dheepan terasa
stabil. Bagaimana karakter menyesuaikan diri hingga berhadapan dengan dunia
baru, penonton disediakan jembatan sehingga perjuangan dan masalah karakter
dapat kamu rasakan. Hal penting itu hadir, Dheepan
mampu membuat penonton menaruh simpati pada karakter dan cerita. Tapi sayangnya
kisah yang dimulai dan diakhiri dengan cara yang sama ini meninggalkan dampak
yang tidak istimewa terhadap isu humanisme yang ia bawa. Dheepan merupakan drama tentang manusia yang baik namun tidak
istimewa. Naskahnya terbilang oke dalam menyeimbangkan alur cerita yang terasa
nyaman itu, tapi seperti yang saya sebut tadi Dheepan seharusnya menghadirkan
sebuah “kemenangan” di bagian akhir, dan itu tidak menawan di sini.
Unik memang karena
sepanjang cerita Jacques Audiard
berhasil mempertahankan ketegangan di dalam cerita, beberapa kejutan juga
terasa oke, tapi hasil akhir terasa terlalu di atur. Kemauan untuk bertahan
hidup dan pengorbanan diri manis ditampilkan, cara Jacques Audiard menampilkan bagian yang provokatif juga baik, tapi
lima belas menit terakhir film ini terasa goyah, dan berakhir dengan sesuatu yang
terasa melewati batas aman. Ada sedikit perasaan tertipu yang saya rasakan
karena meskipun terasa longgar saya telah berhasil diyakinkan untuk seolah
terlibat di dalam perjuangan karakter di bagian pertama film. Bagian kedua
terasa kurang stabil, Dheepan lebih
sering berusaha membuat agar aksi balas dendam dan drama sosial bisa klik.
Dheepan
adalah karya terlemah dari Jacques
Audiard di antara tiga film terakhirnya, tapi sebagai drama tentang isu
humanisme ia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, walaupun sekali lagi ia
tidak meninggalkan impact yang luar
biasa. Kualitas akting juga patut diapresiasi, Kalieaswari Srinivasan menampilkan pergeseran emosi yang baik, Jesuthasan Antonythasan menampilkan sisi
hitam dan putih Dheepan dengan cara menyenangkan, begitupula Claudine Vinasithamby yang menjadikan
Illayaal sebagai pelengkap untuk mendorong perubahan dari tiga karakter utama.
Punya pesona, eksekusi yang tepat guna, Dheepan
merupakan drama keluarga yang menarik meskipun tidak powerful. Segmented.
Screened at 2015 Sinema
Film Perancis
0 komentar :
Post a Comment