"Always bet on Blart."
Ada yang mengatakan
bahwa salah satu kunci kesuksesan sebuah film dalam menghibur adalah mampu atau
tidak ia menampilkan hiburan yang ia miliki secara total, tapi bukan berarti
hal itu ia tampilkan tanpa disertai control yang sama totalnya. Film ini
mencoba begitu keras untuk membuat penonton tertawa dengan berbagai hal konyol
super klasik dari sebuah komedi, tapi sayangnya tidak mampunya ia memberikan control
yang sama baiknya justru menjadikan Paul
Blart: Mall Cop 2 sebagai komedi yang menyiksa.
Paul
Blart (Kevin James) kali ini hadir di Las Vegas untuk menghadiri konvensi keamanan, perjalanan yang tidak
sendiri karena ia ditemani putrinya Maya
(Raini Rodriguez). Kali ini Paul Blart ternyata tidak hanya terjebak dalam
rumor pada aksi sembrono yang ia lakukan di New Jersey enam tahun lalu,
perpisahan dengan sang istri, serta masalah yang menimpa ibunya, ia juga
terlibat dalam sebuah rencana jahat milik Vincent
(Neal McDonough) yang berniat mencuri benda seni dari hotel tempat Paul
menginap.
Kamu pasti akan terasa
familiar dengan komedi seperti Paul Bart
2 ini, bahkan kuantitasnya bisa dikatakan sering, sebuah komedi yang punya
rencana yang tidak begitu buruk tapi harus berakhir buruk karena materi yang ia
punya di eksekusi dengan buruk. Dari cerita, sentuhan sang sutradara Andy
Fickman, hingga berujung pada penampilan cast, Paul Blart: Mall Cop 2 sangat gagal memberikan tawa bagi
penontonnya. Andy Fickman seperti
percaya diri tingkat tinggi disini bahwa segala kekonyolan standard yang ia
gunakan mampu membuat kamu tersenyum, tapi bukannya memberikan hit-hit menarik
untuk mengundang tawa film ini justru membuat kita seperti mengikuti
petualangan karakter bodoh yang sejak awal gagal mempertahankan rasa tertarik
pada yang akan ia lakukan.
Masuk kedalam satu
masalah, belum selesai kita dibawa masuk lagi kedalam masalah baru, begitu
selanjutnya dengan diwarnai berbagai slapstick yang rasanya kalah telak jika
dibandingkan dengan berbagai video slapstick singkat di youtube. Paul Blart: Mall Cop 2 tidak pernah
yakin apa yang ingin ia sampaikan disini, cara ia menggunakan plot untuk
membuka set bagi berbagai pertunjukan komedi terasa sangat kasar, perlahan
mengganggu dan hasil akhirnya lelucon terasa menjengkelkan. Bahkan dengan
datang bersama ekspektasi super rendah dan mengharapkan komedi bodoh yang
menghibur saya masih merasa kecewa dengan Paul
Blart: Mall Cop 2, komedi kosong yang serakah dengan mencoba terus menggoda
penonton menggunakan tindakan-tindakan ofensif yang tidak memiliki punchline
untuk menyelamatkannya dari kesan menjengkelkan.
Satu-satunya penyelamat
film ini dari status film super buruk adalah penampilan Kevin James. Andy Fickman melakukan kesalahan besar disini dalam
memanfaatkan potensi yang dimiliki karakter Paul, ia tidak memberikan Kevin
James momen agar reaksi dari karakter Paul yang sebenarnya dapat memperkuat
setiap lelucon tinggal sedikit lebih lama di ingatan penonton. Yang terjadi
justru sebaliknya, Paul Blart: Mall Cop 2
digerakkan dengan cepat dan tergesa-gesa sehingga memaksa Kevin James tampil dengan lelucon kaku dalam bentuk baku hantam dan
action yang canggung. Lelucon disini bukan hanya tidak lucu dan terasa hambar,
tapi dengan hadirnya mereka secara periodik perlahan akan terasa menyiksa.
Memang tidak ada kata
super, tapi Paul Blart: Mall Cop 2
jelas merupakan salah satu film paling “mengerikan” tahun ini. Ini adalah
sebuah komedi yang salah dalam menggunakan komedi, sebuah sekuel yang serakah
ingin mencoba banyak hal dalam gerak tergesa-gesa tanpa disertai motivasi nyata
dari karakter utama. Hasilnya sebuah komedi yang mencoba tampil lucu dengan
menggunakan petualangan mondar-mandir yang celakanya berakhir mengerikan.
0 komentar :
Post a Comment