Sinopsis:
Kang Sun-Woo (Cho
Jung-Seok), pria yang walaupun masih belum mampu
melupakan sang mantan pacar berkat sikap percaya diri dan tentu saja wajah
tampannya memperoleh status sebagai seorang koki populer. Salah satu fansnya
adalah Na Bong-Sun (Park Bo-Young),
wanita introvert yang sangat pemalu dan rendah diri, seorang sous chef di
restoran milik Kang Sun-Woo. Hubungan diantara mereka mendadak berubah ketika Na Bong-Sun kerasukan roh bernama Shin Soon-ae (Kim Seul-gie), hantu
perawan yang penuh nafsu.
[Spoiler Alert]
Episode 1 (3/7/15)
Jika menilik komposisi
secara keseluruhan tidak ada sesuatu yang special dari episode pertama, tugas
utamanya murni sebagai intro, namun terdapat dua hal menyenangkan yang berhasil
Oh My Ghostess (OMG) tinggalkan bagi
penontonnya di sini, satu dari sisi rasa cemas, dan satu lagi lewat excitement.
Rasa cemas saya sebelum menyaksikan episode pertama berkurang cukup signifikan ketika
episode ini berakhir, ia mampu meminimalisir rasa cemas pada potensi untuk
terperangkap dalam petualangan yang itu-itu saja atau monoton menjadi kecil
lewat variasi plot yang tampak menjanjikan. Nah, itu pula penyebab perubahan
excitement yang begitu drastis dari before dan after ketika menyaksikan episode
ini.
Cukup langka untuk
menemukan episode pertama sebuah tv series yang mampu melakukan apa yang
episode pertama OMG ini lakukan, untuk tidak hanya sekedar sebagai kemasan
perkenalan bagi penonton namun juga mampu langsung mencuri perhatian mereka. Ketika
ia berakhir saya ditinggalkan dengan perasaan bahagia, merasa ini akan menjadi
sebuah petualangan yang mengasyikkan yang menjadikan setiap akhir pekan semakin
berwarna. Apa penyebabnya? OMG seperti perpaduan antara pahit dan manis yang
sangat lembut dimana dua rasa itu tidak saling menghancurkan namun justru
menciptakan sensasi yang pas bagi penikmatnya.
Ya, meaningful fun,
bagaimana ketika anda dibuat menaruh rasa simpati dan empati pada karakter tapi
disisi lain akan bertemu dengan lelucon-lelucon tepat guna yang membuat anda
tersenyum dan tertawa. Script tidak mencoba mendorong kompleksitas berlebihan
di awal, ia mampu memperkenalkan karakter dengan baik tapi turut disertai
dengan inti yang kuat di pusat cerita sehingga setiap karakter punya daya tarik
yang tidak hanya oke tapi juga unik dan memorable. Pencapaian serupa juga di
lakukan oleh para aktor, tidak hanya Park
Bo-young dan Jo Jung-suk tapi juga sidekick karakter, bahkan Kim Seul-gie dapat dikatakan menjadi
highlight di episode ini.
Tapi kualitas cerita
dan karakter yang mumpuni tadi menjadi lengkap setelah dibungkus bersama alur
yang lembut tapi kuat, yang kemudian juga memberikan hook kuat bagi penonton. Mungkin
saja itu dampak dari setting awal yang tidak mau memberikan penonton sebuah
beban di sektor cerita tapi saya menemukan alur cerita yang ringan dan renyah
dari OMG, seolah ingin menciptakan pondasi yang benar-benar kuat bagi cerita
dan karakter dengan menampilkan keseimbangan dari sisi manis dan pahit yang ia
punya. Well, itu berhasil, ia mampu tampil lucu tapi disisi lain meninggalkan
penonton dengan sesuatu yang lebih dalam dibalik masalah setiap karakter untuk
di ikuti. Start yang sangat baik.
Score:
8/10
Episode
2 (4/7/15)
Setelah berhasil
menciptakan pondasi yang mumpuni di episode pertama kali ini Oh My Ghostess
mencoba bergerak sedikit lebih cepat di episode dua. Sama seperti karakter Na
Bong-sun yang kini berubah menjadi lincah dan ceria kita dibawa untuk sedikit
bergeser ke sisi komedi meskipun tetap saja komposisi yang ia miliki tidak
berlebihan mendominasi. Episode dua seperti sebuah rollercoaster yang membawa
penumpangnya mendaki sembari mengantisipasi turunan tajam telah menanti, semua
berkembang semakin baik dan menarik tapi disisi lain rasa cemas juga uniknya
muncul terutama pada bagaimana dua jiwa dalam satu tubuh itu akan berakhir. Ya,
ada sedikit concern dibagian ini meskipun faktanya episode dua tidak hanya
meneruskan tapi membawa kegembiraan di episode pertama untuk naik ke level berikutnya.
