"It was the perfect crime until they got away with it."
Semua genre film
memiliki sesuatu yang sensitif dimana jika hal tersebut tidak dapat ia olah
dengan baik dan benar maka dampak yang akan ia peroleh akan besar. Apakah
dampaknya seburuk itu? Memang jika hal sensitif tadi bersifat minor ia bisa
saja tidak akan menghasilkan masalah yang begitu berarti, namun bagaimana jika
bersifat major? Contoh terbarunya adalah film Kidnapping Mr. Heineken, karya terbaru dari sutradara The Girl Who Played with Fire dan The Girl Who Kicked the Hornets' Nest,
sebuah film yang seharusnya memberikan penonton sajian crime drama namun justru
berubah menjadi sebuah piknik atau tamasya yang dilakukan sekelompok pria. The boys who rob like a picnic.
Tahun 1983, berlokasi
di Belanda, lima orang pria yang dipimpin oleh Kor Van Hout (Jim Sturgess) dan Willem
Holleeder (Sam Worthington) berusaha untuk menperoleh pinjaman uang dari
bank untuk memulai sebuah bisnis. Upaya mereka tersebut gagal yang kemudian
membawa mereka kedalam ide yang buruk, berusaha menculik salah satu orang
terkaya di negeri itu, raja bir bernama Freddy
Heineken (Anthony Hopkins) untuk kemudian menuntut tebusan yang sangat
besar. Heineken memang berhasil mereka culik tapi ketika menunggu uang imbalan
mereka datang segala sesuatu yang terjadi tidak seindah yang mereka harapkan.
Dibaca satu kali saja
kamu pasti akan memiliki penilaian yang sama dengan saya terhadap sinopsis yang dimiliki film ini: sempit.
Ya, sangat sederhana memang dan kesan predictable juga sulit untuk kamu buang
jauh-jauh ketika berjalan bersama para pria ini. Tapi bukankah semua film crime
selalu memulai aksi mereka dari hal-hal semacam itu? Memang benar, tapi yang
jadi masalah di film yang juga punya judul lain Kidnapping Freddy Heineken ini adalah ia punya ambisi tapi tidak
menciptakan jalan untuk mewujudkan ambisi miliknya tadi. Daniel Alfredson seperti ingin membuat ini menjadi sebuah film
kejahatan dengan perputaran masalah yang kompleks, tapi ketimbang menghasilkan
ketegangan yang intens dan meneror penontonnya apa yang dilakukan oleh Kor,
Willem, dan teman-temannya lebih tampak seperti sebuah piknik.
Oh, kurang lengkap
sepertinya, sekelompok pria piknik bersama seorang pria tua yang dengan sikap cerewet
miliknya justru mampu menciptakan masalah bagi para pria tadi. Sedari awal film
ini sudah punya masalah yang cukup signifikan, karakterisasi dangkal yang
celakanya hendak ia gunakan untuk bercerita dan menyajikan thrill dengan metode
mengurung karakter dalam mode menunggu. Daniel
Alfredson dengan berani membatasi cerita, ia tidak memberikan akses yang
cukup bagi kita pada sudut pandang diluar para penculik, ia menutup rapat agar
cerita berputar-putar pada dunia milik penculik. Salah? Tidak, tapi yang jadi
masalah adalah ketika kita tidak punya karakter lain yang mampu membuat cerita
bergerak atau setidaknya menolong eksposisi disisi lain kita bertemu dengan karakter utama yang sedari awal sudah lemah, tidak berkembang, minim kedalam
emosi, dan semakin tampak lelah ketika mereka telah terkurung dalam
kegelisahan.
Ya, Kidnapping Mr. Heineken adalah film
crime yang berantakan dan terkadang akan membuat kamu menilainya sebagai
hiburan yang konyol. Dari script saja contohnya, ada kesan komedi yang hadir
didalam cerita ketimbang aksi penuh thrill dan mencekam yang sulit untuk
ditemukan karena ketegangan saja seperti malu untuk eksis. Karakter juga
seperti malas untuk hidup, Sturgess dan Worthington tampil dalam kualitas yang
lumayan, sedangkan Hopkins punya beberapa momen yang oke, tapi secara
keseluruhan mereka tetap gagal membangun paranoia didalam cerita yang berputar-putar
di area yang sempit itu. Pembukaan memang oke tapi perlahan cerita kehilangan
energi, seperti tidak ada sesuatu yang menakutkan yang siap menghancurkan
karakter dari belakang sehingga mereka dengan santai menunggu kedatangan uang
yang mereka inginkan. Ini hal sensitif tadi, film crime tapi justru tampil
santai dan miskin ketegangan.
Kidnapping
Mr. Heineken adalah film crime yang berantakan. Jika
kamu mencari sebuah film tentang kejahatan dimana kamu melihat mereka mencoba
menciptakan kesan bahwa yang terjadi adalah sesuatu yang serius meskipun pada
akhirnya kamu akan tersenyum dan tertawa pada tingkah dan aksi mereka yang
kurang kokoh dan menegangkan (sumber dari sedikit nilai plus), mungkin film ini adalah pilihan yang tepat.
Mencari film crime yang memberikan kamu ketegangan yang menyenangkan? Ini bukan
pilihan yang tepat, karena selain tidak mampu meciptakan citra sebuah film
kejahatan yang kokoh cara ia bercerita juga kikuk bahkan punya potensi besar
untuk terasa menjemukan.
0 komentar :
Post a Comment