"When they tried to silence him, he made the world listen."
Tugas dari sebuah film biografi bagaimana ia secara
komprehensif mencoba menceritakan kembali kisah kehidupan seseorang atau
setidaknya bagian paling historis atau penting dari kehidupan mereka. Ia tidak
boleh hanya sekedar "menghidupkan kembali" tokoh utama tapi ia juga
harus membawa penonton masuk kedalam mode mengamati karena mayoritas dari
mereka merupakan sebuah character study. Hanya itu? Tidak, karena seberapa kuat
dampak yang hasilkan setelah menyaksikan kehidupan tokoh yang ia gambarkan juga
punya peran penting. Semua hal itu dilakukan oleh Trumbo dengan aman.
Bak mandi, wiski, dan
rokok seperti sahabat bagi Dalton Trumbo
(Bryan Cranston), screenwriter kelahiran Colorado yang telah menulis beberapa skenario film Hollywood salah
satunya Kitty Foyle dimana ia
memperoleh nominasi Oscar. Trumbo merupakan anggota partai komunis, dan hal itu coba dimanfaatkan oleh pemerintah USA yang
mencoba untuk mengendalikan cara pandang penduduk negara mereka terhadap gejala
bangkitnya komunisme. Trumbo menolak permintaan dari pemerintah USA untuk
bersaksi tentang keyakinan politiknya, hal yang tentu saja membawa masalah baru
baginya.
Film ini sekelas dengan
Saving Mr. Banks yang hadir dua tahun
lalu, dan Unbroken yang hadir dua
tahun lalu, berhasil membuat karakter utama dari cerita berdiri kuat di pusat
tapi cara ia memainkan hal-hal disekitarnya karakter utama tidak memukau. Trumbo adalah bagaimana seorang pria
yang sangat idealis tetap berjuang mempertahankan apa yang ia yakini merupakan
sesuatu yang benar dan akhirnya mempertaruhkan hal-hal yang ia sayangi. Trumbo punya rasa cinta yang begitu
besar didalam cerita yang berhasil dikemas dengan tepat oleh Jay Roach dengan penggunaan pov yang
oke, termasuk didalamnya cara ia memainkan isu tentang perbedaan yang
menggelitik mengingat isu tersebut merupakan sesuatu yang “biasa” di tahun
1940an.
Tapi ada masalah kecil
di Trumbo ini yang membuat ia hanya
berakhir di level oke tadi. Jay Roach
dan John McNamara sudah membawa
Trumbo untuk masuk ke jalur yang tepat sebagai sebuah biografi dengan basis
studi karakter, tapi point-point klasik yang bisa membuat cerita dan karakter
tajam justru hanya mereka sentuh tidak mereka genggam lalu gali lebih dalam.
Ambil contoh script yang membuat karakter Trumbo
mirip seperti hanya sebatas duduk didalam bak mandi dan meneguk segelas
wine, ia tampil sebagai pria santai dengan tantangan yang tidak besar, ia tidak
berhasil menunjukkan ia “pahlawan” yang penting karena kecerdasannya. Sekuat
apapun Bryan Cranston melakukan push
dengan hati dan emosi terasa sulit untuk sepenuhnya jatuh kedalam charm karakter
Trumbo.
Penonton memang dengan
mudah akan merasakan feel dari cerita, situasi sejarah di era tersebut berhasil
di set dengan baik, tapi setelah itu yang kamu dapatkan adalah sebuah skenario
periodik yang menemukan dinding penghalang untuk mencapai titik tertinggi dari
potensi yang ia punya. Film ini ingin punya jalan untuk bercerita tentang sisi
hitam politik dan unsur kepahlawanan, tapi seperti karakter Trumbo ia juga seperti tidak nyaman
dengan status tersebut, menolak karena hanya ingin melakukan apa yang ia
percaya sebagai sesuatu yang benar. Hanya sebatas itu, Trumbo tampil oke tapi
eksplorasi yang minim meskipun telah ditemani dengan humor oke dan kinerja
acting yang mumpuni impact dibagian akhir tidak terasa kuat.
Trumbo
sebenarnya
sebuah film biografi yang understated dalam artian ia punya potensi untuk
menghujam penonton dengan isu yang ia bawa, dan ia berhasil menyampaikan apa
yang ingin ia sampaikan. Lalu mengapa pada akhirnya film ini jadi terasa biasa?
Bridge of Spies adalah penyebabnya, film
yang mengusung tema serupa namun sukses memberikan presentasi yang tidak hanya
sebatas standard. Perbandingan langsung tidak dapat saya hindari, dan itu
menggerus beberapa nilai dari elemen Trumbo
termasuk didalamnya bagaimana ia terus bermain aman dan seolah menjauh dari
“bahaya”. Studi karakter yang oke, namun sayangnya kurang menantang.
Nice review! Riringina, I wonder in which state are you? Last time in Philly, the movies aren't much of choice. So sad.
ReplyDelete