Saya suka ide
menggabungkan dua karakter yang juga menjadikan karakter Shin Myeong-Ho
mendadak menarik, karakter Choi Sung-Jae yang akhirnya masuk ke panggung utama
lewat rasa curiga yang saya taruh pada kebiasaan “berkunjung” yang ia lakukan,
pertumbuhan yang juga dialami Min-Soo and the kids, tapi hal yang sedikit
mengusik disini adalah jika akhirnya Soon-ae masuk kedalam tubuh Bong-sun maka
pada karakter mana saya harus menaruh simpati. Master's Sun dan Big langsung
terlintas di pikiran saya, dan dari sana muncul rasa khawatir karena cerita
dengan tipikal seperti itu justru sangat mudah terperangkap dalam kisah yang
monoton. Tapi apakah hal tersebut menunjukkan tanda-tanda akan muncul setelah
menyaksikan episode dua ini? Celakanya tidak, upaya memperlebar arena bermain
justru menjadikan OMG tampak berlapis dan menarik.
So, apakah akibat
ending di bagian pertama itu kita akan kehilangan unsur fun dari karakter
Soon-ae disini? Tidak. Setelah dikalahkan
oleh Kim Seul-gie di episode pertama kali ini Park Bo-young ternyata berhasil
merebut panggung utama dengan sangat halus. Transisi yang begitu cepat ketika
ia berubah dari Bong-sun menjadi Soon-ae memang terasa sedikit janggal (saya
tidak tahu “ghost rules”, so it’s okay), tapi menyaksikan Park Bo-young
memainkan Soon-ae di tubuh Bong-sun tidak pernah gagal membuat saya tertawa
geli, seperti menyaksikan Kim Seul-gie benar-benar masuk kedalam tubuh
Bong-sun. Park Bo-young memberikan penampilan yang akan membuat penonton yang
baru mengenalnya tersenyum dan juga penonton yang telah mengenalnya tersenyum
lebih lebar.
Bagaimana dengan Cho
Jung-Seok? Setelah meninggalkan impresi yang tidak begitu kuat di episode
pertama perihal tugas yang ia miliki dalam cerita, kali ini Kang Sun-Woo tampil
impresif. Sangat suka bagaimana penulis berhasil menghapus kesan dimana
sebelumnya karakter Sun-Woo tampak seperti pintu yang membuka jalan bagi
masalah hadir kedalam cerita, dan kemudian mendorongnya kedepan untuk berada di
posisi dimana ia seharusnya berada, pusat cerita. Cho Jung-Seok memberikan
performa yang baik disini, karakter Sun-Woo punya koneksi yang lebih kompleks
dan variatif ketimbang karakter lain namun ia memberikan pesona yang oke di
masing-masing line tadi, dan itu belum menghitung bagaimana akhirnya kita
mengerti bahwa karakter Sun-Woo ternyata tidak kaku dan cenderung dorky.
Score:
8/10
Episode
3 (10/7/15)
Setelah memberitahu
kita para penonton bahwa ini akan menjadi petualangan yang mencoba bergerak
seperti rollercoaster, OMG justru mulai mencoba menghadirkan kesan tarik dan
ulur di episode ini. Bukan dalam konteks yang buruk tentu saja karena tarik dan
ulur disini justru akan penonton rasakan setelah menyaksikan satu jam
menyenangkan terbaru yang OMG berikan. Point menarik dari episode ini adalah
bagaimana Soon-ae dengan kombinasi performa yang manis dari Park Bo-young dan
Kim Seul-gie (emosi yang cantik) berhasil membuat penonton semakin tenggelam
dalam keceriaan yang mereka tampilkan namun disisi lain justru membuat kita
semakin waspada pada eksistensi karakter lain yang notabene menyandang status
pemain utama, Na Bong-sun.
Ya, khawatir bukan
menjadi sesuatu yang berlebihan memang karena awal yang menarik tentu membuat
penonton berharap cerita tidak terperangkap dan menjadi monoton. Episode
seperti khusus disediakan bagi karakter Shin Soon-ae, kita di buat mencintai
karakteristik miliknya sekalipun itu hadir dalam wujud Bong-sun, tapi yang
menarik tidak hanya itu karena dengan sangat efektif Soon-ae juga diberikan
backstory yang menaikkan nilai dari karakternya. Soon-ae ternyata bukan hanya
sebatas hantu wanita muda yang gentayangan tanpa tujuan, masih berada di dunia
meskipun telah mati ternyata menyimpan misi lain yang uniknya terasa ringan
namun hangat: membantu keluarganya.
