"There are no two words in the English language more harmful than good job."
Sebagai pria yang tiga
tahun lalu memutuskan untuk “conscious uncoupling” dengan instrumen favoritnya,
drum, Whiplash berada di posisi
teratas daftar film yang paling saya nantikan tahun lalu, bahkan ketika masuk
ke periode akhir di tahun lalu masih menjadi salah satu dari empat film yang
kala itu sangat saya yakini dapat menggusur posisi Boyhood yang sudah nyaman
berada di posisi teratas. Dan boom, itu terjadi, ketika film ini ternyata bukan
hanya berhasil menjadi sebuah film tentang musik, menjadi film tentang drama,
namun menjadi sebuah kemasan lengkap yang sederhana tentang kehidupan. It’ll give you an electrifying whip, it’ll
give you an exhilarating splash. It’s Whiplash.
Pria muda berusia 19
tahun bernama Andrew Neimann (Miles
Teller) mengambil sebuah keputusan berani dalam hidupnya, ia tidak ingin
menjadi pria dengan profesi seperti ayahnya, Jim Neimann (Paul Reiser), ia ingin menjadi sosok yang besar di
dunia musik. Instrument favoritnya adalah drum, dan sosok idolanya merupakan Buddy Rich, drummer jazz. Untuk meraih
impian besarnya itu Andrew memutuskan masuk ke sekolah musik Shaffer Conservatory, sekolah yang pada
awalnya seperti tempat penuh keberuntungan baginya ketika ia bertemu dengan Terence Fletcher (J. K. Simmons).
Ketika sedang berlatih
seorang diri tanpa ia ketahui Andrew sedang di amati oleh Fletcher, seorang
konduktor yang secara mengejutkan setelah itu kemudian “mengundang” Andrew
untuk bergabung bersama kelas musik yang ia pimpin sebagai drummer alternatif.
Yang mengejutkan Andrew adalah meskipun ia masih berada di posisi yang sama
sebagai altenatif sistem yang ia peroleh di kelas barunya tersebut jauh
berbeda, bukan hanya posisinya yang berubah secara periodik namun juga
menyaksikan atmosfir layaknya para tentara yang berdiri tegap dan kaku saat
jenderal mereka tiba, nada draggy level
kecil menjadi masalah besar, ia masuk kedalam kelas yang bersenang-senang
dengan cara yang berbeda cenderung “unik”.
Mungkin sedikit berbeda
untuk membuka review dengan sesuatu yang personal, namun saya merupakan
penonton yang terhitung cukup sulit untuk tenggelam dalam hype yang di ciptakan pada penikmat film lainnya, bahkan tidak
jarang ulasan mereka terhadap sebuah film saya kalikan dengan nol dan baru saya
baca kembali ketika selesai menyaksikan film tersebut. So, itu yang menimbulkan
rasa jengkel pada Whiplash pada
awalnya karena meskipun berada di puncak wishlist film yang ingin ditonton
berbagai kalimat penuh pujaan yang tercantum pada poster miliknya itu
menimbulkan iritasi yang mengganggu, hal yang juga terjadi pada film Boyhood. Tapi menariknya ternyata hasil
yang mereka berikan berada di level yang sama, meskipun berada di posisi ketiga
pada awards yang lalu bagi saya Whiplash berada
di posisi yang sama dengan Boyhood,
ia berhasil memberikan pengalaman menonton yang sama memuaskannya dengan
perjalanan 12 tahun itu.
So, apa yang menjadikan
film ini begitu memukau? Sebenarnya ini sangat sederhana dimana ia hanya
bercerita tentang seorang anak muda, kemudian menyelipkan mimpi didalamnya, dan
setelah dua hal tersebut menyatu dengan baik maka hadir masalah yang
menghalanginya. Tampak sangat simple tapi ditangan Damien Chazelle mereka berhasil di olah bukan hanya menjadi sebuah
film yang bercerita kepada penontonnya dengan narasi melainkan juga menjadi
sebuah pertunjukkan karakter utama, menjadi sebuah show berisikan perjuangan
dan rintangan yang menariknya berisikan materi yang akan membuat anda klik
dengannya, dan kemudian jatuh hati padanya, tapi disisi lain juga membuat anda
waspada pada apa yang akan terjadi selanjutnya. Begitulah Whiplash, sama seperti kisah cinta kecil namun dewasa yang ia selipkan
didalam cerita, Whiplash seperti
cinta yang masih berada di tahap malu-malu, penuh misteri, ada permainan tarik
dan ulur yang sanggup membuat anda suka dan duka di saat yang sama serta dalam
kuantitas dan kualitas yang sama.
Mengapa begitu rumit?
