"I knew this place was dangerous!"
Kecelakaan pertambangan
Copiapó yang terjadi pada tahun 2010
merupakan salah satu perisitiwa menakutkan yang dapat membunuh 33 penambang
yang terperangkap di bawah tanah. Usaha penyelamatan yang memakan waktu 69 hari
menjadi perhatian dunia kala itu, dan fakta bahwa 33 orang penambang tadi
berhasil tetap hidup dan selamat dari maut yang siap menghampiri mereka
kapanpun itu menjadi sebuah kisah perjuangan hidup yang inspiratif. Jangan
heran lima tahun kemudian muncul film yang berusaha menggambarkan kembali kisah
yang memang layak dibawa ke layar lebar tersebut. Masalahnya adalah apakah The 33 mampu menghadirkan magic dari kisah
ajaib tersebut?
Pagi hari tanggal 5
Agusus 2010, 33 orang pekerja turun menuju tempat kerja mereka di San José mine, sebuah tambang emas tua
yang sudah dinilai tidak stabil oleh ahli geologis. Walaupun mendapat
peringatan dari mandor Luis "Don
Lucho" Urzua (Lou Diamond Phillips) namun tuntutan dari boss
perusahaan memaksa para pekerja melakukan kewajiban mereka. Nasib buruk datang
tidak lama, tambang tersebut runtuh dan membuat 33 orang pekerja tadi terjebak
pada elevasi 2.300 kaki di bawah tanah. Pemerintah Chile melakukan upaya
penyelamatan, namun di sisi lain para pekerja juga harus menyelematkan hidup
mereka dengan sumber daya yang terbatas.
Patricia
Riggen bersama dengan tim penulis script pada dasarnya
mengerti apa yang kekuatan kisah di tahun 2010 tadi, tapi sepertinya mereka
juga berniat untuk tidak menjadikan perjuangan di atas dan di bawah tanah yang
memakan waktu dua bulan itu hadir dalam bentuk yang sederhana. Memang tidak
salah memasukkan beberapa dramatisasi misalnya yang bisa membuat cerita utama
semakin manis, tapi The 33 memperoleh
hasil yang sedikit melenceng dari sasaran. Film ini terasa kuat di pusat
cerita, tapi apa yang menemani cerita utama menimbulkan distraksi pada feel
dari kisah ajaib tersebut. Cukup disayangkan memang karena The 33 ternyata
memiliki beberapa bagian yang kehadirannya terasa “terlalu dipaksakan” sehingga
perjuangan bertahan dan menyelematkan hidup ini terasa sesak.
Rasa yang diberikan
oleh The 33 ini sama seperti yang
dilakukan oleh Everest, tugas
menggambarkan cerita dilakukan dengan baik tapi “punch” dari kisah perjuangan
yang dibawa tidak mengagumkan. Pada dasarnya The 33 punya potensi yang tidak bisa dikatakan buruk, dan meskipun
sedikit menghadapi kendala dengan penggunaan english kinerja dari para pekerja yang terjebak juga terhitung oke,
meskipun pesona mereka memang terasa seadanya dan hanya beberapa yang standout
seperti Antonio Banderas dan Lou Diamond Phillips misalnya, sama seperti
Juliette Binoche. Hal positif lain
dari The 33 adalah ia berhasil
membuat penonton merasakan sensitifitas dari isu didalam cerita, dari masalah
keluarga sampai politik. Di beberapa bagian kamu akan menemukan emosi yang
terasa oke, walaupun tidak mengikat kamu begitu dalam.
Yang jadi masalah
adalah dengan niat mencampur drama dengan unsur thriller tapi juga disertai
dengan sisi mellow, Patricia Riggen
tidak cekatan dalam mengemas itu semua, dan hasilnya The 33 sering terasa dipaksakan di banyak bagian. Presentasi The 33 bukan sesuatu yang sangat buruk, tapi hal terpenting dari survival
story seperti ini adalah kemampuannya dalam membawa penonton seolah menjadi
bagian dari perjuangan! Feel yang saya rasakan mixed, terdapat bagian dengan
thrill yang oke seperti bagian penyelamatan penuh frustasi di kompleks gurun
dengan susunan geologi rumit itu, tapi ada pula bagian yang seperti melayang-layang,
rasa claustrophobia misalnya terasa minim, cerita juga sudah di set untuk
kompleks tapi justru berjalan sangat-sangat lancar, minim tensi, apalagi ada
melodrama yang dapat dikatakan mengganggu.
Itu yang sangat
disayangkan dari The 33, seperti
kehilangan cengkeraman di titik tengah, sesuatu yang sudah dibangun dengan baik
untuk terasa kompleks justru berjalan dengan sangat sederhana. Kisah heroik
dari upaya penyelamatan di tahun 2010 itu
sebenarnya tidak perlu di push terlalu berlebihan, durasi dua jam yang diisi
dengan mondar-mandir lamban dan melodrama
yang tidak perlu. The 33 dapat
terasa lebih menarik andai saja bagian utamanya: upaya penyelamatan di atas
tanah, upaya bertahan hidup di bawah tanah, dan unsur family dibentuk lebih
padat, lebih ramping, sehingga upaya menginspirasi bisa meninggalkan punch yang lebih kuat. Tidak buruk, tapi sangat jauh dari kesan memukau, keajaiban yang ia ciptakan lemah, dan itu hal yang mengecewakan.
0 komentar :
Post a Comment