Hal tersebut yang
semakin meyakinkan bahwa tim penulis dan sutradara OMG punya konsep yang kuat
di bagian awal ini. Mereka cerdik dalam mempermainkan materi dan memanfaatkan
karakter untuk kemudian disatukan kedalam alur yang santai namun dalam.
Hubungan sebab dan akibat dari eksistensi setiap karakter semakin tajam,
penonton bahkan tidak hanya semakin tertarik dengan karakter utama namun juga
karakter pendukung seperti bromance misalnya yang di persenjatai dengan
komposisi yang tepat. Dan itu merupakan sesuatu yang layak di apresiasi ketika
sebuah tv series mampu memberikan tiga episode stabil berada dalam level baik
dan menghibur hanya dengan bermain-main di dalam cerita dengan pengembangan
plot yang masih minim.
Oh My Ghostess sudah
mulai mencoba melebarkan sayapnya, ia tidak lagi mencoba meyakinkan penonton
dengan materi yang ia miliki tapi perlahan bergeser untuk membuat kita semakin
menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya, dan celakanya itu ditemani dengan
perpaduan rasa puas dan cemas. Dengan segala keceriaan yang ia berikan karakter
Bong-sun telah berdiri kuat namun itu pula yang membuat penonton semakin haus
dengan ekplorasi yang lebih dalam tidak hanya sebatas karena frekuensi yang
identik, karena bagaimanapun juga pada awalnya it’s supposed to be about
Bong-sun. Ya, hanya itu rasa cemas saya, karena dengan dua karakter wanita yang
memiliki karakteristik kuat secara teoritis semua akan menjadi semakin mudah,
switch diantara mereka akan terasa menarik terutama dengan kehadiran Kang
Sun-woo yang belum menghadirkan “ledakan” bagi cerita.
Score: 8,25/10
Episode 4 (11/7/15)
Ketika episode pertama
“buat” Kim Seul-gie, episode kedua bagi Park Bo-young, dan episode tiga untuk
Kang Sun-Woo, episode empat memberikan objek baru lain yang mencuri perhatian:
Choi Sung-Jae. Ada yang menarik dari Sung-Jae lewat sebuah pertanyaan
sederhana: apakah ia manusia dengan jiwa manusia? Dari masalah pada pernikahan,
kemudian pernyataan tentang “dingin” dari peramal wanita itu, kejanggalan
semakin lengkap lewat gonggongan anjing itu. Tidak berhenti disana, karena
timbul pertanyaan lain. Apakah ini tentang masalah masa lalu yang belum tuntas? Apakah kecelakaan yang menimpa Eun Hee
memiliki hubungan dengan apa yang menyebabkan Soon-ae menjadi arwah yang
gentayangan? Hal-hal kecil tadi menariknya justru mencuri perhatian dibalik
cerita yang masih bermain-main dengan interaksi lucu diantara dua karakter
utamanya.
Apakah itu menandakan
ada perkembangan yang besar pada plot? Mungkin, karena kali ini ia tidak hanya meninggalkan
penonton dengan rasa haus pada apa yang akan terjadi selanjutnya diantara
koneksi segitiga karakter utama, tapi kita mulai di buat bertanya-tanya dengan
apa yang terjadi di antara karakter lain lewat beberapa clue yang kuat, dan dua
hal menarik di awal tadi belum mengikutsertakan tragedi yang menimpa tunangan
Lee So Hyung. Namun walaupun mampu meninggalkan penonton bertanya-tanya uniknya
OMG tidak kehilangan sentuhan yang telah ia berikan di tiga episode sebelumnya,
berjalan dengan interaksi menyenangkan diantara dua karakter. Kita juga
memperoleh ending yang melegakan karena kemungkinan untuk berpindah bagi Soon
Ae ternyata ada, meskipun highlight episode ini tetap menjadi miliki kiss scene
itu. Yeah, begitu seharusnya adegan ciuman dilakukan, ya meskipun sempat terasa
lucu.
