"There are no chicks with dicks, Johnny, only guys with tits."
Jika memakai
pengandaian, Ted itu seperti ketika
anda bersama sahabat yang konyol dan sedikit gila mengendarai kereta di atas
rel yang letak atau posisinya sering kali berada di tempat-tempat berbahaya,
seperti di tepi jurang misalnya, terus bergerak dengan cepat naik dan turun.
Bagaimana dengan Ted 2? Masih bersama
sahabat yang konyol dan gila tadi namun kali ini posisi rel berada di topografi
yang begitu “tenang” dan jauh dari kesan berbahaya, seperti di dalam kota
misalnya, masih bergerak cepat tapi tidak naik dan turun. Ted 2: just a "super" modest effort.
Setelah satu tahun
menikah sebagai upaya untuk menjaga keharmonisan hubungan mereka Ted (Seth MacFarlane) memutuskan untuk
memiliki anak bersama Tami-Lynn (Jessica
Barth). Mengadopsi anak merupakan pilihan yang mereka ambil, dan Ted yang
gila kembali beraksi dimana ia meminta sahabatnya John (Mark Wahlberg) untuk “membantu” mewujudkan keinginan mereka
tersebut. Namun celakanya belum begitu jauh rencana tersebut melangkah Ted
harus menghadapi masalah lain yang lebih berat namun terasa menggelikan:
hak-hak sipil Ted mulai dipertanyakan oleh pemerintah dimana ia di kategorikan
bukan sebagai makhluk hidup.
Hal tersebut membawa
dampak domino yang cukup signifikan bagi kehidupan Ted, ia tidak hanya
kehilangan dokumen dan pekerjaan yang ia miliki namun pernikahannya dengan
Tami-Lynn juga berada dalam bahaya. Situasi tersebut memaksa Ted menempuh jalur
hukum dimana ia dan John menyewa seorang pengacara bernama Samantha (Amanda Seyfried), wanita cantik yang celakanya
kemampuannya sebagai seorang pengacara belum begitu teruji. Tujuan Ted, John,
dan Samantha hanya satu: mengembalikan apa yang selama ini telah Ted peroleh
dengan membuktikan bahwa boneka beruang yang cabul tersebut merupakan makhluk
hidup.
Memang sejak Seth MacFarlane mengatakan Ted akan
memiliki kelanjutan kita sudah bisa memprediksi apa saja opsi yang ingin ia
lakukan disini, atau lebih tepatnya apa opsi dari misi utama Seth MacFarlane disini. Ketimbang
mengatakan ia sebagai kelanjutan kisah hidup Ted dan John ini lebih terasa
seperti upaya Seth MacFarlane
memperpanjang masa hidup sumber emas yang ia miliki, kembalikan Ted serta John
dalam sebuah tim dengan tipikal yang tidak memiliki perbedaan berarti dengan
film pertamanya, copy template humor di film pertama dan paste dengan editing yang
terasa minim untuk mengisi cerita film kedua, dan lengkapi mereka dengan hal
utama yang membuat Ted begitu menghibur tiga tahun lalu, karakter dengan
karakterisasi yang memikat.
Anehnya tidak semua
sentuhan yang terkesan pemalas tadi berakhir buruk. Hal menarik dari Ted 2
adalah ini tampil sebagai pembuktian bahwa MacFarlane semakin percaya diri, hal
yang sebenarnya sudah kita temukan di A
Million Ways to Die in the West namun sayangnya terasa kasar dan canggung.
Terasa menarik menyaksikan MacFarlane dengan sikap keras kepala miliknya itu
untuk tetap mempertahankan humor dengan rasa Family Guy di sini, hasilnya tidak buruk dimana cukup sering humor
yang terasa acak atau random berisikan hal-hal vulgar (yang tentu saja
merupakan hal yang penonton harapkan) seperti sindiran seksual dan kata-kata
kotor itu mampu menggelitik. MacFarlane berhasil mengemas hal-hal konyol untuk
terus berputar sehingga kesan lucu dari Ted dan juga John tidak pernah mati,
meskipun jika melanjutkan apa yang disinggung di awal tadi ini lebih terasa
seperti upaya “setengah hati.”
