Salah satu hal paling
menghebohkan dari acara pengumuman nominasi Oscar
dua minggu yang lalu adalah tidak masuknya The
Lego Movie didalam calon film animasi terbaik, film yang notabene sejak
jauh hari sebelumnya seperti one to beat di kategori animasi. Song of the Sea adalah kejutan lain
dibalik menghilangnya The Lego Movie
tadi, yang bersama The Boxtrolls
seolah menjadi kandidat “tersisa” dibalik tiga nominasi lain yang seperti sudah
pasti mendapatkan tempat. But believe it or not animasi asal Irlandia ini tidak
layak menyandang status “tersisa” tadi, ini manis, ini cantik, dan saya tidak
akan terkejut jika di acara puncak nanti ia akan memberikan kejutan seperti
yang dilakukan oleh Wallace & Gromit
sembilan tahun lalu. This is magic.
Ketika ibunya sedang
mengandung calon adiknya Ben (David
Rawle) selalu di ingatkan oleh sang ibu untuk menjadi abang yang
bertanggung jawab kepada adiknya. Hal tersebut tetap di laksanakan oleh Ben
enam tahun kemudian ketika ayah mereka, Conor
(Brendan Gleeson), masih dilanda rasa sedih karena kehilangan istrinya,
kondisi yang juga memberikan efek rasa frustasi pada Ben terlebih dengan fakta
dimana adik perempuannya Saoirse (Lucy
O'Connell) masih belum dapat mengucapkan sepatah katapun. Namun suatu
ketika Saoirse menemukan benda yang ternyata membawanya masuk kedalam rahasia masa lalu ibu mereka.
Saya tidak mengatakan
nominasi lain disekitar Song of the Sea
merupakan sebuah animasi yang tidak lebih baik darinya, dalam vote PnM Awards kemarin bahkan saya juga
memilih The Lego Movie sebagai pilihan utama saya, namun jika yang dapat
memenangkan Oscar tahun ini adalah animasi yang “sesungguhnya”, maka jagoan
saya adalah Song of the Sea, berada diatas
Kaguya. Ini seperti melihat animasi dari Studio
Ghibli yang di bangun di daratan eropa, palet warna yang tidak pernah
berhenti membuat penontonnya terpukau dan terpesona, karakter-karakter yang
menarik, cerita yang sederhana namun juga menyimpan makna yang kuat, ia akan
sangat mudah di cintai oleh penonton muda tanpa harus menyiksa penonton yang
lebih dewasa. Song of the Sea seperti
sebuah sihir yang sejak awal terus menghipnotis penontonnya, memiliki
presentasi visual yang imajinatif dengan kedalaman seni yang memukau, tapi
disisi lain seperti terus mengikat atensi kita dengan narasi yang seolah
seperti sedang membacakan sebuah buku dongeng.
Ya, saya sangat suka
dengan apa yang dilakukan oleh Tomm Moore (The Secret of Kells) dalam cara ia mengembangkan cerita, sabar serta cermat dan cerdas. Tidak
gegabah bahkan cenderung berhati-hati menurut saya, tapi ada tempo yang
mengasyikkan di Song of the Sea, cara
ia mengungkapkan cerita satu per satu itu akan membuat kamu seperti
seorang anak kecil yang dijanjikan lima
buah kue cokelat namun harus menghabiskan satu buah terlebih dahulu untuk
mendapatkan kue berikutnya. Ceritanya sangat sederhana mengenai ikatan saudara
dengan tema keluarga yang mencoba untuk lepas dari rasa kehilangan, tapi
sinopsis yang sangat sempit tadi pintar dimainkan oleh Tomm Moore, ia pintar
menggoda penontonnya dengan cara yang menyenangkan, setiap kali kamu diajaknya
untuk maju satu langkah kedepan kamu akan menemukan kejutan yang akan membuatmu
terpukau, baik itu dari visual maupun cerita.
Nah, itu yang menarik
dari Song of the Sea yang juga
mendasari opini saya bahwa ini layak menjadi kandidat di posisi terdepan di
kategori animasi tahun ini, karena ia tidak hanya soal visual tapi ia juga
punya cerita yang juga berkontribusi sama besarnya. Faktor utama yang
menjadikan cerita terasa kuat adalah karena Tomm
Moore tidak pernah melepas kita untuk mencerna sendiri makna dari apa yang
ia tampilkan di layar, kita di tuntun secara bertahap dan menariknya pesan yang
ia miliki dapat ditangkap tanpa menimbulkan kesan menggurui sama sekali buat
penonton dewasa. Ada misteri dengan lapisan yang sangat mudah dicerna untuk
penonton muda, ada cerita di balik cerita yang terungkap tanpa meninggalkan
kerumitan yang mengganggu. Fokus yang kuat juga menjadi kunci kesuksesan
lainnya, ada potensi untuk memasukkan hal-hal baru namun tidak di eksplorasi
lebih jauh sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada cerita utama yang
sederhana itu.
Andai saja film ini
tidak hanya disaksikan oleh salah satu diantara kami saya yakin Song of the Sea akan menjadi kuda hitam
yang sangat berbahaya dalam PnM Awards
yang lalu. Yap, sekali lagi, ini seperti magic, pengisi suara yang oke, cerita
tentang ikatan keluarga dan kehilangan yang sederhana tapi tetap tajam, visual
yang tidak pernah berhenti mempermainkan imajinasi, musik yang tidak kalah
menarik, alur cerita dengan urutan yang penuh kejutan, semuanya membentuk
kombinasi yang pas sehingga bukan hanya menjadikan Song of the Sea sebagai sebuah animasi yang memberikan penontonnya
petualangan yang menyenangkan, namun juga animasi imajinatif yang memberikan
pengalaman sinematik yang sulit untuk dilupakan.
The film was absolutely brilliant.
ReplyDeleteCan't agree more. :)
Delete