"It looks like the entire cast of Goonies grew up and became rapists!"
Jika kamu datang dengan
ekspektasi yang tidak begitu tinggi film ini mungkin dapat menjadi sebuah
komedi bodoh yang ketika ia telah berakhir akan meninggalkan kamu dengan sebuah
perasaan segar dibalik semua formula klasik yang ia gunakan. The Wedding Ringer mungkin terasa klise,
sangat predictable, dan lain sebagainya penyakit dari sebuah komedi standard,
tapi ia berhasil memberikan sebuah petualangan yang cukup fun bagi penontonnya.
Seorang pengacara pajak
sukses bernama Doug Harris (Josh Gad) akan
menikahi pacarnya, Gretchen Palmer (Kaley
Cuoco-Sweeting), dalam rentang waktu sepuluh hari kedepan. Hal tersebut
memberikan tekanan pada Doug ketika mereka sedang menyusun rencana pernikahan,
kondisi dimana Doug belum memiliki pengiring mempelai pria atau best man, dan
pergaulannya yang selama ini tertutup menjadikan opsi yang dimiliki Doug sangat
terbatas. Takut hal tersebut terbongkar Doug memutuskan untuk menyewa jasa best
man dari seorang pria bernama Jimmy
Callahan (Kevin Hart), yang ternyata tidak sepenuhnya menjauhkan Doug dari
masalah.
Cerita yang ditulis
oleh sutradara Jeremy Garelick
bersama Jay Lavender ini ternyata
telah eksis sejak tahu 2002 yang lalu, jadi tidak heran jika pada akhirnya The Wedding Ringer akan sangat kental
terasa seperti komedi yang berasal dari satu decade yang lalu dengan sedikit
sentuhan modern kecil di beberapa bagian kecil. Mudah untuk mengatakan ini
merupakan komedi yang predictable terlebih dengan format yang ia pakai memang
sudah sangat standard komedi, tapi yang menarik adalah di balik kekacauan yang
mereka ciptakan serta tidak hadirnya sesuatu yang special The Wedding Ringer justru berhasil menjadi sebuah komedi yang
terhitung stabil dalam menghibur penontonnya, banyak mengingatkan saya pada
film Kevin Hart tahun lalu, Ride Along, kacau, banyak joke yang
miss, tapi tetap menarik untuk di ikuti.
Sistem itu yang
tampaknya coba di terapkan oleh Jeremy
Garelick disini, meskipun tidak lucu secara keseluruhan mari ciptakan
sebuah petualangan yang fun. Awalnya mungkin agak kaku tapi setelah itu kamu
akan menemukan sebuah chemistry yang cukup menarik di antara Kevin Hart dan Josh Gad, ada bromance yang mungkin tidak special tapi sanggup
membuat penontonnya tertawa geli dengan tingkah laku mereka yang terhitung
klasik itu. Itu yang menarik dari The
Wedding Ringer karena ia seperti tidak mencoba untuk tampil luar biasa, di
jaga standard dengan segala macam hal klise, terus naik dan turun diantara
lucu, biasa, kemudian lucu, dan kembali biasa, tapi hingga akhir tidak membuat
penonton yang sejak awal tidak menilai mereka terlalu serius untuk merasa bosan
apalagi kesal dengan kekonyolan mereka.
Salah satu trick yang
diterapkan oleh Jeremy Garelick dan
berhasil bekerja dengan baik di sini adalah gerak cepat yang ia tampilkan sehingga
beberapa kekurangan yang ia hasilkan dapat di toleransi dengana mudah. Ia juga
cukup cermat dalam mengatur komposisi drama dan komedi, ia tidak mencoba
terlalu keras untuk menjadikan ini sebagai film tentang pernikahan yang
thoughtful, mereka hadir tapi tidak pernah ia kembangkan menjadi lebih luas.
Dangkal memang tapi strategi tersebut justru cukup ampuh untuk menghindarkan
film dari kondisi terjebak dalam drama, cukup puas untuk sebatas memberikan
penontonnya komedi dan komedi gerak cepat sehingga meskipun tidak special hasil
yang ia ciptakan sudah cukup untuk membuat penontonnya pulang dengan rasa
senang.
Babak akhir mungkin
kurang kuat, tapi chemistry di antara
dua karakter utama tampil cukup memikat, cerita yang ia tampilkan juga dangkal
dan tidak ada yang special, namun dengan gerak cepat dan eksekusi yang tidak
begitu buruk The Wedding Ringer
berhasil memberikan sebuah petualangan yang cukup menyenangkan. Ya, tidak semua
yang berikan berhasil memberikan tawa dengan tampil lucu, namun secara keseluruhan
The Wedding Ringer berhasil
memberikan petualangan bodoh yang cukup fun.
0 komentar :
Post a Comment