Sulit bahkan masih ragu untuk mengatakan ini sebagai
pemenang versi saya di kategori Best
Foreign Language pada Oscar tahun depan mengingat saingannya juga tidak
kalah cantik, dari Two Days, One Night,
kemudian Ida, lalu ada Force Majeure, serta film terbaru Xavier Dolan yang sangat kami
antisipasi, tapi sebagai contender wakil dari Rusia ini merupakan salah satu pesaing terkuat. Alasannya? Leviathan (Leviafan) adalah sebuah drama satire yang cenderung provokatif dalam menyampaikan kritiknya bukan
hanya lewat lapisan-lapisan yang padat dan tajam, tapi juga membuat penonton
merasa hangat dan dingin secara bersamaan. Bold, bleak, brutal, and beautiful.
Nikolay (Aleksei
Serebryakov) masih
menetap di tanah milik nenek moyangnya dahulu bersama istrinya yang kedua Lilya (Elena Lyadova), serta anaknya Roma (Sergey Pokhodaev), tapi suatu
ketika kehidupan yang tentram milik mekanik di sebuah desa nelayan terpencil di
bagian utara Rusia ini terusik. Masalah muncul dari Vadim (Roman Madyanov), walikota serakah yang selalu dimabuk obsesi
pribadi. Vadim ingin agar tanah milik Kolya dapat menjadi bagian dari property
pribadinya, namun upaya tersebut di tolak oleh Kolya, yang kemudian membuat
Vadim bergerak lebih agresif dan menimbulkan masalah yang lebih besar.
Selalu ada sesuatu istimewa yang tertinggal dari film
seperti Leviathan ini, ya mungkin
contoh terdekatnya seperti Force Majuere,
film dengan ekspektasi awal akan memberikan kita cerita yang serius tapi
kemudian justru membuat kejutan dengan betapa ringan dan mudahnya mereka untuk
dinikmati. Disitu letak kesuksesan paling besar film ini, Andrey Zvyagintsev tidak hanya mampu membuat kita mempertanyakan
sistem pemerintahan di negara Rusia
yang terkenal “tertutup” itu dengan menggunakan contoh masalah yang sederhana,
tapi dibalik sikap beraninya ia juga berhasil menciptakan pengamatan yang mampu
membuat kita terjebak didalamnya. Tidak hanya sebatas kenal atau tahu dengan
masalah utama lalu menunggu hasil akhir, disini penonton seperti menjadi bagian
dari cerita, menyaksikan bagaimana dampak dari kekuasaan terhadap sistem di
kehidupan sosial.
Posisi penonton yang seolah menjadi bagian dari
masalah yang dihadapi Nikolay itu yang membuat isu-isu yang di miliki film ini
terasa tajam. Imajinasi kita seperti dibiarkan bermain secara bebas oleh Andrey Zvyagintsev, ia memberikan kita
masalah tapi disekitarnya seperti disediakan ruang besar untuk melakukan
interpretasi sendiri pada masalah itu. Ketika berjalan bersama cerita kita
hanya dituntun, tidak di ikat, jadi pertanyaan-pertanyaan seperti kebebasan,
hokum, ekonomi, hingga korupsi yang dipenuhi sindiran itu seperti menantang
kita untuk berpendapat, menantang imajinasi kita pada mana yang baik dan mana
yang “baik”, manusia melawan raksasa, selalu di buat untuk tidak tergali
terlalu dalam dan mungkin akan terkesan fokusnya kurang kuat, tapi ia tetap
menghasilkan efek yang cukup mengguncang, dari keluarga, relationship, bahkan
ada unsur agama disamping negara yang tentu saja menjadi fokus utamanya sejak
awal.
Tapi bukan berarti ini adalah sebuah art-house yang
super serius dan sangat berat, justru sebaliknya, isu serius itu dibuat ringan.
Efektif mungkin kata paling tepat bagi film ini, ia punya rincian masalah yang
ketika disuntikkan kedalam cerita akan mudah kita tangkap, kita punya
kesempatan untuk mencerna mereka tapi tidak dibiarkan berlarut-larut
didalamnya. Ya, ada irama yang menyenangkan disini, Andrey Zvyagintsev seperti tahu betul bermain dengan tempo, momen
lambat tidak terasa menjengkelkan, tapi ketika dibuat tampil cepat ia tidak
pernah lepas dari kerangka utama, bahkan uniknya perlahan intimitas kita juga
semakin dalam terhadap karakter dan juga masalah, bukan hanya karena kemampuan
Aleksei Serebryakov dan rekannya yang lain untuk menjadikan karakter menarik
tapi Leviathan juga punya komedi atau humor yang terkesan absurd tapi selalu
mampu menyuntikkan kegembiraan pada kisah yang serius itu.
Kombinasi antara serius dan santai ini yang membuat Leviathan terasa kuat, dan dikarenakan
isunya yang lebih berani ia mungkin berada di posisi terdepan pada kategori Best Foreign Language. Eksekusi yang
presisi menjadi kunci, di set untuk mengamati karakter tapi disamping itu juga
hadir berbagai isu provokatif dalam komposisi yang tidak berlebihan, tajam dan
tepat guna, dengan tekanan yang tidak pernah hilang dari gambar-gambar menarik
miliknya kita akan merasakan kehangatan bahkan panasnya masalah yang
berputar-putar didalam cerita, ekonomi, korupsi, bahkan moral, tapi imajinasi
penonton tidak akan terasa monoton berkat kemampuan Andrey Zvyagintsev memadukan hal tadi dengan humor yang
menyenangkan. Sebuah film yang pandai dalam bercerita.
Screened at Singapore International Film Festival 2014
Screened at Singapore International Film Festival 2014
0 komentar :
Post a Comment