Setiap orang punya hal
favorit yang mereka inginkan dari sebuah film yang hendak mereka saksikan, dari
komedi yang lucu, romance yang membuat kamu tidak berhenti tersenyum, hingga
horror yang membuatmu berulang kali memejamkan mata. Bagaimana dengan terjebak
atau tersesat di dalam sebuah film? Memang terdengar aneh namun film-film tipe
seperti itu meskipun tidak membuat penontonnya menilai mereka sebagai sesuatu
yang istimewa namun sering kali justru mudah untuk muncul ketika kamu menyusun
daftar film-film paling memorable, ia mampu mencengkeram kamu dan menanamkan
kisah ia miliki di dalam memori kamu. The
Falling seperti itu, disturbing and memorable mess.
Lydia
Lamont (Maisie Williams) dan Abigail Mortimer (Florence Pugh) merupakan dua remaja putri dengan
tali persahabatan yang kuat berkat beberapa kesamaan, salah satunya di mana
mereka punya hubungan disfungsional dengan orang tua mereka. Namun suatu ketika
persahabatan mereka terguncang ketika si cerdas dan seksi Abigail mengatakan
bahwa ia telah kehilangan keperawanannya. Lydia tidak menaruh rasa cemburu tapi
seperti hadir rasa tidak nyaman dan aman di dalam dirinya terhadap Abigail,
hingga puncaknya suatu hari nasib sial menimpa Abigail dan membuat Lydia jatuh
pingsan. Anehnya apa yang dialami Lydia seperti penyakit yang menyebar ke
penjuru sekolah.
The
Falling merupakan sebuah drama misteri yang aneh, namun kesan unik
yang ia hasilkan menariknya menjadi sesuatu yang memorable bagi penontonnya.
Pada dasarnya ini adalah sebuah kisah tentang jiwa seseorang yang mencoba
bertarung untuk dapat stabil setelah kehilangan apa yang selama ini ia cintai,
dari kesedihan hingga kesendirian, tapi menariknya itu Carol Morley hadirkan dengan memasukkan karakter utama kedalam
sebuah misteri yang bahkan terkadang ditemani juga dengan sedikit komedi.
Unik, cara ia bercerita terasa lambat di bagian awal tapi cara ia memainkan
kesan misterius dan membuat penonton bertanya-tanya tidak pernah bergerak
lambat, kamu akan dibuat gelisah dengan pertanyaan sembari menanti apa yang
akan terjadi selanjutnya.
Mungkin ini tidak
sepenuhnya tepat tapi saya merasa kesan eksperimental dari The Falling. Di satu sisi ia terasa seperti drama psikologis dengan
berawal dari seks dan kemudian mencoba mengeksplorasi jiwa seseorang tapi ikut
pula menempatkan batasan-batasan yang kabur, di sisi lain ini seperti sebuah
komedi yang walaupun mencoba membuat penonton tertawa secara implisit tapi
frekuensinya terbilang cukup banyak, dan di sisi lain ada misteri tentang sains
tapi membuat penonton menolak untuk yakin bahwa apa yang terkandung di dalam
cerita adalah sebuah sci-fi. Itu yang membuat The Falling terasa aneh,
mondar-mandir bercerita tentang sesuatu yang tidak nyaman yang celakanya terus
membuat penonton menanti dan mengamati.
Apakah The Falling merupakan film yang mencoba
mengemis atensi? Iya, dan itu adalah salah satu eksekusi terbaik Carol Morley di sini. Saya suka cara ia
membuat penonton mempertanyakan apa yang terjadi dengan menggunakan hal-hal
yang berputar-putar, apakah sekolah itu angker, apakah pohon itu angker, apakah
ini semua hanya karena sebuah epidemic? Lalu masukkan komedi datar yang masih
terasa wajar, membuat penonton tersenyum sejenak namun kemudian mengembalikan
mereka kedalam masalah yang serius. Seperti bermain ping-pong, dan kita
ditemani dengan musik dengan rasa rock yang bukan hanya sebatas menggoda tapi
berhasil klik dengan nada cerita, bahkan di beberapa bagian ini terasa seperti
sebuah panggung teaterikal.
Kualitas performa cast
juga berhasil jadi sorotan menarik dari The Falling, baik itu pemeran muda
maupun pemeran tua punya kontribusi dalam menjadikan The Falling sebagai
penggambaran yang terasa aneh. Ini adalah debut Florence Pugh dan ia berhasil mencuri perhatian dengan sangat baik,
namun bintang di sini tentu saja Masie
Williams yang selama ini mungkin telah kamu kenal sebagai Arya Stark pada tv-series Game of Thrones. Masie Williams sangat baik dalam memimpin cerita, gejolak yang
dialami Lydia ditampilkan dengan baik, sikap keras terus ia jaga di dalam diri
Lydia, namun ketika menyampaikan rasa frustasi dari seorang remaja ia juga
tidak kalah menariknya.
Ketika ia berakhir kata
pertama yang saya ucapkan adalah: aneh, beberapa ide tentang isu perubahan dan
generasi muda juga tidak berakhir di level yang kuat, tapi sepanjang film
anehnya sangat sulit untuk mencoba pergi dari kisah misterius ini, karakter tidak
pernah meminta simpati tapi penonton seperti terjebak di dalam masalah karakter
dan dengan ikhlas ikut terlibat dalam proses pencarian yang ia lakukan sembari ikut memberikan interpretasi. Dan
celakanya disamping aksi mondar-mandir yang ia lakukan The Falling punya nada cerita yang halus, saking halusnya
dapat membuat penonton seperti sedang berada di dalam mimpi atau berada di dunia
lain yang unik. Segmented.
Film ini susah dipahami. Walaupun baca sinopsis ini, entah kenapa masih ngga paham
ReplyDeleteIya bener gimana sih? Masih ga ngerti:(
DeleteHallo Deranita dan Ana. Hallo Deranita dan Ana. Coba taruh fokus pada apa yang dialami oleh karakter, karena The Falling tidak mencoba menemukan jawaban. Misteri hanya sebagai “distraksi,” The Falling lebih ke arah menggunakan isu perubahan individu untuk mencoba provokasi tentang kejiwaan, bagaimana halusinasi, rasa takut, dan trauma menciptakan dampak destruktif pada psikologi seseorang. Dan itu sesuatu yang horror.
DeleteAnda cerdas menilai sebuah film yang hampir membosankan. Butuh pemahaman ekstra untuk menonton film ini, semoga yang menonton tidak akan tertidur. Saya sendiri sudah punya film ini sangat lama, tapi baru kali ini tertarik untuk melihatnya.
ReplyDeletebiarpun gw ud baca sinopsisnya, samoe sekrng masih gk ngerti juga
ReplyDeletebiarpun gw ud baca sinopsisnya, samoe sekrng masih gk ngerti juga
ReplyDeleteGw nunton film ini... cma ngk selesai, ketiduran. Tv yg nonton gwe, jdi ngk paham2 smpe besok. aseeem
ReplyDelete