"People are scared of you guys. They think you're dangerous, but the world needs to hear it."
Straight
Outta Compton adalah bintang yang tak terduga di box-office tahun ini, enam hari sejak
rilis berhasil meraih $67 juta dollar, berhasil meraih hati dan cinta bukan
hanya dari penonton umum namun juga para pengamat film. Apa yang menyebabkan
film ini mendadak menjadi hit yang mencuri atensi skala besar? Strategi
marketing serta pengaruh sosok ternama seperti Dr. Dre dan Ice Cube di
balik layar? Mungkin saja, namun dibawah kendali sutradara The Italian Job film yang menyandang status sebagai sebuah biopic
ini layak mendapatkan cinta tersebut.
Di era tahun 1980-an
para pemuda Afrika-Amerika di Compton menghadapi berbagai masalah, dari
kemiskinan, obat-obat terlarang, kekerasan hingga pelecehan dari polisi. Lima
pemuda, Dr Dre (Corey Hawkins), Ice Cube
(O'Shea Jackson Jr), Eazy-E (Jason Mitchell), MC Ren (Aldis Hodge), dan DJ Yella (Neil Brown Jr) mencoba
melakukan perubahan dengan membentuk sebuah grup music hiphop NWA dengan
bantuan manajer Jerry Heller (Paul
Giamatti). Tapi dengan cepat pencapaian tersebut mendorong masalah lain
masuk kedalam kehidupan mereka, bukan hanya di karenakan uang namun besarnya
cinta yang mereka dapatkan dari para fans sama besarnya dengan rasa benci dari
pihak yang membenci eksistensi mereka.
Sebagai wanita yang
menjalani masa coming-of-age di tahun 2000-an tentu saja saya tidak mengenal
atau mengetahui siapa itu N.W.A (Niggaz wit' Attitude) meskipun memang
saya tahu dua anggotanya, Dr. Dre dan
Ice Cube. Hal tadi jika ditambah
dengan fakta bahwa saya bukan salah satu penggemar kelas berat dari music
hiphop semakin melengkapi status saya yang datang menyaksikan film ini sebagai
penonton awam. Nah, kondisi itu yang justru menjadikan Straight Outta Compton terasa menarik buat saya, diawal berharap
ini pasti sasaran utamanya para penggemar music hiphop tapi ternyata ketika
durasinya yang lebih dari dua jam (menariknya tidak terasa membosankan) itu
berakhir saya ditinggalkan dengan rasa puas.
Apa yang menjadikan Straight Outta Compton terasa menarik?
Ia berhasil memindahkan energi dari perjuangan karakter kepada penonton,
mencengkeram mereka sejak awal dan membuat penonton seolah jadi bagian dari
perjuangan tersebut. Ini bukan sekedar perjuangan kelas bawah untuk membuktikan
eksistensi mereka dengan bergantung pada label the world's most dangerous rap group yang mereka bawa, Straight Outta Compton ingin membawa
kamu menyaksikan perjalanan N.W.A
di era tahun 1980-an yang lalu dalam
upaya mengubah perspektif terhadap industry music hiphop. Well, memang ada
kekerasan dan segala macam hal negatif yang selama ini sering kali jadi image
genre music tersebut tapi dengan menggabungkannya bersama gairah dari music itu
sendiri Straight Outta Compton sukses
berjalan dengan baik hingga akhir.
Kesuksesan yang akan
saya kenang dari Straight Outta Compton
adalah bagaimana ia mencampur drama, music, dan komedi dengan baik tanpa meninggalkan kesan provokatif yang berlebihan. F. Gary Gray melakukan pekerjaan yang
baik disini terutama pada menjaga agar tiga bagian tadi punya ruang dan
kesempatan masing-masing, masalah ketidakadilan sosial misalnya ditangkap
dengan baik sehingga tidak terasa menghakimi, para pemeran punya momen dimana
mereka mengeluarkan sinar dari masing-masing karakter, dan kerja sama diantara
mereka terasa oke, ada yang berperan sebagai pemimpin tapi di dukung dengan
karakter yang berperan memasukkan unsur komikal. Dan tentu saja kelebihan tadi
dilengkapi dengan soundtrack yang
mampu meningkatkan tensi di setiap scene dimana ia hadir.
Tapi bukan berarti Straight Outta Compton tidak punya
kekurangan, ini tidak istimewa, bahkan di beberapa bagian ada yang terasa
mentah. Durasinya 147 menit dan ada alasan dibalik itu. Setelah sedikit masuk
kebagian tengah cerita Straight Outta
Compton mulai terasa sedikit canggung, power dari ensemble sedikit kendur. F. Gary Gray seperti punya beban untuk
membuat masing-masing karakter utama punya bobot yang kuat, tidak heran kerap muncul kesan studi karakter di dalam
narasi. Meskipun begitu apresiasi layak diberikan kepada F. Gary Gray dan tim karena dengan kekurangan tadi laju cerita tidak terasa
lesu, dan yang terpenting tujuan utama mereka diawal tetap oke hingga akhir,
fokus yang baik menjadikan cerita tetap menarik untuk di ikuti. Menghibur.
Ririn, do you live in America? You know, I wanna watch this so bad :(
ReplyDeleteHello, Sinekdoks. :) That’s right, currently I stay in the US.
ReplyDelete