"The world is yours."
Cobaan atau masalah,
kemudian tantangan, mereka sudah jadi bagian penting bahkan wajib kehadirannya
didalam kehidupan setiap manusia, karena fungsi mereka tidak selalu buruk.
Dengan menghadapi cobaan kamu bisa jadi sosok yang lebih kuat bahkan lebih
dewasa dalam menghadapi kehidupan, dan untuk mewujudkan itu ada satu kunci yang
sangat penting: jangan menyerah. Klise memang dan itu ditampilkan dengan cara
yang juga klise oleh film ini, We Are
Your Friends, yang disini ia campur bersama kisah tentang musik dari salah
satu genre yang sedang populer beberapa tahun belakangan ini: EDM, baby!
Cole
Carter (Zac Efron) merupakan pria 23 tahun yang punya
mimpi besar untuk dapat menjadi produser musik, begitupula dengan tiga
sahabatnya dengan mimpi mereka masing-masing, Squirrel (Alex Shaffer) dan Mason
(Jonny Weston), termasuk Ollie
(Shiloh Fernandez), seorang pengedar narkoba yang ingin menjadi aktor.
Usaha yang mereka lakukan di klub malam selalu belum mampu membuka jalan bagi
Cole dan teman-temannya untuk meraih mimpi mereka, hingga suatu ketika Cole
bertemu dengan Dj terkenal bernama James
(Wes Bentley) yang siap menjadi mentornya. Tapi James bukan satu-satunya
sosok baru didalam kehidupan Cole, ada Sophie
(Emily Ratajkowski), wanita yang kemudian menghadirkan situasi sulit bagi
Cole.
We
Are Your Friends adalah film komersial debut dari sang
sutradara setelah menghasilkan beberapa film documenter, dan menariknya ia
seperti punya ambisi yang cukup besar. Sinopsisnya sederhana sebenarnya, pria
yang menghadapi kesulitan suatu ketika memperoleh sebuah titik terang tapi
sayangnya didalamnya juga turut serta masalah baru yang memaksa pria tersebut
membuat keputusan dari pilihan yang ia punya. Sejak awal kamu akan dengan mudah
menilai kalau music adalah jualan utama film ini tapi begitu mudah pula
merasakan upaya romance didalam cerita, sesuatu yang wajar dan tidak salah tapi
sayangnya jadi sumber mengapa We Are Your
Friends terasa seperti nasi yang kurang matang, bisa di konsumsi tapi tidak
memberikan kenikmatan yang istimewa.
Oke, at least unsur
music di film ini termasuk di kategori baik, tentang EDM termasuk di dalamnya BPM, penggemar musik jenis tersebut
mungkin dapat merasakan koneksi yang lebih kuat dengan karakter dan juga
cerita. Tapi bagaimana dengan mereka yang bukan penggemar EDM kesal hardcore? Perhatian kamu akan diganggu dengan drama yang
secara mengejutkan ternyata bukan sekedar pendukung belaka, bahkan saya
merasakan usaha membuat kisah yang mellow dari Max Joseph disini. We Are
Your Friends ternyata bukan sekedar tentang musik, seperti yang saya
singgung tadi ada niat yang lebih besar dibalik cerita. Ide utama Max Joseph disini adalah menggunakan
karakter sebagai subjek yang mengemban pesan pantang menyerah kepada
penontonnya, sekilas tampak menarik tapi ketika di adu dengan bagian music mereka
tidak saling mendukung.
Seperti perumpamaan
nasi tadi, ini tidak buruk tapi dari sisi drama ia terasa lesu, dari sisi
romance ia terasa canggung, dari sisi musik ia terasa loyo. Jatuh cinta, dunia
yang tidak adil, cobaan dan tantangan, sisi melodrama itu di push terlalu jauh
oleh Max Joseph, semacam ingin
menyampaikan pesan moral tapi punya isi yang mentah. Tidak hanya itu karena
niat lainnya seperti ingin agar penonton menyaksikan perjuangan karakter
celakanya disini karakter juga terasa kurang kuat. Chemistry diantara cast
tidak menarik, dan menyaksikan Zac Efron
serta Emily Ratajkowski bergerak
mondar-mandir bukan seperti menyaksikan dua manusia yang berjuang untuk
menyelesaikan masalah tapi seperti dua model amatir di peragaan busana, fisik
mereka oke tapi fokus mereka hanya lurus kedepan, tidak ada emosi.
We
Are Your Friends sebenarnya bisa saja jadi sebuah pesta
terlebih dengan penggunaan EDM sebagai
dasar cerita, tapi ternyata niat dibalik cerita lebih besar dari sekedar
menjadi sebuah pesta. Sebuah drama inspirasional dengan menggunakan musik
sebagai jalan, seperti itu kira-kira misi yang di emban film ini, tapi kesan
setengah matang yang ia tampilkan dari sisi drama, musik, hingga romance
membuat We Are Your Friends akhirnya
hanya akan dikenang sebagai sebuah “festival” yang serakah dan ceroboh. Hal
yang tabu jika penonton menilai sebuah film tentang musik terasa lesu dan loyo,
dan We Are Your Friends melakukan
itu karena fokus dari unsur drama yang cukup besar menarik atensi. Musik? Soundtrack oke.
0 komentar :
Post a Comment