Dua puluh tahun atau dua dekade tentu bukan waktu yang
singkat, bayi yang dahulunya masih belajar merangkak mungkin saja kini sedang
melangkah keluar dari ruang resepsi pernikahannya, pasangan yang dahulunya
penuh kemesraan ketika high school kini mungkin sedang pusing mempersiapkan
anak mereka yang akan masuk middle school. Perubahan akan terjadi pada
mayoritas hal yang ada didunia, yang sayangnya seperti dikalikan nol saja oleh Farrelly brothers di film ini, Dumb and Dumber To, upaya menghidupkan
kembali duo penuh kegilaan yang telah menghilang selama dua dekade tanpa sebuah
penyegaran yang mumpuni.
Setelah berakting gila selama 20 tahun, Lloyd Christmas (Jim Carrey) akhirnya
bertemu kembali dengan sahabatnya lamanya, Harry
Dunne (Jeff Daniels), tapi ternyata sesuatu yang serius muncul di reuni
mereka. Lloyd mengatakan ia punya masalah pada ginjalnya, dan dia tidak bisa
hidup lebih lama tanpa transplatasi ginjal, namun ternyata masalah tidak
berhenti sampai disitu, dari fakta dibalik hubungannya dahulu bersama Fraida Felcher (Kathleen Turner), seorang
wanita bernama Penny Pinchelow (Rachel
Melvin), hingga Dr. Pinchlow (Steve
Tom), seorang ilmuwan terkenal.
Saya suka dengan sinopsis yang diberikan Bobby Farrelly dan Peter Farrelly, meskipun hal tersebut banyak dipengaruhi oleh
ekspektasi pada ceritanya sendiri yang sejak awal memang tidak terlalu tinggi
mengingat bagaimana film pertamanya memberikan hiburan. Standard, bahkan
terkesan aman dengan memakai formula menciptakan banyak masalah yang tentu saja
akan menghasilkan banyak arena bermain bagi dua pria aneh dan gila untuk
menampilkan kekonyolan mereka, dan itu semakin menarik saat diawal kita seperti
dibawa oleh Farrelly brothers untuk
mengenang sejenak “cara” film pertamanya menghibur. Sampai dibagian ini semua
tampak menjanjikan, seperti merasa dua orang gila ini akan kembali menghibur
dengan aksi-aksi gila mereka yang klasik tapi tetap menyenangkan. Sayangnya itu
tidak terjadi.
Lelucon klasik memang hadir, tapi anehnya ia tidak
lagi terasa menyenangkan. Mungkin film ini dapat dikatakan lupa mengaktifkan
fitur update yang ia miliki sehingga yang kita dapatkan tidak lebih dari apa
yang ia diberikan film pertamanya, yang bahkan kali ini terasa sedikit berada
dibawah pendahulunya itu. Bukan saya mengatakan lelucon yang mereka gunakan
harus benar-benar baru yang bisa saja justru merusak ciri khas Lloyd dan Harry,
tapi bukankah cara-cara lama itu bisa di daur ulang untuk tetap terasa segar?
Itu yang tidak saya dapatkan dari film ini, interaksi bodoh mereka terasa
dipaksakan, lelucon juga tidak konsisten tampil lucu, Farrelly brothers tampak
terlalu berusaha keras memaksakan apa yang pernah membuat mereka berhasil dua
dekade dahulu untuk kembali bekerja dengan baik di film ini, tanpa disertai
pembaharuan yang berarti.
Ada pengecualian memang bagi beberapa penonton,
terutama pada mereka yang masih sangat cinta dengan pendekatan yang diberikan
film ini yang seolah menjadi sebuah nostalgia, karena Dumb and Dumber To adalah kemasan lama yang di berikan sampul baru,
yang celakanya justru membuat banyak hal yang mereka berikan tidak bekerja
dengan baik. Chemistry Jim dan Jeff memang masih solid tapi disini mereka seolah
murni menjadi senjata utama, seperti mengharapkan semua yang ia berikan akan
lucu karena kita telah familiar dengan tingkah mereka, tidak dengan
mempersenjatai bersama materi yang punya terobosan baru, sesuatu yang dapat
mewarnai plot sederhana dengan lebih baik, sesuatu yang bukan hanya dapat
menjaga momentum dan energi yang sering hilang tapi juga sanggup memberikan kita
berbagai kejutan yang menyenangkan, bukan hafalan yang basi.
0 komentar :
Post a Comment