"This film is dedicated to our children. Please don't grow up. Ever."
Cukup sulit untuk
menemukan sesuatu yang benar-benar push-you-into-new-level, sesuatu yang mampu
membawa apa yang telah eksis untuk kemudian maju atau naik menuju level
selanjutnya. Oleh karena itu mari sambut Inside
Out, sebuah film animasi dari studio yang mengalami sedikit guncangan pada
status one-to-beat dimata para
penggemar film setelah menelurkan Toy Story
3 lima tahun yang lalu, sebuah karya yang bukan hanya menjalankan tugasnya
menghibur penonton muda dan tua dengan sajian yang kreatif, cerdas, lucu, dan
juga indah, namun juga sebuah kemasan ambisius yang imajinatif dan inovatif di
penuhi dengan emotional rollercoaster
yang akan membuat kamu: smile, silent,
and sob. This one, truly, a
fantastic delight.
Riley
(Kaitlyn Dias), gadis muda berusia 11 tahun, baru saja
pindah bersama orangtuanya dari Minnesota ke San Francisco, kota yang kemudian
memberikan problema baginya. Rumah, sekolah, hingga lingkungan yang baru
memberikan stress bagi Riley, yang kemudian juga memberikan kesibukan dan tugas
bagi lima makhluk yang selama ini menghuni pikirannya. Ada lima emosi: Joy (Amy Poehler), Sadness (Phyllis Smith),
Fear (Bill Hader), Anger (Lewis Black), dan Disgust (Mindy Kaling), masing-masing dengan karakteristik dan
peran sesuai dengan nama mereka dalam mengendalikan neurologis Riley. Celakanya
suatu ketika Joy dan Sadness mengalami sesuatu yang buruk dan menghalangi
menjalankan tugas mereka.
Banyak kata sebenarnya
yang dapat digunakan untuk menjelaskan kenikmatan yang diberikan oleh film ini,
dan disini saya akan menggunakan tiga kata yang saya rasa sudah sangat tepat
untuk mewakili pengalaman yang saya peroleh dari Inside Out: smile, silent, dan sob.
Ya, pertama, dibawah kendali Pete Docter
beserta tim-tim kreatif dibelakangnya film ini akan membuat kamu tersenyum
dengan segala keindahan animasi yang ia berikan, dari visual yang tentu saja
menjadi salah satu jualan utama, tapi disisi lain ia juga punya banyak hal lucu
di bagian cerita yang akan menggelitik bukan hanya penonton muda namun juga
penonton dewasa. Konsep yang mereka usung memang terasa abstrak tapi dengan
eksekusi yang rapi sedari sinopsis hingga titik akhir ia tidak akan berhenti
membuat kamu terpesona menggunakan petualangan inventif yang mampu dengan kuat
menjaga tema besarnya, seperti persahabatan hingga being a human.
Ups, benar, being a human, dan itu pula faktor yang
menyebabkan cerita meskipun tidak mengganggu mungkin akan terasa sedikit rumit
bagi penonton muda, tidak seperti Toy
Story, Up, dan WALL-E misalnya
jika harus dibuat perbandingan. Menyaksikan Riley serta segala hal yang bekerja
di pikirannya membuat saya mulai bergeser pada pertanyaan sederhana, apakah itu
juga terjadi didalam pikiran saya? Disini bagian “silent”, hal tersebut akan
mampu membuat penonton mencoba mengenali diri mereka ketika menyaksikan Joy dan
teman-temannya berada di ruang komando, bukan hanya membuat mereka merasakan
apa yang Riley rasakan namun juga mulai bermain-main dengan emosi lebih dalam
yang hebatnya tampil dalam bentuk yang mudah untuk di konsumsi. Itu yang terasa
aneh dari Inside Out, bagaimana
caranya mereka menghantarkan pesan yang ingin mereka gambarkan serta materi
yang sedikit kompleks itu kehadapan penonton tanpa pernah lupa untuk membuat
mereka mudah di akses sehingga penonton tetap berada dalam kondisi santai dan
ceria, at least sebelum 15 menit terakhir.
