"This time it ain't just about being fast."
Sebagai pembuka mari
simak beberapa kalimat dari bintang utama Fast
& Furious berikut ini: “Universal is going to have the biggest movie in
history with this movie”, “It will probably win best picture at the Oscars,
unless the Oscars don’t want to be relevant ever”, “This will win best
picture”, “There is nothing that will ever come close to the power of this
thing.” Well, cara yang sangat baik untuk membangun hype Mister Vin, tapi jika
pernyataan tersebut anda kemukakan pada tanggal 1 April mungkin “boomerang”
yang hadir akan dengan sangat mudah untuk anda tangkap kembali. Fast & Furious 7: one last ride who love
to be rushing, and love to be dragging.
Pria yang berhasil
meledakkan mobil Han (Sung Kang) di bagian akhir Fast & Furious 6 ternyata tidak
main-main dengan kalimat “You don't know
me. You're about to” yang ia ucapkan kepada Dominic
Toretto (Vin Diesel). Deckard Shaw
(Jason Statham) langsung melancarkan aksinya yang disisi lain juga mengusik
rencana Dom beserta Brian O'Conner (Paul
Walker) dan seluruh anggota timnya untuk kembali menjalani kehidupan normal
mereka di Los Angeles, seorang
tentara bayaran level atas yang mencoba membalaskan dendam atas perbuatan yang
dilakukan Dom dan rekan-rekannya pada saudaranya, memaksa semua anggota tim
untuk kembali dan menyatukan kemampuan mereka untuk sebuah pertarungan final yang
mereka sebut one last ride.
Masalahnya adalah
meskipun pernah muncul di hadapan Dom cara yang Deckard lakukan adalah dengan
melancarkan serangan tersembunyi, cara yang berhasil ia gunakan untuk
melumpuhkan Luke Hobbs (Dwayne Johnson).
Kondisi tersebut memaksa Dom memutuskan untuk menerima tawaran dari operasi
pemerintah dibawah komando Frank Petty
(Kurt Russell) yang berjanji akan membantu Dom dan timnya menemukan Deckard
jika mereka mampu menjalankan sebuah tugas yang ia berikan, menemukan sebuah
program bernama god's eye serta menyelamatkan seorang programmer bernama Megan Ramsey (Nathalie Emmanuel).
Dua tahun yang lalu pada Fast & Furious 6 saya menyebut Fast and the Furious sebagai salah satu film series yang sejauh
ini terus menampilkan sebuah perkembangan kearah positif di tiap film
terbarunya (setelah Fast & Furious), selalu menunjukkan upaya bahwa mereka
belum berhenti untuk mencoba menuju titik puncak meskipun film terbarunya tidak
selalu mampu melampaui kualitas pendahulunya. Fast Five masih yang terbaik dan Fast & Furious 6 berada sedikit dibelakangnya, jadi bukan
sesuatu yang terasa aneh jika kemudian saya maupun banyak penonton lain menaruh
harapan yang sedikit lebih besar pada film ketujuhnya ini mengingat apa yang
diberikan dua film terakhirnya tergolong mampu memuaskan dan berada di level
good. Bagaimana hasilnya? Not bad, tapi ibarat dalam sebuah pertarungan tinju
film ini seperti petinju yang terlalu sentimental, anda melihat pukulan tapi
dentuman dan thrill yang dihasilkan oleh pukulan tersebut tidak maksimal.
Masalah utama pada Furious 7 datang dari apa yang selalu Dom dan timnya coba lakukan: menciptakan kemasan terbaru yang lebih
besar dari film terdahulunya. Memberikan apresiasi pada film yang mengambil
langkah tersebut tentu saja mudah, tapi sikap berani tersebut memiliki pengaruh
yang tergolong kecil pada hasil akhir. Lantas apa yang menyebabkan Furious 7
tidak berhasil meraih level yang lebih tinggi dari Fast Five? Kendali yang tidak mumpuni pada ambisi. Ini memang lebih
besar, hal tersebut bukan hanya terlihat dari segi tindakan atau elemen action
yang bahkan kali ini mencoba membawa mobil bermain-main di udara, pada elemen
cerita hal serupa juga terjadi. Cerita yang masih ditulis oleh Chris Morgan memakan waktu 25 atau
mungkin 30 menit untuk mencoba menciptakan konflik dan membangun drama, tapi
jika anda ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya clue sudah diberikan oleh James Wan melalui perkataan Dom ketika
Letty hendak bersiap melakukan balapan di bagian awal.
Ride
or die, begitu yang selalu mereka ucapkan, namun kali ini
Dom meminta Letty untuk tidak melakukan push terlalu jauh, cukup selesaikan
balapan, dan seperti itu Furious 7
tampil. Bukan berarti tidak ada satupun hal menyenangkan disini, adu pacu gerak
cepat hingga ledakan masih eksis, salah satu daya tarik dari franchise ini
yaitu lelucon juga kembali hadir walaupun kualitasnya kurang begitu oke,
permainan gambar yang James Wan hasilkan juga terhitung mumpuni bahkan beberapa terasa
mengasyikkan, dan pelengkapnya CGI
yang akan membuat anda tertawa bahagia. Namun dengan cerita yang sejak sinopsis sesungguhnya terhitung potensial
bahkan mencoba tampil kompleks dengan memberikan penonton lintasan penuh
liku-liku, karakter utama yang sudah solid, hingga villain yang potensial, Furious
7 seperti ballerina yang lupa cara menari ballet karena sedang merasa
sangat sedih, semua tidak dimanfaatkan dengan maksimal, semuanya bermain aman
layaknya drama yang hanya ingin melepas kepergian sahabat tercinta mereka, Paul Walker.