Sejauh ini OMG
melakukan apa yang penonton harapkan mereka lakukan, dan itu dengan timing yang
oke. Ketika karakter Soon-ae mulai bergerak menuju menjadi karakter yang terasa
annoying, mereka mengembalikan Bong-sun, ketika penonton mulai merasa mereka
sedikit jalan di tempat dengan permohonan penuh rayuan menggelikan Soon-ae
kepada Sun-woo, mereka hadirkan misteri yang mampu mengalihkan atensi. Hal
tersebut menjadi alasan lain mengapa Oh My Ghostess terasa sangat manis dan
menarik, karena ia mampu menjaga semuanya terasa menarik dalam gerak lambat,
hal yang bahkan tidak dapat dilakukan oleh drama dengan eksposisi cepat di
Korea sana. Tidak ada lompatan yang mengejutkan tapi bagaimana menjaga agar
semuanya tetap stabil sepertinya menjadi fokus utama episode ini, dan tentu
saja sembari mendorong konflik sedikit lebih maju.
Ada sebuah teori
menarik lain yang terlintas di pikiran saya, dan saya tidak yakin apakah ini
layak mendapat porsi satu paragraph atau tidak. Apakah Soon-ae benar-benar
telah mati? Soon-ae pernah mengatakan ia mengalami amnesia ketika faktanya
hantu lain mengatakan mereka tidak mengalami hal tersebut, masalah cellphone,
dan itu semakin liar karena disisi lain kita juga diberikan view atau gambaran
bagaimana tubuh Soon-ae melayang-layang di didalam air. Ya, bukankah sesuatu
yang wajar akan selalu muncul pertanyaan jika dalam sebuah drama belum memberikan kepastian bahwa sebuah
karakter telah mati, seperti yang mereka lakukan pada tunangan Lee So Hyung
seperti contohnya. Lagipula ayah Soon-ae mengatakan anak perempuannya pergi
ketempat yang sangat jauh. So, apakah Soon-ae hanya berada dalam kondisi koma?
Semakin menarik.
Score: 8,25/10
Episode 5 (17/7/15)
What a lovely episode!!
Memang sepintas rasanya episode kelima ini kalah dari segi kualitas
"lucu" yang ia punya jika dibandingkan dengan dua episode sebelumya,
tapi semua yang berputar di dalam Oh My
Ghost justru semakin bergerak maju dengan cantik di episode ini, baik itu
dari segi cerita dan juga karakter. Keputusan untuk mengembalikan
"Bong-sun" kedalam Bong-sun memberikan hasil yang menarik pada
permainan irama cerita, seolah istirahat sejenak dari gerak cepat di episode
sebelumnya tanpa harus kehilangan atensi dari penonton. Ya, episode lima
memberikan kedalaman yang baik di elemen cerita, konflik yang sebelumnya mulai
sudah tampak stabil justru kembali terasa liar dengan munculnya berbagai
benturan ide lewat eksposisi yang masih sama ringannya.
Episode lima membuat
saya merasa ini akan menjadi sebuah dongeng layaknya Cinderella dimana Soon-ae berperan sebagai ibu peri. Terdengar aneh
memang tapi penulis dan sutradara membuka pintu yang cukup lebar bagi cerita
untuk berjalan ke arah sana, memisahkan Soon-ae dan Bong-sun tidak hanya
berhasil memberikan pertumbuhan pada dua karakter meskipun juga bagi cerita
terutama seputar masalah di keluarga Soon-ae, tapi adegan terakhir menjadi
alasan lahirnya ide tadi di pikiran saya. Semua dikarenakan dua karakter utama
wanita walaupun mayoritas tampil dalam wujud yang sama punya pesona yang
membuat penonton ingin mereka berdua berakhir bahagia.
Kembali ke masalah jika
konsep cinderella tadi benar adanya maka penulis telah membawa OMG di jalan
yang tepat sejauh ini. Bukankah akan terasa menarik ketika Soon-ae dan Bong-sun
saling membantu dan melengkapi satu sama lain dengan menggunakan kelebihan yang
mereka miliki? Soon-ae dapat membantu Bong-sun keluar dari dunia penuh rasa
takut dan cemas miliknya itu, sementara disisi lain Bong-sun dapat menolong
Soon-ae menuntaskan sesuatu yang masih tertinggal dan menyebabkan ia menjadi
roh gentayangan itu. Bermain-main bersama dua karakter ini juga akan
menciptakan kegelisahan yang menarik bagi cerita, terus membuat penonton
waspada sembari mulai mendorong konflik lain menuju panggung utama.
