"Family is a disaster waiting to happen."
Kalimat manusia tidak
pernah puas seperti sudah begitu akrab di telinga kita, sesuatu yang bisa
dikatakan merupakan sebuah fakta yang sulit untuk ditampik. Mencoba untuk terus
meraih sesuatu yang lebih besar dari apa yang kita capai memang bukan sesuatu
yang tabu, tapi jika tidak di control keserakahan itu dapat meninggalkan
konsekuensi bagi kita. Hal tersebut akan kamu temukan di Human Capital (Il capitale umano), perwakilan Italia di kategori Best Foreign Language Film pada ajang
Oscar tahun ini, dari a nightmare before
Christmas hingga berujung pada "kriminal" penuh intrik.
Seorang pelayan yang
sedang dalam perjalanan pulang terlibat dalam kecelakaan hit and run ketika
sepeda yang ia kendarai tertabrak oleh sebuah mobil yang langsung kabur. Tapi
ternyata kejadian yang menimpa pelayan tersebut tidak meninggalkan masalah begitu
saja, karena selain mencoba mencari siapa pengendara mobil tadi karena disisi
lain keesokan harinya dua keluarga kaya raya di kota Milan masuk dan terlibat
dalam kasus kecelakaan tersebut.
Saya memutuskan untuk
menuliskan sinopsis yang dapat dikatakan sangat sederhana karena sesungguhnya
kenikmatan film ini terletak pada misteri yang ia bangun. Ya, seperti akan
lebih baik jika kamu tahu film ini sebatas pengendara sepeda yang ditabrak dan
kemudian berisikan proses mencari pelaku karena apa yang diberikan oleh Paolo Virzì disini ternyata jauh lebih
kompleks. Paolo Virzì berhasil
menciptakan sebuah thriller oktan rendah dengan misteri yang menarik lewat
kisah yang ia adaptasi dari novel Human
Capital karya Stephen Amidon,
dari awalnya tampak sederhana Human
Capital perlahan-lahan berubah menjadi sebuah opera dipenuhi isu keuangan
dengan gesekan penuh intrik didalam keluarga. Dan yang lebih menarik adalah itu
ia tampilkan dengan metode multi perspektif.
Nah, itu yang saya suka
dari film ini dimana ia memberikan penonton empat bagian cerita yang mayoritas
menarik untuk di ikuti. Bukan hanya menarik sebenarnya tapi mereka juga
digunakan dengan baik oleh Paolo Virzì
untuk membawa kamu secara bertahap mendekat untuk menemukan apa sebenarnya yang
terjadi dibalik tindakan kriminal di awal tadi. Plot di perluas dengan cermat
untuk mengungkapkan masalah, tapi yang paling penting adalah karakter-karakter
dalam cerita mampu membuat saya tertarik untuk mengamati mereka. Tidak bisa di
pungkiri narasi terasa sedikit kaku tapi dengan gerak seperti film detektif
selalu ada hal menarik dari misteri yang ia simpan terlebih dengan kehadiran
banyak karakter yang masing-masing menceritakan cerita mereka sehingga ada
hal-hal tak terduga yang ia berikan kepada penontonnya.
Hal tersebut yang
menjadikan dibalik beberapa kekurangan sebut saja plot yang berbelit-belit Human Capital pada akhirnya berhasil
membuat saya tersenyum ketika meninggalkannya, karena ia berhasil mempermainkan
imajinasi saya. Seperti ada hook yang sangat kuat sejak awal hingga akhir yang
membuat saya tidak bersedia meninggalkan masalah dan juga karakter yang
dibentuk dengan baik oleh para pemain. Tidak semua bagian solid memang karena
beberapa ada yang terasa lunak tapi pendekatan yang digunakan oleh Paolo Virzì berhasil menjadikan Human Capital sebagai thriller yang
stabil meskipun fokus miliknya sedikit tergerus. Film ini berhasil membuat penonton merasa dekat dengan karakter
kemudian merasa terjebak didalam masalah yang karakter alami, tapi disisi lain
ia tidak kehilangan kecepatan yang konsisten sehingga disamping kita
mempelajari apa yang terjadi disisi lain misteri seperti terus di pompa
sehingga ketegangan tidak pernah tenggelam begitu jauh.
Sulit untuk mengatakan
apakah ini sesungguhnya layak untuk memperoleh satu slot di kategori film asing
terbaik pada perhelatan Oscar tahun ini karena dibalik segala kelebihan yang ia
miliki Human Capital tidak terasa
outstanding, apalagi jika kamu ingat bahwa ada film dengan kualitas yang lebih
baik seperti Mommy dan Force Majeure yang juga gagal
mendapatkan tempat. Tidak hanya itu, jika kamu tidak klik dengan karakter dan
masalah sangat besar potensi kamu akan menilai apa yang mereka lakukan sebagai
sesuatu yang bodoh. Ya, klik dengan karakter karena Human Capital adalah sebuah opera dengan performa dengan menarik
dari para pemeran, membawa penonton dari sebuah masalah sederhana menuju sebuah
drama dengan thrill yang menarik dan stabil untuk menyuguhkan kamu sebuah
komentar sosial yang tajam dari hubungan antara uang dan cinta. Segmented.
0 komentar :
Post a Comment