Ted
2
memang masih memiliki jiwa di dalam karakter tapi ia kehilangan kejutan yang
diberikan oleh film pertamanya. Sinopsis
dengan plot usaha untuk membuktikan Ted merupakan makhluk hidup sebenarnya
sudah menjadi titik awal dari kesulitan yang harus dihadapi Ted 2, ia
kehilangan sisi drama yang di film pertama tidak hanya menjadi pemanis tapi
berperan sebagai penyokong yang menjadikan hasil akhir begitu menyenangkan.
Disini sikap keras kepala dan idealis dari MacFarlane tadi memberikan dampak
negative, Ted 2 begitu bertumpu pada
komedi untuk terus hidup dan bergerak, dan dengan kuantitas referensi budaya
pop dari masa lalu (seperti The Breakfast
Club misalnya) yang begitu besar jangan heran jika anda mungkin akan sering
merasa lost in translation ketika berjalan bersama Ted 2.
Cukup berimbang adalah
jawaban yang tepat bagi pertanyaan bagaimana kualitas humor yang dimiliki film
ini. Beberapa lelucon masih mampu menghadirkan hit yang baik tapi disampingnya
juga eksis lelucon-lelucon yang jatuh datar, sering kali hadir akibat usaha
berlebihan untuk menjadikan ia agar terasa over-the-top.
Ted 2 terasa cukup miskin dalam hal
punchlines, tidak ada kejutan didalam dialog dimana anda akan lebih sering
tertawa akibat kesan lucu yang dimiliki oleh karakter. Penyebab dari minus di
bagian yang seharusnya menjadi senjata utama Ted ini adalah irama yang terasa
kurang nikmat, elemen komedi penempatannya terasa kurang rapi. Anda tidak
dibawa untuk perlahan naik dan bertemu dengan boom yang menghasilkan tawa,
sistem di Ted 2 adalah boom-boom-boom
yang kerap meninggalkan situasi ‘eh?’ setelah mereka berlalu.
Untung saja karakter
cukup mampu mengalihkan atensi dari editing yang terasa kasar itu. Meskipun
kembali sukses membawa banyak nama besar seperti Jay Leno, Jimmy Kimmel, Liam Neeson, Patrick Stewart, hingga Sam J. Jones untuk menyapa penonton
lewat penampilan singkat, kesuksesan terbesar MacFarlane disini justru terletak
pada bagaimana ia kembali mampu menjadikan Ted dan John sebagai duet yang
menarik. Mark Wahlberg dan Seth MacFarlane tidak menjadikan
penonton merasa asing dengan tik-tok diantara Ted dan John, dan Mark Wahlberg
sendiri kembali berhasil untuk menekan kesan canggung di titik nol ketika ia
membangun interaksi dengan Ted. Sementara itu penampilan Amanda Seyfried ternyata tidak begitu special, ia tidak berhasil
menggantikan Mila Kunis yang
ketidakhadirannya terasa seperti dibuang paksa.
Overall, Ted 2 adalah film yang kurang memuaskan.
Sejak awal ambisi yang MacFarlane miliki disini sudah terbatas sehingga tidak
heran Ted 2 lebih terasa seperti
usaha untuk memperpanjang hidup Ted untuk sekuel selanjutnya. Tampil lebih
random dan berani ketimbang film pertamanya Ted
2 pada akhirnya tetap berhasil berada di level menghibur, tapi dengan gerak
mondar-mandir tanpa irama yang nikmat, lelucon yang miskin pukulan
mengasyikkan, walaupun kembali menghadirkan chemistry yang mumpuni dari dua
karakter utamanya jika menilik pencapaian yang film pertamanya miliki ini
merupakan sebuah degradasi yang cukup drastis.
dear kak @rorypnm dan kak @riringina please update lagi reviewnya....krn review disini jd salah satu acuan saya sebelum nntn film....*thanks☺
ReplyDeleteInfo aja. Aku ketemu kak rory rabu minggu lalu pas nonton BoS dan katanya mereka bukan berhenti nulis tapi rumah untuk nulis lagi ngak ada. Ambigu tapi (semoga salah) aku nangkepnya blog ini sekarang ngak di tangan mereka. :(
DeleteDan kata kak rory mereka udah sebulan di wordpress. rorypnm.wordpress.com