Apa yang terjadi di
bagian akhir? Nah, disana “sob” berada, bagian melankolis setelah kita selesai bermain dengan hal-hal lucu dan witty yang penuh
kejutan dalam gerak cepat. Disini Pixar
kembali menunjukkan keahlian mereka, memutar kamu dengan segala filosofi
sederhana untuk kemudian bertemu dengan point-point penting dari filosofi tadi
yang akan memberikan kamu pukulan yang telak. Sama seperti lima karakter ajaib
dalam bentuk emosi itu, Inside Out
pada dasarnya merupakan sebuah petualangan emosi, kuantitas emosi yang kamu
rasakan dari cerita akan terus bertambah seiring dengan rasa cinta kamu dengan
karakter, dan semua menjadi kumulatif di bagian akhir. Darn, prestasi yang
cerdik dan cantik, mencoba manipulasi psikologi tapi mudah di nikmati. Timing dan komposisi punya peran besar
pada kesuksesan di bagian ini, eksposisi sangat sabar yang membuat rasa takut
dan bingung Riley terasa sangat nyata, dan didukung dengan tone yang seimbang
diantara lima warna yang ia miliki membuat kamu akan memperoleh arena untuk
bermain-main dengan emosi dan imajinasi secara liar.
Segala kenikmatan tadi
tidak akan berdiri kokoh tanpa didukung oleh pengisi suara yang, well, sangat
tepat guna. Lima karakter emosi tidak pernah gagal mencuri perhatian ketika
momen menjalankan tugas mereka tiba. Amy
Poehler selalu mampu membuat rasa menyenangkan hadir disekitar penonton,
tugas yang masing-masing juga berhasil dilakukan pengisi suara empat karakter
lainnya. Kombinasi diantara mereka yang juga akan turut membantu rooting kamu
pada karakter Riley, menginginkan ia untuk bahagia. Bukan hanya menjadi sebuah
hiburan dengan pesan pantang menyerah bagi penonton muda, sentilan bagi
penonton dewasa ketika bersikap kepada anak-anak mereka, karena dengan
mondar-mandir yang indah film yang dibuka oleh short animated sederhana dan
manis berjudul Lava ini berhasil
menjadi alarm sederhana dan efektif dari apa yang kita sebut dengan
kebahagiaan.
Tunggu dulu, jika
setelah membaca review diatas muncul anggapan di pikiran kamu bahwa Inside Out merupakan sebuah film animasi
yang akan sulit dinikmati oleh penonton muda, maka Fear yang ada di pikiran
kamu telah bertindak salah. Ini bahkan terasa lebih ringan jika dibandingkan
dengan How To Train Your Dragon 2.
Memang ceritanya yang terasa sedikit kompleks akan sulit untuk mampu menjangkau
penonton muda secara total, tapi pesan utama tetap berdiri kokoh di pusat,
mudah untuk di mengerti, dan itu ditemani dengan kegembiraan yang mengasyikkan.
Karena seperti yang saya sebutkan di awal tadi, lewat film ini Pixar seolah
ingin membawa film animasi untuk naik ke level yang selanjutnya, tetap memegang
teguh filosofi dasar sebuah film animasi namun juga membawa kamu bertemu dengan
keajaiban baru yang loveable dan belum pernah kamu temukan serta rasakan,
karena mereka tidak hanya ingin menjadikan Inside
Out sebagai sebuah entertainment, tapi juga sebagai sebuah experience. This one, truly, a fantastic delight.
Thanks to: rory pinem
kok sempet lama banget gak review ya..?? padahal mau baca2 disini siapa tau ada film yg belum saya tonton....
ReplyDeleteyang punya lagi sibuk sripsi (kayaknya) :)))))
Delete