"Billy Hope knows how to take a punch, but he also drops bombs."
Terkadang masalah itu
punya maksud lain dibalik kehadirannya di dalam kehidupan kamu, seperti
kehilangan misalnya yang bisa saja punya tujuan untuk menjadikan kamu lebih
giat lagi untuk mendapatkannya kembali atau bukan tidak mungkin memperoleh yang
lebih baik dari sebelumnya. Southpaw adalah
sebuah film tentang tinju yang menariknya tidak sekedar ingin membuat kamu
menikmati pukulan di sana dan di sini, dengan formula standard ia ingin
memberikan penggambaran tentang percaya pada harapan dengan menggunakan drama
di luar dan di dalam arena tinju yang, oke.
Billy
"The Great" Hope (Jake Gyllenhaal) kini telah
menuai hasil kerja keras yang ia bangun sejak lama, menjadi juara tinju kelas
berat yang bukan hanya menyandang status tak terkalahkan tapi juga favorit
banyak orang. Tapi dengan usia yang kini telah menua Billy mulai menerima saran
dari istrinya Maureen (Rachel McAdams) untuk
pensiun selagi berada di posisi puncak, lepas dari jeratan sang manajer Jordan Mains (Curtis "50 Cent"
Jackson) dan menikmati hidup sebagai keluarga normal bersama putri mereka, Leila (Oona Laurence). Namun keinginan
Maureen itu kandas ketika pada suatu acara amal Billy bertemu dengan seorang
petinju bernama Miguel "Magic"
Escobar (Miguel Gomez).
Southpaw
ini sebenarnya bukan sebuah presentasi drama olahraga yang super buruk, tapi ketika
mengingat potensi yang ia berikan saat pertama kali menyapa penonton lewat
teaser dapat dikatakan ia juga tidak berhasil meraih potensi yang ia punya.
Harapan saya ketika itu adalah Southpaw
mampu menjadi film yang mampu merangsang penonton di titik tertinggi baik itu
lewat pukulan keras diatas ring dan juga drama keluarga di luar ring, namun
sayangnya yang ia berikan mungkin enam atau tujuh dari potensi sepuluh. Antoine Fuqua termasuk oke dalam
membangun cerita, meskipun di awal terasa kaku dan terasa sedikit sulit untuk
bisa klik dengan kombinasi cerita dan karakter namun pada akhirnya penonton
dapat rooting dengan perjuangan Billy, tapi ibarat orchestra Southpaw punya beberapa alat musik yang
dimainkan dengan kurang baik.
Masalah utama Southpaw bagi saya adalah script yang
ditulis oleh Kurt Sutter (Sons of
Anarchy). Sinopsis terasa oke tapi mengapa semakin lama cerita justru
terlihat semakin sederhana dan power yang ia punya terasa kurang stabil.
Cerita seperti ragu untuk menekankan fokus dimana, apakah perjuangan Billy di
atas ring atau justru di luar ring? Iya, ini bukan hanya sekedar pria yang
berjuang memukul pria lainnya untuk meraih kemenangan, cerita kental dengan
hubungan antara ayah dan anak perempuannya serta drama di bagian lain yang
sering kali tersandung saat berlari. Fokus yang tidak kuat menjadikan hasil di
dalam ring dan di luar ring seperti masing-masing berdiri sendiri dimana
seharusnya membentuk sebuah kombinasi, didalam ring memberikan momen komplek
terbaik tapi ketika beralih ke luar ring seringkali tampak sederhana.
Hal tadi mungkin bisa
di minimalisir jika Southpaw mau
sedikit bermain-main di awal, bukannya justru langsung membawa kita menuju masa
dimana Billy berhadapan dengan banyak masalah. Penonton peduli dengan
eksistensi Billy, tapi keterlibatan emosi yang mumpuni untuk menjaga mereka
tetap membara hingga akhir terasa kurang. Walaupun begitu hal tersebut tidak
terasa sangat mengganggu bagi saya berkat kemampuan Antoine Fuqua dalam menciptakan adegan aksi yang mampu menjaga
minat penonton. Sangat suka dengan dramatisasi visual yang oke dengan gerak
dinamis dari Southpaw, penonton
seperti dibawa sangat dengan pertarungan, hal yang dimanfaatkan dengan sangat
baik pula oleh Jake Gyllenhaal dengan
tampilan fisik mengejutkan hasil transformasi dari Nightcrawler.
Tour-de-force
untuk Jake Gyllenhaal? Tidak juga,
meskipun apa yang diharapkan darinya mampu ditampilkan oleh Gyllenhaal dengan
baik, ia mampu menjadikan Billy terasa ganas, ia juga mampu mengubahnya menjadi
pria rentan, bahkan ada momen dimana dua hal tadi hadir bersamaan. Penampilan jajaran cast juga banyak membantu Southpaw menutup nilai negatif yang ia miliki tadi, contohnya seperti hubungan yang Gyllenhaal bangun dengan karakter lain yang terasa oke, dari McAdams hingga
Whitaker, namun yang paling mencuri perhatian jika berbicara tentang kinerja
para cast adalah performa mengejutkan dari Oona
Laurence. Posisinya memang sebagai pendukung tapi ditangan Oona Laurence
yang memberikan penampilan sangat natural karakter Leila kerap mampu membuat
penonton lebih tertarik menantikan perkembangan yang akan terjadi padanya,
kurang lebih seperti yang dilakukan Hailee
Steinfeld di True Grit.
Memang tidak berhasil
meraih hasil maksimal yang bisa ia dapatkan, tapi sebagai sebuah drama olahraga
Southpaw adalah sebuah hiburan yang
cukup menghibur. Akibat terlalu cepat masak di awal Southpaw terasa draggy
ketika berusaha mengisi banyak ruang tersisa yang ia telah tetapkan (yang
seseungguhnya bisa di potong) dengan drama yang kurang oke, walaupun disisi
lain Antoine Fuqua cukup cerdik dalam
menutup kelemahan di script yang ia punya dengan eksekusi menyenangkan di atas
arena tinju. Sebuah hiburan yang menghibur dan cukup berimbang meskipun kembali lagi, ini
pada awalnya punya potensi untuk menjadi sesuatu yang istimewa, tidak selevel The Fighter tapi setidaknya tidak
seburuk Grudge Match. Segmented.
0 komentar :
Post a Comment