Ekspektasi awal ketika film ini baru saja dimulai
adalah akan mendapatkan sebuah penggambaran dari seseorang yang bernama
Kirishima, namun tidak begitu jauh dari titik start kemudian muncul pertanyaan
lain, kapan Kirishima itu akan muncul? Lebih dari sepuluh menit kemudian
pertanyaan kembali berubah, dimana sebenarnya sosok Kirishima itu berada? Namun
setelah kekacauan satu persatu terbangun pertanyaan mengalami perubahan yang
sangat drastis, who the hell is Kirishima? The
Kirishima Thing (Kirishima, Bukatsu Yamerutteyo), a captivating high-school and
social tragedy with stylish mindplay.
Pada hari jumat di sebuah sekolah, ketika Ryoya Maeda (Ryunosuke Kamiki), siswa
dari ekstrakurikuler film, bersama temannya Takefumi
(Tomoya Maeno) sedang berdiskusi dengan seorang guru terkait kelanjutan
film pertama mereka yang berhasil mendapatkan sedikit kesuksesan meskipun
memiliki judul yang aneh, wanita dengan seragam merah masuk kedalam ruangan mereka,
duduk di sebuah kursi, dan menangis. Gadis muda tersebut juga sempat mengikuti
seorang guru yang menghampiri klub voli dan memberikan kabar bahwa pertandingan
yang mereka akan hadapi harus tetap berlangsung meskipun tanpa kehadiran
Kirishima.
Ketidakhadiran Kirishima pada hari itu menciptakan
sebuah tanda tanya yang besar, ia tidak memberikan kabar pada sahabatnya Hiroki (Masahiro Higashide) yang pada
hari itu diintai oleh Sana (Mayu
Matsuoka) karena rasa curiga pada Aya
Sawashima (Suzuka Ohgo), perempuan yang duduk dibelakang Hiriko, begitupula
dengan Risa (Mizuki Yamamoto) yang
mulai cemas dengan keberadaan pacarnya tersebut. Misteri tersebut juga menimpa Kasumi Higashihara (Ai Hashimoto) dan
Mika Miyabe (Kurumi Shimizu), dua
gadis muda dari klub bulutangkis yang juga merupakan sahabat dari Risa dan
Sana.
Ada sebuah alasan sederhana yang membuat saya mudah
untuk mengagumi film yang berhasil meraih penghargaan tertinggi pada Japan Academy Prize tahun lalu ini, ia
sukses menghadirkan sebuah kekacauan skala besar dengan menggunakan sesuatu
yang sangat kecil. Siapa itu Kirishima?
Apa yang ia terjadi pada Kirishima? Apa yang sebenarnya telah Kirishima
lakukan? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu pasti akan berputar-putar dipikiran
anda yang bisa saja menjadi asal mula rasa bingung pada tahap awal, bagian
dimana Daihachi Yoshida seolah masih
mencoba menggoda kita penontonnya dengan sesuatu yang misterius padahal hanya
berasal dari hal-hal sederhana. Narasi non-linear,
dari hari jumat, kemudian masih di hari jumat, dan lagi-lagi masih di hari
jumat, sudut pandang pertama, bergeser pada karakter lain, dan melakukannya
pada karakter lainnya.
Hal tersebut yang menjadikan The Kirishima Thing seperti sebuah hujan deras yang tiba-tiba jatuh
ketika anda sedang asyik menatap langit dengan sinar matahari yang cerah, dalam
satu hari dengan multi point of view,
Daihachi Yoshida berhasil memberikan
sentuhan yang cerdas dalam membangun pesan utama terkait kelas sosial yang
ingin ia sampaikan. Ada kompleksitas, ada sesuatu yang tersembunyi, tapi disisi
lain disamping pertanyaan yang kita alami pada eksistensi Kirishima yang
semakin rumit rasa cemas kita pada banyak karakter yang ditempatkan dengan
sangat baik itu juga perlahan bertumbuh. Semuanya terbangun dengan irama yang
stabil, dan jika berbicara tentang kejutan ia punya dalam kuantitas yang banyak
pada karakter dan cerita, tapi apakah ia memiliki twist yang mengguncang jawabnya adalah tidak.