Jika di episode
sebelumnya penonton mulai merasa atensi mereka di curi oleh Sung-jae, episode
lima fokus sedikit condong ke arah karakter Kang
Sun-woo. Point menarik di bagian ini adalah bagaimana karakter Sun-woo
mulai menemukan arah pada perasaan yang ia miliki tapi tidak didorong oleh
terlalu jauh dan berlebihan sehingga meninggalkan kesan menggantung yang selama
ini menjadi pemanis yang efektif masih eksis. Walaupun begitu uniknya Jo Jung-suk tidak menjadi bintang utama
di sini melainkan kombinasi Kim Seul-gie dan Park Bo-young, mereka memberikan
kedalam yang baik dari segi emosi pada cerita tanpa kehilangan unsur fun, dan
dengan karakteristik yang saling berlawanan dari dua karakter yang mereka
perankan kombinasi yang dibangun oleh Kim
Seul-gie dan Park Bo-young terasa
halus dan rapi. Semoga untuk selanjutnya akan semakin banyak dialog empat mata
antara Soon-ae dan Bong-sun.
Score:
8,5/10
Episode 6 (18/7/15)
Urgh, Park Bo-young, you cute little pie!
Setelah mempermainkan tempo di episode sebelumnya OMG kembali bergerak cepat,
dan dari situ pula hadir rasa kagum pada sosok Yoon Je-Won, sang sutradara.
Seperti yang ia lakukan di High School
King of Savvy dengan isu perbedaan usia pada relationship yang dijabarkan
dengan berani, disini Yoon Je-Won
juga mengemas isu-isu yang OMG miliki dengan berani namun tidak merusak
jalannya proses pengembangan cerita dan karakter, dari isu bullying misalnya,
begitupula dengan obsesi dan kontak fisik dari karakter Bong-sun yang punya
punch asyik, walaupun salah satu bagian terkait fantasi terasa sedikit aneh
dimana ketika Soon-ae justru hadir dalam wujud Bong-sun di dalam fantasinya
bersama Sun-woo.
Meskipun sepintas
tampak normal akibat pergeseran dari episode kelima menuju episode enam yang
halus itu, pada dasarnya di episode ini OMG mulai memainkan dirty plan mereka,
push and pull. OMG membuat kita mulai tersentuh dengan sisi emosional karakter
di episode sebelumnya namun disini ia mulai mengembalikan cerita kedalam
formula basic, dan itu memberikan dampak ketika cerita terasa sedikit
kehilangan momentum. Ya, meskipun punya beberapa momen menarik cerita sempat
terasa monoton di bagian seputar Kang Sun-woo dan teman lamanya itu, meskipun
niatnya cukup baik dimana mencoba untuk memperdalam karakteristik Kang Sun-woo
yang memperoleh fokus cukup dominan di episode ini.
Bagian penutup harus di
akui berhasil membuat saya kesal karena harus menunggu satu minggu lagi untuk
mencari tahu apa yang terjadi, tapi secara keseluruhan episode enam tidak
memberikan sebuah lompatan yang luarbiasa, tidak memberikan sesuatu yang
special selain fantasy kiss itu. Ya, that "fantasy kiss" looks so yummy,
dan itu tercipta berkat interaksi antara Jo Jung-suk dengan Park Bo-young yang
sudah punya pesona yang kuat. Oh, berbicara tentang koneksi diantara mereka
setelah memberikan clue di beberapa episode sebelumnya kali ini kita sudah
dapat memastikan bahwa Jo Jung-suk mendapatkan hardtimes ketika berinteraksi
dengan Park Bo-young dimana pada
beberapa scene ekspresi menahan senyum hadir pada Sun-woo. That’s okay Jo Jung-suk,
that’s understandable.
Hal memorable lain
dari episode ini adalah selain Bong-sun dengan segala aksi lucu dan
menggemaskan serta adegan bottle pitching itu, OMG kembali memberikan alarm
bagi penontonnya. Perasaan khawatir pada cerita kembali hadir, hal tersebut
lebih dikarenakan dengan porsi yang dominan bagi Soon-ae mengendalikan
"Bong-sun" saya menemukan sebuah halangan untuk membangun koneksi
dengan apa yang terjadi antara Bong-sun dan Sun-woo, satu-satunya romance line
yang paling mungkin terjadi. Kemungkinan terburuk juga datang dan semakin
mengganggu, kemungkinan bahwa Soon-ae datang untuk tidak pergi, perlahan
menyatu dengan jiwa Bong-sun. Well, tapi bukankah hal-hal seperti itu tadi yang
justru menjadikan sebuah tv series terasa menarik, bagaimana mereka membuat
penonton mulai memutar-mutar opini mereka.
Score:
7,75/10
0 komentar :
Post a Comment