"Tell me a story where everything works out in the end for the evil witch."
Di akhir tahun 2014
yang lalu sosok yang mencuri perhatian bukan hanya berasal dari film-film yang
seolah saling kejar dan saling sikut untuk meraih atensi agar semakin membuka peluang mereka menjadi terbaik dari yang terbaik, hal serupa juga terjadi di
divisi akting, dan salah satu kejutan terbesar datang dari Jennifer Aniston. Ya, penampilan Aniston di film ini pernah berada
didalam periode dimana ia memperoleh buzz
yang cukup signifikan untuk masuk kedalam jajaran lima lead actress dengan
penampilan terbaik tahun lalu. Well,
that’s a good hype. Cake: the reason why a great sailor need at
least good enough ship to look great.
Seorang mantan
pengacara bernama Claire Bennett
(Jennifer Aniston) sedang berada dalam situasi dimana kehidupannya seperti
tidak lagi tampak menarik. Setelah kecelakaan mobil yang merenggut nyawa
anaknya yang ia alami Claire bukan hanya menderita sakit pada fisik namun juga
pada mental yang ia miliki. Hanya seorang pembantu bernama Silvana (Adriana Barazza) yang dengan gigih mencoba membantu Claire
untuk keluar dari kondisi kelam tersebut, situasi dimana ia harus mengkonsumsi
obat penghilang rasa sakit karena sakit kronis didalam tubuhnya yang seolah
melengkapi kehancuran yang menimpa Claire.
Pernikahannya bersama Jason (Chris Messina) yang telah
berantakan memaksa Claire untuk mengisolasi kehidupannya dari dunia luar. Tapi
suatu ketika Claire diperkenalkan pada sebuah kelompok terapi yang kemudian
mempertemukannya dengan wanita bernama Nina
(Anna Kendrick), wanita yang ternyata menjadi sosok baru yang menarik bagi
Claire. Nina merupakan wanita yang dahulu pernah berada dalam kondisi kelam
seperti yang dialami oleh Claire kini, wanita yang dahulu pernah mencoba
melakukan bunuh diri dengan melompat dari jembatan di jalan bebas hambatan, hal yang coba di
eksplorasi oleh Claire untuk dapat meraih kesuksesan lepas dari penderitaannya.
Mari bahas terlebih
dahulu penampilan Jennifer Aniston
yang menjadi sumber utama mengapa film ini mendadak mulai dilirik saat awards
season menginjak akhir desember lalu dengan titik mula ketika ia mendapat
nominasi Golden Globe Awards dan Screen Actors Guild Awards. Apakah
penampilannya menarik? Jawabnya adalah ya, dan itu sangat terbantu dengan fakta
bahwa selama ini kita telah sangat akrab dengan Aniston yang tampil konyol di
berbagai film komedi standard, sehingga ketika ia tampil dengan karakter yang
jauh lebih serius ada sebuah kejutan tersendiri yang ia hasilkan, seperti Steve Carrell di Foxcathcer mungkin. Tapi apakah penampilan tersebut berada di level
outstanding? Tidak, Claire disini terlalu sering bermain tarik dan ulur bersama
penonton, rasa simpati dan empati itu sering kali datang dan kemudian
menghilang.
Nah, itu dia masalah
utama film ini, dan juga alasan mengapa diawal tadi saya mengatakan seorang
pelaut handal perlu kapal yang setidaknya cukup baik untuk dapat menjadikan
dirinya tampak memukau. Usaha keras dari seorang Jennifer Aniston seperti tidak di bantu dengan baik oleh Daniel Barnz di bangku sutradara serta
cerita yang ditulis oleh Patrick Tobin,
dua sosok yang sentuhan mereka masing-masing terhitung gagal membangun Cake
untuk mencapai potensi maksimal yang ia punya. Sangat goyah, meskipun dimulai
dengan sangat baik dalam sekejap Cake
mulai berubah menjadi sebuah studi
karakter yang terombang-ambing terbawa ombak yang besar, dan masalah utamanya
mayoritas muncul dari upaya Daniel Barnz untuk melakukan push pada dramatisasi
tapi seperti ada maksud terselubung untuk menjadikan itu tampak komikal, tampak
lucu, dan itu adalah kombinasi yang salah.
Ya, salah, karena sejak
awal kita telah di set pada sebuah fokus bahwa ini merupakan perjuangan
karakter Claire untuk lepas dari
masalah serius dalam kehidupannya, dan itu tampil sangat besar berkat
kepiawaian mereka di bagian awal dalam menjadikan kasus Claire sebagai sesuatu
yang menarik untuk ditelisik, studi tentang depresi. Celakanya yang terjadi
setelah itu ternyata berbeda, ada eksekusi yang berlebihan dalam hal
dramatisasi, dan itu semakin kacau ketika cerita sendiri seperti bingung harus
bergerak kearah mana, mondar-mandir antara drama berat namun sesekali mencoba
terlalu kuat sehingga alur cerita yang muram itu justru tampak campur aduk.
Tidak ada fokus yang kuat setelah bagian pembuka, kombinasi antara kemarahan,
kesedihan, dan perjuangan justru tampak seperti sebuah gimmick murahan dalam
upaya meraih emosi penonton untuk merasakan apa yang karakter yang rasakan,
perlahan semua terasa palsu.
Benar, palsu, dan itu
merupakan sesuatu yang sangat tabu dalam sebuah studi karakter. Anda akan
dengan mudah menangkap maksud Daniel
Barnz untuk menciptakan intimitas antara anda dan Claire, tapi realisme
yang ia ciptakan terasa mentah, dan dengan progress sedikit demi sedikit yang
dialami oleh Claire kita juga akan sedikit demi sedikit kehilangan rasa peduli
pada yang ia lakukan. Bukan berarti penampilan Anniston buruk karena ia tidak
mampu menjaga atensi penonton pada Claire, justru hingga akhir kita akan tetap
rooting berkat performa Anniston, tapi apa yang terjadi di sekitarnya itu yang
terasa mengganggu. Narasi yang sering salah langkah, momen-momen kecil
berisikan interaksi dengan orang-orang sekitar tidak meninggalkan impact yang
berarti, bahkan saya rasa ini akan lebih menarik jika sedari awal fokus di
letakkan pada pada hubungan antara Claire dan Silvana, pada perjuangan mereka
lakukan bersama.
Overall, Cake adalah film yang kurang memuaskan.
Dibuka dengan manis lewat impresi menarik bahwa ini dapat menjadi sebuah studi
tentang depresi, sayangnya Daniel Barnz
justru gagal mengolah potensi tadi sehingga pertunjukkan yang ia berikan terasa
seperti sebuah dramatisasi tanpa urgensi yang terasa mentah dan tidak jarang
terkesan berlebihan. Terlalu berusaha keras dalam menjadikan perputaran cerita
tampak rumit untuk menghantarkan rasa kehancuran kepada penontonnya, Cake justru berakhir sebagai sebuah drama yang
terombang-ambing antara drama serius dan drama komikal tanpa meninggalkan sebuah
impact yang kuat pada masalah yang coba ia gambarkan. Ada momen didalam film ketika saya memandang ini sebagai sebuah komedi. That's it.
Pas lagi cek filmografinya Jennifer ngeliat film ini. Nggak nyangka juga, karena tidak terdengar wah-wahnya film ini untuk artis sekelas dia :)
ReplyDeleteDari reviewnya sprtnya film seleraku, nanti mau nonton deh :)
Masih tipikal Anniston, tapi mencoba sedikit lebih serius. :)
Delete