“Have I really become
that dull?”
Saya tidak tahu berada
di posisi mana ketika tahun lalu Angelina
Jolie menyatakan niatnya untuk pensiun sebagai aktris. Jolie punya alasan
yang unik dibalik keputusannya yaitu tidak lagi merasa nyaman berada di depan
kamera dan merasa nyaman berada di belakang kamera, tapi disisi lain film yang
telah ia sutradarai kala itu, In the Land
of Blood and Honey, meskipun mendapat nominasi Golden Globe juga kurang memuaskan. Rasa ragu eksis, dan boom,
hadir Unbroken yang ada di level
serupa. By the Sea persis seperti alasan Angelina
Jolie tadi, Before Midnight yang
merasa nyaman menjadi tidak nyaman.
Roland
Betrand (Brad Pitt) merupakan seorang penulis, dan istrinya
Vanessa (Angelina Jolie) adalah
seorang penari, kini berada di usia pernikahan yang ke 14 tahun. Pasangan ini
melakukan perjalanan ke pantai selatan Perancis dengan tujuan agar Roland
memperoleh inspirasi buat novelnya. Namun dari dalam mobil hingga tiba di kamar
hotel tidak ada sepatah kata yang keluar dari pasangan ini, Vanessa dengan
tatapan sedih, dan Roland yang tidak bisa menutup rasa cemas pada Vanessa. Kapal
itu mulai goyah, pernikahan mereka sedang dalam masa kritis. Celaka karena kondisi
itu menghasilkan niat lain dari Vanessa, sasarannya Lea (Mélanie Laurent) dan François
(Melvil Poupaud), penghuni kamar sebelah, pengantin baru yang ia tonton
aktivitas intim mereka melalui sebuah lubang kecil.
Alasan utama mengapa By the Sea merupakan sebuah romantic
drama yang nyaman menjadi tidak nyaman karena ambisi besar dari Angelina Jolie Pitt yang ia tanamkan di
dalam cerita ternyata sejak awal hingga akhir tidak pernah mampu untuk bernafas
dengan lepas. Roland dan Vanessa seperti dua karakter yang disandera tapi tidak
berusaha untuk melepaskan diri, lebih memilih menunggu bantuan datang. Bicara
tentang niat sebenarnya film ini sangat baik, seperti mencoba melakukan apa
yang Before Midnight lakukan tapi
dengan nada yang lebih gelap tanpa menggunakan lelucon sebagai pemanis. Tapi
sayang sekali Angelina Jolie Pitt
masih belum mampu memperbaiki kelemahannya sebagai sutradara, yang sebenarnya
telah ia tunjukkan di film sebelumnya dimana ia menjadi sutradara.
Karena proyek By the Sea terhitung private maka
kesalahan mengapa film ini gagal bersinar tentu saja bertumpu pada Angelina Jolie Pitt. Terdapat beberapa
minus yang menariknya saya pinjam dari review Unbroken di awal tahun, karena kelemahan yang hadir disini masih
sama seperti yang hadir di Unbroken.
Pertama, tidak ada urgensi. Mudah buat kamu untuk mengerti maksud dibalik
keheningan yang Jolie set, tapi cara ia memainkan materi tidak tangkas,
hasilnya seringkali cerita terasa monoton. Berikutnya adalah terlalu kaku. Ini
penyebab cerita tidak pernah bernafas lepas, Jolie tahu apa yang ingin ia
sampaikan tapi bingung pada cara penyampaian. Dan hasilnya penonton hanya
sebatas menunggu jawaban datang, bukan menelusuri dan merasakan secara mendalam
perjuangan di pernikahan Roland dan Vanessa.
Tidak banyak yang
terjadi di dalam cerita, dan kunci penting adalah bagaimana agar fokus terus
kuat sampai akhir. By the Sea gagal
menjaga fokus, cerita yang membutuhkan kedalaman yang baik justru di buat
misterius oleh Jolie. Oh, tidak full memang, ia juga tampak bingung dibagian
itu, apakah ingin menjadikan ini misterius atau tidak. Roland dan Vanessa
merasa bosan dan menderita pada pernikahan mereka, saya tidak mengatakan menyaksikan
ini menjadi sebuah derita tapi rasa bosan kerap hadir sejak awal. Kita tahu
mereka siapa, kita tahu masalah mereka, tapi sulit untuk mengenal Roland dan
Vanessa lebih jauh. Pasangan itu mungkin mengerti satu sama lain didalam diam,
tapi penonton tentu tidak. Masak masalah, buat ia tumbuh dari akar, bukannya
membuat masalah tentang depresi seperti teka-teki yang mondar-mandir selama dua
jam.
Tapi ada satu hal yang
menarik disini, dan untung saja ia tampil kuat sehingga meskipun cerita terasa
monoton dan cenderung membosankan kamu mungkin dapat bertahan karenanya. Bukan
kualitas akting, meskipun Jolie dan Pitt memberikan penampilan yang tidak dapat
dikatakan buruk. Sumbernya adalah visual dan music, dua hal yang tampil manis
juga di Unbroken. Gambar-gambar milik
By the Sea harus diakui sangat manis,
banyak membantu menahan agar kehampaan cerita tidak sangat menghancurkan.
Visual seperti sekumpulan gambar yang sejak awal di canangkan jadi bagian dari
majalah, jadi satu-satunya bagian yang sukses mencapai niat film ini untuk
terasa artsy. Saya juga suka dengan
penggunaan music, banyak membantu cerita yang kesulitan bernafas itu.
Apakah ini karena Angelina Jolie Pitt merupakan seorang yang idealis, keras kepala, atau bakatnya sebagai sutradara masih stuck, karena kelemahan film ini masih sama seperti kesalahan yang ia lakukan di film sebelumnya. Dan By the Sea semakin kacau karena
sepenuhnya dibangun oleh Jolie. Niatnya memang menyampaikan isu tentang gejolak
pernikahan tapi hasilnya seperti pasangan yang bersantai di tepi pantai tanpa
gairah. Tidak ada gejolak cinta yang kuat di film ini, plot dan karakter kaku
dan sering terasa kosong, berjalan terasa kaku dan monoton, isinya kehampaan
dan keheningan serta dramatisasi berlebihan. Mungkin Angelina Jolie sebaiknya bertapa untuk memperdalam ilmu, jadi
proyek selanjutnya tidak terkesan sekedar bermodalkan materi dan ambisi, karena
ia masih lemah dalam hal mengekplorasi. Segmented.
Thanks to: rory pinem
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete