Jika harus memilih film
terkini untuk dijadikan contoh sederhana bagaimana Turbo Kid menghibur
penontonnya maka saya akan pilih Mad Max:
Fury Road yang dikombinasikan dengan Why
Don't You Play in Hell? Ini adalah film menyenangkan yang membuat
penontonnya senang dengan mengajak mereka bersenang-senang menyaksikan cerita
dan karakter bersenang-senang. Turbo Kid
adalah petualangan 90 menit yang menyenangkan, dan itu sebenarnya sudah sangat
cukup untuk menggambarkan film ini, menghadirkan kembali sensasi yang dahulu
mungkin selalu kamu dan saya rasakan ketika menyaksikan kartun di minggu pagi.
Pada tahun 1997 bumi
mengalami gelombang peperangan dan meninggalkan kelompok kecil yang berniat
unutk kembali membangun peradaban yang kini kering, salah satunya The Kid (Munro Chambers), pemulung yang
juga pengguna sepeda BMX serta
penggemar Turbo Rider. Tujuan utama
The Kid adalah mengalahkan Zeus (Michael
Ironside), sosok yang menguasai sumber air, serta anak buahnya Skeletron (Edwin Wright). Untung saja
The Kid tidak sendiri dalam usaha mewujudkan rencananya tadi, ia bertemu dengan
gadis lugu bernama Apple (Laurence
Leboeuf), serta dibantu keberadaan Frederic
(Aaron Jeffrey), juara panco yang sedang mencari saudaranya yang hilang.
Film ini memang bukan
sebuah kartun tapi ia tampil dengan cara sebuah kartun menghibur penontonnya.
Penggunaan Mad Max dalam pengandaian
tadi lebih didasarkan pada cara film ini menyajikan elemen action, ini tampak
seperti Mad Max dengan menggunakan BMX, tapi secara level gila-gilaan yang ia
punya saya lebih suka menggunakan Why
Don't You Play in Hell? sebagai perwakilan, memikat penonton dengan
menggunakan aksi over-the-top penuh
darah yang lucu dan konyol tanpa harus terasa bodoh dan menjengkelkan. Sejak
awal hingga akhir ia terus dipompa dengan baik, menaruh kekerasan sebagai
prioritas utama tapi disertai dengan transisi yang halus sehingga membuat
penonton terus membangun imajinasi mereka, bagian yang paling saya suka karena
sejak awal saya seperti bergerak tanpa beban yang besar di sektor cerita.
Turbo Kid adalah
petualangan dimana dibawah kendali tiga orang (François Simard, Anouk Whissell, Yoann-Karl Whissell) ia tidak
pernah memaksa penonton untuk berhadapan dengan materi yang terlalu serius tapi
hiburan yang mayoritas di isi materi “kurang serius” mereka kemas dengan serius.
Apresiasi patut diberikan pada bagaimana tiga sutradara menyusun agar
masing-masing elemen dapat tampil menarik, dari action, komedi, bahkan horror.
Mereka punya pukulan yang oke, mempermainkan visual dengan rapi dalam
memberikan rasa liar, membuat drama tetap oke meskipun terus ditemani komedi,
tapi yang lebih menariknya lagi adalah ia membuat kamu seolah punya koneksi
dengan cerita dan karakter. Akhirnya Turbo
Kid seperti bercanda dengan teman akrab dengan menggunakan hal-hal ekstrim,
dan semakin unik karena teman tadi bukan hanya karakter protagonist.
Ah, gila, di bagian
tengah cerita saya sempat berharap agar karakter antagonis dapat memperoleh
ending yang baik, itu disebabkan karena mereka juga punya pesona yang membuat
saya bergembira menyaksikan mereka. Meskipun begitu Munro Chambers dan Laurence
Leboeuf tetap jadi bintang utamanya, chemistry
mereka oke, kamu akan mudah menilai mereka punya rasa suka bukan hanya satu
sama lain tapi juga suka melakukan apa yang mereka lakukan. Dan energi
menyenangkan itu semakin kuat pancarannya ketika ia dibantu dengan soundtrack
yang catchy, terasa cantik terutama pada saat pertempuran, begitupula dengan
kostum yang terhitung kuat dalam membantu karakter memancarkan pesonanya serta
sinematografi yang tentu saja punya pengaruh besar pada visual yang menghibur.
Satu-satunya kekurangan
dari Turbo Kid adalah ia tidak
menutup aksi bersenang-senang itu dengan sesuatu yang istimewa, sebuah noda
kecil. Sebenarnya tidak masalah memang apalagi sejak awal ia tidak mencoba
untuk tampil terlalu serius, tapi saat berakhir ada perasaan sedikit kurang
nendang. Atau apakah itu efek dari kegembiraan yang ia berikan sebelumnya?
Mungkin saja, karena potensi dimana energi penonton ikut terserap cukup besar
karena mereka ditempatkan seperti menjadi karakter lain didalam petualangan yang
menyenangkan ini. Sulit untuk mengatakan ini merupakan salah satu film terbaik
tahun ini, tapi untuk masuk didalam daftar film favorit, sangat mudah.
0 komentar :
Post a Comment