"Anything can happen in the woods."
Into
the Woods ini adalah sebuah film yang mampu menghipnotis
penontonnya. Mengapa? Sejak awal kamu dapat menilai dan merasakan bahwa ia
punya beberapa kelemahan mendasar dari sebuah drama musikal tapi kehadiran
mereka lama-kelamaan bukan semakin terasa mengganggu justru mulia berkurang
secara perlahan karena kecerdikan film ini membawa penontonnya untuk seolah
merasa terlibat di dalam sebuah pertunjukan menyenangkan yang mereka sajikan.
Into the Wood punya
empat bagian besar: Cinderella (Anna
Kendrick), Little Red Riding Hood (Lilla Crawford), Jack and the Beanstalk
(Daniel Huttlestone), dan Rapunzel
(Mackenzie Mauzy). Masalah bermula dari saudara Grimm The Baker (James Corden) dan istrinya (Emily Blunt) yang mendapati bahwa The Witch (Meryl Streep), seorang penyihir kejam, telah menaruh
kutukan pAada rumah mereka, kutukan yang hanya dapat dihapus jika mereka dapat
mengumpulkan empat buah benda: sapi seputih susu, jubah semerah darah, rambut
sekuning jagung, dan sandal semurni emas, syarat yang membuat semua orang masuk
kedalam hutan.
Into
the Wood sebenarnya terasa lemah dari segi cerita kerena
dengan mencoba menggabungkan empat bagian tadi kita otomatis akan mendapatkan
kumpulan konflik yang datang dari banyak karakter dan akhirnya menjadikan
kekuatan utama diantara mereka terasa samar. Tapi ternyata Rob Marshall tidak ingin menjadikan Into the Wood film seperti itu, film dengan fokus yang hanya
bertumpu pada satu karakter dan masalah untuk kemudian berputar-putar disana.
Seperti Les Miserables kita
mendapatkan banyak masalah disini yang menariknya masing-masing dari mereka
terasa menarik meskipun hadir dalam kuantitas yang tidak begitu besar. Ya, itu
dia kelicikan dari Rob Marshall, ia tahu
kalau naskah dari James Lapine tidak
begitu special tapi dengan cermat memoles cerita kedalam scenario yang
menyenangkan.
Ini menyenangkan
sekalipun kamu akan terus merasakan kalau dari segi cerita sendiri cenderung
stabil bahkan datar. Hal terbaik dari kinerja Rob Marshall di film ini adalah ia sukses untuk mengalihkan
perhatian kita pada minus tadi, kita tahu ada yang kurang beres tapi kita tidak
mempertanyakan hal tersebut hingga berlarut-larut. Banyak gimmick yang berhasil
menutupinya, dari musik yang menarik hingga koreografi yang sanggup memancarkan
semangat dari lagu dan juga karakter, miskin emosi memang tapi sulit untuk
menolak irama menarik yang mereka berikan sehingga badan atau at least kaki
akan ikut bergoyang. Miskin emosi? Iya, saya bahkan di awal merasa sulit untuk
peduli dengan apa yang dilakukan karakter yang sudahlah banyak dan
masing-masing dari mereka punya daya tarik yang menarik untuk diamati karena
perkenalan yang ia tampilkan dikemas dengan ringan dan efektif.
Ya, Into the Wood mungkin akan terasa
sedikit gelap bagi penonton muda itu merupakan sebuah kontradiktif mengingat
film ini sendiri di rilis pada akhir tahun yang lalu dengan sasaran utama tentu
saja menjadi tontonan keluarga, tapi kemeriahan yang ia ciptakan membuat nada
gelap tadi tidak mencuri atensi secara berkepanjangan. Ringan, mungkin itu kata
yang tepat bagi film ini, karakter yang menarik dengan cerita yang tidak begitu
rumit, mengandalkan karakter yang bergerak cepat kesana-kemari sembari
bersenandung bersama lagu-lagu yang mampu menghibur sama baiknya seperti yang
dilakukan oleh visual, mempermainkan imajinasi penontonnya. Tidak ketinggalan
pula penampilan memikat dari para pemeran, Meryl
Streep yang masih tampil dengan standard miliknya, serta pemeran lain seperti
Anna Kendrick dan Emily Blunt yang memberikan komitmen
meyakinkan pada peran yang mereka punya. Tapi ada satu yang mencuri perhatian
di bagian ini, Chris Pine, ia menarik
di saat harus tampil serius dan santai, karakter ia jadikan memiliki karisma
dan pesona yang memikat.
Bagus atau tidaknya Into the Wood sangat tergantung pada
mampu atau tidaknya kamu menghindar dari fakta bahwa ia memiliki beberapa
kelemahan di sector cerita, karena disamping itu ia punya visual, koreografi,
hingga lagu-lagu yang menyenangkan lengkap bersama karakter-karakter yang terus
menerus membawa kamu terhipnotis untuk bergembira bersama mereka dengan gerak
cepat yang menyenangkan.
0 komentar :
Post a Comment