Sebagai informasi awal
bahwa ini merupakan film komedi, tapi setelah selesai menonton hal pertama yang
berhasil membuat saya tertawa justru bagaimana judul yang ia gunakan seperti
cerminan secara langsung kualitas yang ia miliki. Unfinished Business sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi
komedi bodoh berisikan pria-pria melakukan petualangan yang menyenangkan, tapi
ternyata hasil yang ia berikan benar-benar terasa seperti sebuah bisnis yang
belum selesai. Unfinished Business is an
unfinished business.
Persentase keuntungan
yang menurun membuat Dan Trunkman (Vince
Vaughn) memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya, tapi kemudian mencoba
mewujudkan niat besarnya, membangun perusahaannya sendiri. Ia membawa rekannya Timothy McWinters (Tom Wilkinson) serta
seorang pemuda yang ketika bertemu baru hendak menghadiri wawancara, Mike Pancake (Dave Franco). Setahun
kemudian keuangan perusahaan mereka ternyata masih belum sehat namun solusi
datang dari pria bernama Bill (Nick
Frost) dan Jim (James Marsden).
Masalahnya adalah mantan bos Dan, Chuck
Portnoy (Sienna Miller) telah siap melakukan serangan.
Hal utama yang paling
mengecewakan dari film ini dan bisa dikatakan sebagai sumber dari gagalnya ia
menjadi sebuah film komedi yang lucu adalah kekacauan yang berasal dari
eksekusi Ken Scott pada cerita yang
ditulis oleh Steven Conrad. Berbicara
tentang potensi tentu saja film ini memiliki kualitas yang tidak buruk apalagi
jika melihat jajaran cast yang ia miliki, tapi celakanya hal tersebut tetap
tidak dapat menolong Unfinished Business
untuk lepas dari jeratan kehancuran. Ini seperti sebuah film komedi yang
bingung bagaimana caranya menjadi sebuah film komedi. Kamu akan sangat mudah
menyaksikan bukan hanya karakter namun juga termasuk didalamnya cerita merasa
bingung kemana mereka harus berjalan. Ibarat mobil ini seperti mobil sehat yang
dikendarai pengemudi yang tidak sehat, pengemudi yang mabuk misalnya, sehingga
bergerak random dan menghasilkan banyak tabrakan.
Sumber dari hal
mengganggu tadi adalah bagaimana semua beban seolah diletakkan kepada seorang Vince Vaughn tapi dilain sisi ia tidak
mendapatkan bantuan yang mumpuni, sehingga ketika komedi dari Vince Vaughn yang mengandalkan hal-hal
bodoh cenderung vulgar itu gagal bekerja dengan baik kita tidak punya hal lain
yang menarik untuk mengisi layar, tidak ada backup yang mumpuni dari karakter
lain meskipun chemistry Vince dan Tom
Wilkinson cukup baik. Hal itu semakin kacau karena disamping bergerak
dengan cepat film ini juga mencoba memasukkan elemen drama untuk memberikan
kamu sesuatu yang thoughtful, dan kesan menjengkelkan tambah besar karena
disamping upaya itu juga terasa setengah hati atau seadanya ia juga tidak mampu
berkombinasi dengan baik bersama komedi.
Sebenarnya Unfinished Business bisa sedikit
mengurangi tumpukan hal-hal minus miliknya dengan memanfaatkan cast yang ia
miliki untuk membuat penonton merasa nyaman berjalan bersama mereka, tapi
sayangnya hal tersebut juga gagal film ini lakukan. Horrible Bosses 2 misalnya, bahkan A Million Ways to Die in the West juga terhitung berhasil dalam hal
ini meskipun saya banyak menemukan kesamaan antara ia dan Unfinished Business terutama pada momen dimana lelucon jatuh datar.
Cara lainnya adalah memotong unsur drama dan fokus pada komedi karena dengan
gerak cepat yang ia tampilkan film ini termasuk cukup oke dalam menjaga
momentum cerita, meskipun lagi dan lagi hanya di isi dengan materi lemah dan
lelucon yang gagal memberikan tawa.
Apa yang layak di
apresiasi dari Unfinished Business?
Ambisi Ken Scott beserta tim untuk
menjadikan film ini sebagai komedi dengan pesan yang berisi, meskipun hasilnya bertolak
belakang. Berbicara komedi ia terasa lemah dan ketika digabungkan dengan drama
yang lemah jualan utamanya itu semakin lemah, dua sisi yang gagal disatukan dan
dibuat bekerja dengan baik, sehingga sudah tidak berhasil memberikan penonton
lelucon yang menghasilkan gelak tawa ia justru menampilkan hal-hal sentimental
yang menjengkelkan.
0 komentar :
Post a Comment