Tenang, bukan berarti dengan mengetahui ia tidak punya
twist yang mengejutkan kenikmatan film ini akan berkurang, karena faktanya plot
yang ia miliki pada dasarnya juga sangat lurus, tapi ketika anda mulai sadar
bahwa salah satu fakta lain yang The
Kirishima Thing miliki bahwa ia adalah sebuah sindiran yang menyenangkan
pada penerapan strata dalam kehidupan yang mulai ekstrim, anda akan semakin
mengagumi film ini. Materi dari novel dengan judul yang sama itu berhasil di
olah dengan cerdas oleh Daihachi Yoshida,
sebuah misteri menghilangnya seorang siswa secara tiba-tiba, lalu ketika para
siswa mulai berhadapan dengan fakta itu satu persatu masalah yang selama ini
tersembunyi mulai muncul kepermukaan disitu kita akan melihat masalah
sebenarnya yang ada di sekolah tersebut, sebuah kesenjangan sosial,
popularitas, diktator, kelas bawah, kelas atas.
Sebut saja Kirishima itu ibarat induk ayam, dan semua
karakter selain dirinya di dalam film ini merupakan anak ayam, ketika sang
induk menghilang anak ayam mulai merasakan kepanikan luar biasa, dan hal
terburuk yang mereka lakukan ada saling menyakiti satu sama lain. Dibakar
dengan lambat dalam gerak cepat, ia juga disertai fokus yang kuat serta dalam
struktur narasi yang rapi, ini adalah sebuah studi karakter yang menyenangkan.
Kita tidak hanya ditemani oleh pertanyaan tapi juga pernyataan yang semakin
menambah daya tarik dari pertanyaan tadi, pengulangan dari banyak sudut berbeda
yang bukan hanya mampu melebarkan cerita tapi juga ikut mengembangkan karakter
serta masalah yang eksis diantara mereka, dari bullying hingga cinta, serta
uniknya mereka seperti tidak punya maksud untuk membuat penonton bingung,
banyak humor yang bekerja dengan sangat baik didalamnya.
Mungkin satu-satunya nilai minus yang film ini miliki
terdapat pada bagian akhir, sedikit terlalu cepat sehingga memberikan dampak pada
konklusi, karena selain itu dari jumat hingga lima hari berikutnya kita akan
ditemani sebuah eksplorasi sosial yang kreatif dalam menyampaikan tujuan
utamanya. Gambar-gambar yang ia hasilkan memang tidak istimewa, kualitas akting
juga tidak ada yang begitu standout kecuali Ai
Hashimoto yang terasa konsisten hingga akhir serta Kamiki Ryunosuke yang punya beberapa ekspresi sangat efektif, tapi
berkat editing yang memikat semua terangkai dengan manis sejak awal hingga
akhir. Kita punya misteri yang menarik untuk di ikuti, kita punya karakter yang
menarik untuk di amati, kita juga punya intimitas pada hubungan diantara
mereka, kita punya masalah yang perlahan terasa intens, dan kita punya alur
yang mampu merangkai hal-hal tadi bersama sensasi yang efektif dan tepat guna.
Overall, The
Kirishima Thing (Kirishima, Bukatsu Yamerutteyo) adalah film yang
memuaskan. Tidak begitu yakin apakah ini layak dikatakan sebagai salah satu
film terbaik yang saya tonton tahun ini, namun dalam hal film paling
mengejutkan ia adalah salah satu yang terkuat. Ia memang tidak megah, namun
dengan materi yang sederhana serta eksekusi yang pintar The Kirishima Thing berhasil memberikan sebuah eksplorasi sosial
dengan menggunakan lingkup sekolah yang terasa menawan. Segmented.
satu kalimat yang muncul di pikiran ane pas credit scene mulai jalan adalah "what the happened"?
ReplyDeleteapa pikiran ane terlalu dangkal ?? -_-