30 April 2015

Review: Paul Blart: Mall Cop 2 (2015)


"Always bet on Blart."

Ada yang mengatakan bahwa salah satu kunci kesuksesan sebuah film dalam menghibur adalah mampu atau tidak ia menampilkan hiburan yang ia miliki secara total, tapi bukan berarti hal itu ia tampilkan tanpa disertai control yang sama totalnya. Film ini mencoba begitu keras untuk membuat penonton tertawa dengan berbagai hal konyol super klasik dari sebuah komedi, tapi sayangnya tidak mampunya ia memberikan control yang sama baiknya justru menjadikan Paul Blart: Mall Cop 2 sebagai komedi yang menyiksa.

Paul Blart (Kevin James) kali ini hadir di Las Vegas untuk menghadiri konvensi keamanan, perjalanan yang tidak sendiri karena ia ditemani putrinya Maya (Raini Rodriguez). Kali ini Paul Blart ternyata tidak hanya terjebak dalam rumor pada aksi sembrono yang ia lakukan di New Jersey enam tahun lalu, perpisahan dengan sang istri, serta masalah yang menimpa ibunya, ia juga terlibat dalam sebuah rencana jahat milik Vincent (Neal McDonough) yang berniat mencuri benda seni dari hotel tempat Paul menginap. 

Kamu pasti akan terasa familiar dengan komedi seperti Paul Bart 2 ini, bahkan kuantitasnya bisa dikatakan sering, sebuah komedi yang punya rencana yang tidak begitu buruk tapi harus berakhir buruk karena materi yang ia punya di eksekusi dengan buruk. Dari cerita, sentuhan sang sutradara Andy Fickman, hingga berujung pada penampilan cast, Paul Blart: Mall Cop 2 sangat gagal memberikan tawa bagi penontonnya. Andy Fickman seperti percaya diri tingkat tinggi disini bahwa segala kekonyolan standard yang ia gunakan mampu membuat kamu tersenyum, tapi bukannya memberikan hit-hit menarik untuk mengundang tawa film ini justru membuat kita seperti mengikuti petualangan karakter bodoh yang sejak awal gagal mempertahankan rasa tertarik pada yang akan ia lakukan.



Masuk kedalam satu masalah, belum selesai kita dibawa masuk lagi kedalam masalah baru, begitu selanjutnya dengan diwarnai berbagai slapstick yang rasanya kalah telak jika dibandingkan dengan berbagai video slapstick singkat di youtube. Paul Blart: Mall Cop 2 tidak pernah yakin apa yang ingin ia sampaikan disini, cara ia menggunakan plot untuk membuka set bagi berbagai pertunjukan komedi terasa sangat kasar, perlahan mengganggu dan hasil akhirnya lelucon terasa menjengkelkan. Bahkan dengan datang bersama ekspektasi super rendah dan mengharapkan komedi bodoh yang menghibur saya masih merasa kecewa dengan Paul Blart: Mall Cop 2, komedi kosong yang serakah dengan mencoba terus menggoda penonton menggunakan tindakan-tindakan ofensif yang tidak memiliki punchline untuk menyelamatkannya dari kesan menjengkelkan.



Satu-satunya penyelamat film ini dari status film super buruk adalah penampilan Kevin James. Andy Fickman melakukan kesalahan besar disini dalam memanfaatkan potensi yang dimiliki karakter Paul, ia tidak memberikan Kevin James momen agar reaksi dari karakter Paul yang sebenarnya dapat memperkuat setiap lelucon tinggal sedikit lebih lama di ingatan penonton. Yang terjadi justru sebaliknya, Paul Blart: Mall Cop 2 digerakkan dengan cepat dan tergesa-gesa sehingga memaksa Kevin James tampil dengan lelucon kaku dalam bentuk baku hantam dan action yang canggung. Lelucon disini bukan hanya tidak lucu dan terasa hambar, tapi dengan hadirnya mereka secara periodik perlahan akan terasa menyiksa.


Memang tidak ada kata super, tapi Paul Blart: Mall Cop 2 jelas merupakan salah satu film paling “mengerikan” tahun ini. Ini adalah sebuah komedi yang salah dalam menggunakan komedi, sebuah sekuel yang serakah ingin mencoba banyak hal dalam gerak tergesa-gesa tanpa disertai motivasi nyata dari karakter utama. Hasilnya sebuah komedi yang mencoba tampil lucu dengan menggunakan petualangan mondar-mandir yang celakanya berakhir mengerikan.







0 komentar :

Post a Comment