Walaupun tetap saja tricky melakukan remake pada sebuah karya yang sebelumnya tidak begitu sukses atau
berada di level yang biasa-biasa saja mungkin akan meninggalkan pertanyaan yang
lebih sedikit ketimbang jika sumber asalnya itu telah berhasil mencetak
kesuksesan. Tidak berhenti sampai disana saja karena Love You Love You Not yang merupakan adaptasi film asal Thailand, I Fine... Thank You Love You, juga mencoba menghadirkan kembali
romansa manis tersebut hanya selang delapan bulan dari tanggal rilis sumber
bahan di negeri asalnya. Ya, kesuksesan tidak hanya datang dari semangat yang
besar saja karena terkadang strategi punya peran penting didalamnya.
Seorang wanita asal Jepang bernama Suchin (RR Melati Pinaring) berhasil lulus tes dan akan segera
berangkat ke USA, namun sebelum meninggalkan Indonesia ia masih memiliki satu
masalah yang ingin ia selesaikan. Suchin ingin putus dengan pacarnya Juki (Hamish Daud), pria yang mungkin
berhasil menarik perhatian Suchin karena tampangnya yang blasteran Jepang dan
Mampang, tapi bahasa menjadi kendala. Oleh karena itu Suchin meminta bantuan Amira (Chelsea Islan), guru bahasa
Inggrisnya untuk menerjemahkan pesannya kepada Juki. Celakanya Juki punya
strategi berbeda, ia meminta Amira untuk mengajarkannya Bahasa Inggris agar
dapat menyusul Suchin ke USA.
Saya tidak bisa menolak
bagaimana Love You Love You Not masih
mampu memberikan senyuman dibalik presentasi yang memang tidak begitu jauh
berbeda dengan I Fine... Thank You Love
You, tapi yang jadi masalah itu adalah film ini mayoritas tidak berhasil melakukan apa
yang sumbernya tadi berhasil lakukan, memberikan kisah romansa yang seperti
tidak mencoba terlalu keras untuk membuat penonton terpukau tapi berhasil
meninggalkan mereka dengan kesan yang mendalam. Kamu bisa perhatikan bagaimana
eksekusi dari sutradara Sridhar Jetty
serta naskah yang disusun oleh Mira
Santika seperti punya beban yang berat sejak narasi mulai meninggalkan sinopsis, mereka ingin memberikan
penonton Indonesia sesuatu yang baru dari cerita yang tentu saja sudah mereka ketahui
tapi disisi lain mereka seperti punya tanggung jawab untuk menjaga apa yang
membuat I Fine... Thank You Love You
mempesona.
Love
You Love You Not mencoba terlalu keras untuk menjaga
struktur utama cerita tapi juga digabung bersama usaha keras lain untuk
memberikan modifikasi kecil, dan celakanya dua hal itu mereka lakukan dengan
kurang tepat. Alur cerita terasa kaku, sering kali scene yang hadir seperti
sebuah jalan yang tiba-tiba naik dan turun dengan tajam atau curam sehingga merusak alur cerita, bahkan ada
yang terkesan di tempel untuk memenuhi kewajiban “menjaga” tadi. Tapi masalah
terbesarnya bukan itu melainkan pada eksposisi, pada bagaimana
hubungan sebab dan akibat dari cerita tumbuh, seringkali mereka membuat
penonton untuk hanya cukup tahu apa yang terjadi bukan berasal dari mana mereka
sehingga hal tersebut dapat terjadi, dan itu banyak yang berasal dari usaha
modifikasi tadi.
Modifikasi sendiri
memang jadi bagian penting dari sebuah film yang merupakan adaptasi dari sebuah
film, tapi yang Love You Love You Not
lakukan disini seperti yang saya sebut tadi, terlalu kasar. Ada bagian yang
mereka buat untuk memasukkan unsur komedi tapi hasilnya mentah, ada bagian yang
mereka bentuk untuk menyesuaikan cita rasa romance bagi penonton Indonesia tapi
hasilnya juga kurang matang, bahkan buat saya ini bagian paling menjengkelkan
dari film ini karena ia tidak berhasil mentransfer pesona kisah cinta yang
dimiliki sumbernya kedalam tampilan baru. Ini seharusnya bercerita tentang pria
yang akhirnya menemukan cinta yang sesungguhnya ia butuhkan melalui sebuah
situasi unik, tapi Love You Love You Not
tampak seperti seorang pria gila bingung pada cinta yang mana yang ia butuhkan,
mengejar kekasih lama terasa setengah hati, jatuh cinta pada sosok baru juga
setengah hati.
Nilai positif film ini
ada di dua pemeran utamanya, Chelsea
Islan dan Hamish Daud, walaupun
chemistry yang tidak kokoh diantara mereka juga jadi faktor lain mengapa unsur
romance dari film ini tidak berakhir pada posisi yang kuat. Love You.. Love You Not bukan sebuah
usaha yang buruk sesungguhnya, ia mampu membuat penonton tersenyum dengan
beberapa lelucon yang oke walaupun banyak yang mencoba terlalu keras sehingga
kerap terasa garing. Sayangnya waktu rilis yang begitu dekat dengan sumbernya
menjadikan penonton masih begitu segar dengan apa yang mereka peroleh dari I Fine... Thank You Love You, membuat
perbandingan yang sulit dihindarkan sehingga mempengaruhi hasil akhir yang
diberikan film ini. Meskipun begitu saya yakin penonton yang belum menyaksikan
sumbernya mayoritas akan merasakan hal yang sama, Love
You Love You Not bukan romance
yang dibantu komedi, tapi komedi sebagai pusat yang di bantu romance, dan
celakanya pusat tersebut juga tidak kuat. Love
you? Hmmm. Love you not? Hmmm.
0 komentar :
Post a Comment