Kehilangan bintang
utamanya ditengah jalan pada proses produksi tentu menjadi luka yang besar bagi
sebuah film, dan dengan kondisi sulit tersebut apa yang diberikan Furious 7 sudah oke, tapi bukan berarti
mereka lantas takut untuk “bergembira” yang sesungguhnya dapat menjadi
persembahan terakhir terbaik bagi Paul. Ada dua bagian yang terasa kontras pada
film ini, bagian awal yang oke bukan hanya pada tik-tok dan gerak narasi, kesan
konyol pada unsur drama juga tidak begitu kentara dari upaya sentimental, tapi
semuanya berubah paruh kedua. Perlahan menurun bagian kedua Furious 7 seperti komedian yang tampil
melucu dalam kondisi berduka, beberapa lelucon yang ia ciptakan berhasil
memberikan hit tinggi tapi dinamika dari pertunjukannya naik dan turun secara
frontal. Furious 7 seperti itu, ia bahkan punya momen yang akan membuat anda
bergumam holyshit, tapi konflik serta
plot yang gemuk dipenuhi rasa bingung ketika dikembangkan sehingga momen
monoton dan draggy juga tidak kalah dalam mencuri atensi dan merusak histeria.
“Hey, baru pertama kali
nonton film Fast & Furious ya,
jadi sampai mengharapkan sesuatu dari cerita?” Sebelum film ini saya sudah nonton enam btw, dan
bukan hanya saya tapi mayoritas dari kita juga tahu apa yang diharapkan dari
film ini. Tapi bagaimana jika film tersebut yang berusaha menjual cerita dan
disini ia gunakan sebagai ruang untuk menghadirkan emosi dari sebuah
perpisahan? Dia jual, saya beli, dan saya tidak begitu puas dengan apa yang
saya beli pada elemen ini. Tidak mengharapkan eksekusi yang mewah pada cerita
tapi setidaknya James Wan harus
memperlakukan mereka dengan cara yang sedikit lebih sopan sehingga meskipun
memiliki kedok sebagai sebuah gimmick untuk memperlebar arena bermain ia
setidaknya tidak terasa mengganggu. Rasa kecewa juga hadir dari chemistry
didalam cast inti yang kali ini seperti terasa terlupakan oleh Wan, padahal
salah satu daya tarik dari Fast &
Furious Series bukan hanya pada adegan aksi tapi juga karakter-karakter
menyenangkan yang mampu membuat penonton bukan hanya tertarik tapi peduli
dengan apa yang mereka lakukan.
Namun meskipun di paruh
kedua berulang kali mengecek jam tangan karena rasa jenuh yang semakin berbahaya meskipun durasi hanya tujuh menit lebih panjang dari dua film terdahulunya,
saya memberikan tepuk tangan kecil ketika dua buah mobil itu bergerak menuju
arah yang berbeda di bagian akhir. Beberapa menit terakhir terasa emosional,
tidak peduli sejauh apa intimitas anda dengan karakter Brian O'Conner pasti akan hadir simpati bahkan rasa sedih ketika
cuplikan gambar dari Paul Walker
hadir di layar. Sesungguhnya itu sesuatu yang mengejutkan karena karakter Brian
O'Conner sendiri kehadirannya seperti antara ada dan tiada setelah adegan
melompati mobil itu (yang imo menjadi batas awal penggunaan CGI). Berbicara
karakter yang paling mengecewakan tentu saja Deckard Shaw, Jason Statham tidak dimanfaatkan dengan tepat
sehingga berakhir sebagai karakter kartun seperti mayoritas karakter-karakter lain, termasuk cast inti.
Overall, Fast & Furious 7 adalah film yang
cukup memuaskan. Hanya stunts dari film ini yang berada di level yang sama
dengan film terdahulunya, karena elemen lain yang sebelumnya terasa mumpuni mengalami
degradasi walaupun tidak semuanya dalam kuantitas yang ekstrim. Menarik sudah pasti, kejutan yang segar di awal lewat permainan
gambar dari James Wan serta cerita
yang seolah mencoba tampil lebih rumit terasa menjanjikan, namun meskipun
disokong visual mumpuni Furious 7
menderita pada alur cerita yang setengah matang akibat ambisi besar tadi
sehingga tidak menghasikan konsistensi yang terkendali, terkadang hit dan
menegangkan dalam gerak cepat, tapi tidak jarang terasa lesu dan draggy.
Furious 7 bukan kemasan yang buruk terlebih mengingat situasi sulit yang mereka
alami, tapi dengan segala potensi yang ia miliki pada akhirnya Furious 7 hanya berhasil menjadi sebuah
perpisahan yang aman.
Halo kak. Apakah ada kesempatan jadi penulis di rorypnm? Saya berminat bergabung. Syarat yang harus saya penuhi apa aja ya? Thank you. :)
ReplyDeleteKok terasa membosankan ya,,,ampe gak betah nunggu endingnya,,
ReplyDeleteIMO : cinematografi milik james wan lebih keren, dari pada milik justin lin....
ReplyDeletecuma overall saya lebih megang FFV, meskipun keliatan lebih mewah yang ini...
tapi feelnya lebih greget yang FFV..
adegan favorit : saat aksi penjemputan ramsey, yang lainnya terasa hambar.. :D
thanks...