Ketika kamu melanggar
lampu merah atau berkendara tanpa menggunakan atribut pengaman maka sudah
menjadi tugas polisi bahkan hakim untuk memberikan kamu hukuman yang setimpal,
tapi apakah semua hal di dunia ini harus berada dibawah teori satu ditambah
satu sama dengan dua? Bagaimana dengan isu sensitif seperti jalan hidup
misalnya, dan contoh sederhananya ingin digambarkan oleh Catch Me Daddy yang kemudian meninggalkan penontonnya dengan
pertanyaan lain dalam cakupan yang lebih luas lagi. Mana yang akan kamu pilih,
anak kamu patuh padamu tapi ia tidak bahagia, atau melihat anak kamu bahagia
setelah melanggar aturan milikmu yang faktanya bukan merupakan sesuatu yang
berbahaya?
Laila
(Sameena Jabeen Ahmed) kabur dari keluarganya yang
tinggal di pinggiran kota Yorkshire untuk
kemudian memilih hidup bersama pacarnya, Aaron
(Connor McCarron), seorang gelandangan yang sedang mencari pekerjaan. Mudah
untuk menilai rencana Laila berlandaskan rasa cinta dimana ia berharap dapat
membangun kehidupan yang baru bersama pacarnya yang berasal dari Skotlandia itu. Namun ayah Laila tidak
ingin rencana putrinya terwujud, pria asal Pakistan
itu memerintahkan saudara Laila dan orang-orang yang ia sewa untuk melakukan
pencarian dan membawa pulang kembali putrinya yang berusia 20 tahun itu,
bagaimanapun caranya.
Catch
Me Daddy adalah film yang memberikan penontonnya feel good
ketika ia telah berakhir, karena sejak awal kita bisa menilai bahwa ini sebenarnya
petualangan yang klise dan klasik di genre thriller, seseorang atau sesuatu
hilang kemudian cari sampai ditemukan. Tapi ada satu hal yang membuat Catch Me Daddy tidak menjadi sebuah
thriller yang begitu super standard, ia mampu menyampaikan dengan baik isu
utama yang ia bawa. Sekilas ia memang tampak seperti aksi catch and run belaka
tapi di debutnya ini Daniel Wolfe
punya penggambaran lain didalam cerita, ia memberikan kita pertarungan antara
tradisional dan modern dalam hal pola pikir, lengkap dengan plus dan minus di
tiap bagian dan itu hadir dengan kesan abstrak yang begitu kental.
Ceritanya sendiri lebih
bertumpu pada logika, tapi ia serta cara karakter berjalan sering kali tidak di
jalur yang sama dengan tumpuannya tadi, bahkan kerap terasa liar. Catch Me Daddy seperti menolak untuk
menuntun penonton di dalam narasi, masalah yang sederhana tadi ia sokong dengan
opsi solusi yang juga sederhana, jejalkan mereka bersama rasa cemas serta rasa
putus asa karakter, dan uniknya kita bisa temukan point terkait manusia
sekarang ini. Ini seperti sentilan kecil tapi kuat dari Daniel Wolfe kepada kehidupan sosial sekarang ini, memadukan isu
ekonomi, sosial, budaya, dan bungkus mereka dengan romansa cinta bersama salah
satu elemen penting dari sebuah thriller,
aksi kejar yang mampu memberikan liku-liku di cerita serta kejutan - kejutan
yang oke.
Awalnya memang terasa
kasar, bergerak lambat dengan maksud membawa penonton untuk lebih dekat dengan
hubungan antara Laila dan Aaron, tapi dengan dibantu penampilan para cast yang
juga oke Daniel Wolfe berhasil
menjaga proses itu sehingga daya tarik tidak tenggelam, dan kemudian bergeser
dari situasi yang tenang tadi. Salah satu minus film ini adalah karena cerita
sering tampil di malam hari di beberapa bagian saya terasa sedikit terganggu
tapi anehnya itu cukup efektif pula dalam menambah rasa waspada penonton pada
karakter dan cerita. Tidak hanya itu karena ia semakin oke ketika di campur
dengan misteri yang mampu membuat penonton terus bertanya-tanya, ancaman yang
terus-menerus bersembunyi bersama tampilan alam yang pucat namun, dan meskipun
punya potensi terasa melelahkan ada intensitas atau ketegangan yang oke dalam
film ini dengan nuansa yang unik.
Catch
Me Daddy bisa dikatakan merupakan Omar dalam versi yang lebih sederhana, kita tidak diarahkan untuk
sebatas fokus pada masalah diantara karakter yang sebenarnya sederhana
melainkan dibawa masuk lebih dalam. Ini adalah penggambaran masam dari
kehidupan sosial di dunia modern sekarang ini, meskipun sangat implisit ia
berhasil meninggalkan kesan yang oke sehingga meninggalkan penonton dengan
hal-hal menarik untuk mereka cerna kembali. Dan, itu ia tampilkan dengan
memasang thriller sebagai jualan utamanya. Catch
Me Daddy adalah sebuah “dongeng muram” dengan alur tradisional yang
berhasil mengolah kembali isu-isu klasik menjadi sesuatu yang cukup segar untuk
dinikmati. Segmented.
0 komentar :
Post a Comment