Sebenarnya tidak, karena pada dasarnya ini di didominasi pria muda bermain drum
yang mengiringi sebuah band yang sedang berlatih Caravan untuk pertunjukkan utama, ketika ia tampil ia bahkan tampak
sangat sederhana sehingga tidak dapat dipungkiri akan ada yang menilainya
sebagai sebuah drama yang mentah, namun jika anda bersedia menelisik sedikit
saja lebih dalam ketimbang hanya menikmati lantunan irama yang ia berikan maka
banyak whip dan splash yang akan anda dapatkan. Ya, anda akan tertawa geli ketika
sadar bahwa Whiplash punya
kompleksitas yang mengasyikkan dan bukan hanya sebatas kisah seorang drummer
yang ingin sukses kemudian di selimuti dengan soundtrack yang memukau. Whiplash
adalah presentasi sederhana dari seorang manusia, memiliki obsesi atau ambisi
yang sangat tinggi, kemudian hadir masalah yang menghasilkan frustasi hingga
menyerang psikologi, namun terus tidak pernah menyerah dan terus berjuang
bersama determinasi yang sama tingginya. Lengkap.
Betul, lengkap, dan
semakin menarik ketika ia tidak hanya ditampilkan bersama cerita dan karakter
yang penuh pesona sehingga mampu mengundang simpati dan empati dari
penontonnya, namun cara ia ditampilkan layaknya music jazz itu yang semakin menambah sensasi yang ia hasilkan. Benar, itu
mengapa pada review pertama ada kalimat a
fantastic crescendo disana karena Whiplash
bergerak layaknya music jazz.
Awal perlahan, membuat anda bergoyang kecil untuk meresapi iramanya yang
lembut, kemudian naik satu tingkat yang berhasil membuat anda menutup mata
untuk semakin meresapi irama, itu hadir secara bertahap hingga mencapai
puncaknya ketika seluruh tubuh anda sudah ikut bergoyang bersama irama. Ya,
kira-kira begitulah gambaran paling sederhana dari eksekusi Damien Chazelle di film ini, konflik utama
di pusat berdiri kuat, narasi yang simple namun sangat efektif, editing yang
manis dalam menjadikan penonton seperti berada di sekitar karakter, dan itu
dilengkapi dengan ledakan-ledakan yang bukan hanya akan membuat anda kaget
namun juga tersenyum bahagia.
Mungkin minus yang
dihasilkan oleh Whiplash bagaimana
ketika akhirnya posisi Miles Teller
seperti tertutup bayangan J. K. Simmons
yang tampil lebih memukau. Teller berhasil menjadi sosok sentral, ia berhasil
membuat perjuangannya tampak menarik bukan hanya mencuri atensi tapi kemudian
meraih simpati dan empati dari penontonnya, tapi alasan utama mengapa Whiplash sukses menjadi sebuah drama
musik dengan thrill yang intens dan memikat adalah performa memukau dari J. K. Simmons. Fletcher dibentuk menjadi
karakter anti-hero dengan sangat kuat oleh Simmons, anda akan merasa seperti
ingin memberi pukulan yang telak di wajahnya namun ketika itu hendak terjadi
anda akan teringat pada tujuan utama mengapa ia menerapkan sistem yang sangat
ekstrim itu. Chemistry diantara dua
karakter utama tadi juga terasa manis, berhasil memberikan dramatisasi dan
manipulasi yang tidak terasa membodohi penontonnya, itu mereka gunakan untuk
memoles sinar dari masing-masing karakter sehingga “soul” dari musik dan musisi
dapat penonton nikmati bersama energi di level yang tinggi.
Overall, Whiplash adalah film yang memuaskan. Whiplash seperti sebuah perang tanpa
menggunakan senjata yang mematikan namun tetap menampilkan sensasi penuh
ketegangan yang mengagumkan. Damien
Chazelle punya bom yang dapat memberikan ledakan penuh sensasi
mengasyikkan, ia juga punya peluru dalam bentuk emosi dan psikologi yang dapat
mematikan, dari awalnya kisah tentang seorang anak muda dengan mimpi dan obsesi
sederhana menjadi sebuah thriller yang memakai topeng sebagai sebuah drama dan
akan membuat penontonnya tersenyum bahagia ketika meninggalkannya, karena
mereka telah puas merasakan cambukan panasnya yang menggemparkan tapi kemudian
di guyur dengan air dingin yang menyegarkan. It’ll whip and splash you.
penampilan J.K. Simmons berhasil membuat saya merasakan tekanan serta ketegangan yang dialami oleh Miles Teller.... keren sekali
ReplyDeletefilm ini tetap meninggal sesuatu yg samar dalam ceritanya, apakah yg dilakukan oleh terrence fletcher itu adalah sesuatu yang benar atau salah? *twist
kira2 pesan apa yang bisa di ambil dari film ini ???
ReplyDeleteParagraf enam, baris sembilan. :)
Deleteok deh min, rencana mau tak angkat buat judul skripsi anee,,, hehe
DeleteWow. Good luck! :)
Deleteterimakasih min,,, goodluck juga buat ripiw filmnya, soalnya blog mimin ini salah satu blog langganan ane, buat liat ratting film yang mau ane tonton,, :D
Delete