"Desperate times. Desperate measures."
Di film yang kelima ini
sepertinya Mission: Impossible
mencoba memberikan sesuatu yang “segar” dengan formula lama miliknya, tidak
hanya sekedar menaikkan masalah dari IMF menuju CIA namun juga membawa taruhan
menuju level yang lebih tinggi. Hal seperti ini pasti pernah kamu temukan
sekarang ini dimana ketika menyaksikan karakter utama menghadapi bahaya tapi
anehnya kamu yakin ia akan mampu melewatinya. Nah, Mission: Impossible – Rogue Nation coba membawa penontonnya kedalam
ketegangan yang membuat mereka waspada apakah Tom Cruise mampu melewatinya, menjadi sebuah popcorn movie
berisikan ketegangan mengasyikkan, seperti sedang menyaksikan Kingsman berkencan dengan Furious 7 dan Mad Max. Another 2015 action
extravaganza.
Dikarenakan berbagai
alasan, Direktur CIA, Alan Hunley (Alec
Baldwin), berencana untuk menutup Impossible
Missions Force. Hal tersebut meninggalkan IMF dibawah tekanan besar ketika
mereka sedang melakukan pencarian informasi sensitif pada sebuah kelompok
bernama Syndicate yang dipimpin oleh seorang pembunuh, Solomon Lane (Sean Harris). Tidak hanya berada dalam kondisi
terisolasi dari timnya Benji Dunn (Simon
Pegg), William Brandt (Jeremy Renner), dan Luther Stickell (Ving Rhames), Ethan Hunt (Tom Cruise) juga dipaksa
mengambil keputusan berbahaya dengan kehadiran Ilsa Faust (Rebecca Ferguson), agent asal Inggris dengan agenda
utama yang ambigu.
Mission: Impossible –
Rogue Nation akan membuat kamu semakin bingung ketika memilih film action mana
yang terbaik tahun ini. Seperti yang saya sebutkan di awal tadi ini seperti
menggabungkan sisi elegan dari aksi spionase milik Kingsman, lalu adegan pacu milik Furious 7, lalu mereka di lengkapi dengan faktor “X” layaknya Mad Max yang akan membuat kamu
menggumamkan kata-kata seperti gila atau sinting. Belum lengkap? Oke, tambahkan
unsur komedi milik Spy didalamnya, maka lengkap sudah popcorn movie tensi
tinggi ini, ia mampu bergerak dengan kecepatan tinggi memacu aderenalin dengan
alur mondar-mandir yang di tangani dengan rapi oleh Christopher McQuarrie, menjaga cerita
seperti terus mendidih dibalik nada cerita yang dominan serius, tapi disisi
lain ia mampu menyajikan humor dengan sama baiknya sebagai penyeimbang.
Apa yang menjadikan Mission: Impossible – Rogue Nation
terasa menyenangkan bukan karena ia memberikan kita sesuatu yang belum pernah dilakukan
oleh film-film action lain sebelumnya, tapi karena ia mampu menghadirkan
hal-hal klasik tersebut dengan rasa yang segar. Adegan aksi over-the-top,
masukkan mobil, masukkan gadget, lalu berikan kasus bertemakan korupsi misalnya
yang diwarnai dengan aksi mata-mata, materi-materi standard film action tadi di
kemas oleh Christopher McQuarrie
dengan cengkeraman yang sangat manis disini. Mission: Impossible – Rogue Nation mencoba membawa kembali Mission: Impossible kembali ke awal yang
membuat penonton tertarik padanya, bukan sekedar menyelesaikan sebuah tugas
dengan tujuan yang jelas, ia ingin memberikan porsi yang lebih besar pada
bagian yang membawa kamu menyaksikan Ethan Hunt melakukan berbagai misi yang
mustahil untuk diselesaikan.
Hasilnya? Memuaskan. Di
awal memang terasa sedikit tipis tapi penjelasan yang efektif dengan mudah
membentuk kekacauan yang menarik pada konflik, dan meskipun narasi bisa
dikatakan tidak konsisten kokoh tapi beberapa minus yang ia hasilkan di tutup
dengan mudah oleh ketegangan pada bagian action yang tampil sangat stabil. Saya
suka dengan pendekatan Christopher
McQuarrie disini, mondar-mandir tapi tetap terasa agresif, cara ia
mencampur dua genre utama yaitu spy dan action juga terasa pas, dan ia juga
berani untuk menciptakan tikungan yang tajam ketika serangkaian aksi
spektakuler itu selesai kita tiba-tiba dibawa menuju eksposisi berisikan aksi
konfrontasi yang lebih berat pada bagian cerita. Itu belum menghitung bagaimana
ia membuat “gesekan” didalam cerita terus hidup hingga akhir dengan kehadiran
Ilsa Faust yang di perankan dengan oke oleh Rebecca
Ferguson.
Iya, Rebecca Ferguson menjadikan Ilsa Faust
sebagai scene stealer sepanjang cerita, karakternya yang sedikit sassy tapi
penuh misteri menjadikannya sulit untuk di pahami, samar dengan ketidakpastian.
Walaupun begitu semua itu mungkin tidak akan eksis dengan baik jika bukan
karena kinerja Tom Cruise yang tampil
semakin oke sebagai pemimpin, licin dalam berpindah diantara dua warna cerita.
Karakter Ethan Hunt juga seperti memetik apa yang film sebelumnya lakukan pada
karakteristik miliknya, dan disini tidak perlu waktu lama penonton langsung
stick dengan karakter, seolah merasa berada disampingnya. Simon Pegg dan Jeremy Renner
kembali tampil oke sebagai supporter, dan Sean
Harris memberikan sisi gelap yang lebih hidup bagi cerita.
Terkadang untuk
bersinar kamu tidak perlu mencoba terlalu jauh dan berlebihan, cukup melakukan
“aturan” yang berlaku pada formula yang terbukti akan bekerja dengan baik. Itu
konsep yang dibawa oleh Christopher
McQuarrie di Mission: Impossible –
Rogue Nation ini, ia tidak mencoba memberikan penonton sesuatu yang
benar-benar baru tapi justru memilih membentuk kembali materi-materi klasik
dari sebuah film action dengan eksekusi yang tepat, membangun cerita dengan
oke dari sinopsis yang juga oke sebagai
pondasi, memiliki karakter yang mampu memancarkan energi kepada penonton,
memiliki ketegangan dengan daya cengkeram yang baik, dan semua ditampilkan
dengan fokus yang konsisten.
Action sequences were likely set first, and then it was a matter of finding some story, any story, to string these sequences together. Mission Impossible is not about action, it is about conning. The agents should design and execute a complex plan that will make their adversaries respond in a certain way, leading to their own demise. It requires a complex, intelligent script. Ocean's 11 is a better MI script then this!
ReplyDeleteWatch Mission: Impossible – Rogue Nation (2015) Online
Hmm, interesting pov btw. But for me if we talk about MI movie I think the first thing that will come on audience minds is: action, after Tom Cruise of course. And imo that’s a bit unnecessary comparing MI script with Ocean's 11, they are on different league. :)
Delete