"Rather than a stranger, the probability of getting killed by someone close is higher."
Ada yang mengatakan bahwa ketika seseorang yang sangat
kita sayangi mengalami sebuah rasa sakit yang teramat dalam, kita juga akan
merasakan sakit yang sama besarnya. Itu situasi yang sangat mudah, yang anda
lakukan cukup membantunya untuk keluar dari rasa sakit itu. tapi bagaimana jika
situasinya lebih rumit, anda punya keterkaitan dengan sumber dari rasa sakit yang ia alami.
Film ini menggunakan konsep tadi untuk mencoba menyajikan sebuah kisah tentang
kekuatan dari sebuah persahabatan. Confession
(Joeun Chingoodeul), an effective typical Korea drama.
Bukan sesuatu yang aneh jika melihat hubungan antara Hyun-tae (Ji Sung), In-chul (Ju Ji-hoon), dan Min-soo
(Lee Kwang-soo) tampak seperti sebuah keluarga, karena persahabatan itu
telah mereka bangun lebih dari satu setengah dekade yang lalu. Hal tersebut sangat
terlihat jelas dari keakraban yang seolah tidak memiliki dinding pembatas
layaknya sebuah pertemanan, mereka selalu siap membantu jika ada diantara
mereka yang memerlukan bantuan, seperti hal sederhana memberi makan, hingga hal
rumit seperti yang dilakukan In-chul dengan menjadi penghubung antara Hyun-tae
dan ibunya yang telah dingin sejak pernikahannya yang tidak di restui.
Sayangnya hubungan yang sangat akrab tadi juga menjadi
penyebab muncul sebuah boomerang yang sangat menghancurkan. Karena masalah
ekonomi yang memberikan dampak kurang baik pada usaha yang ia miliki, ibu
Hyun-tae ingin melakukan sebuah ide gila yang juga memiliki kaitan dengan
tempat dimana In-chul bekerja. Tapi keterlibatan In-chul dalam ide tersebut
ternyata jauh lebih dalam, dan itu tidak ia lakukan sendirian melainkan bersama
Min-soo. Celakanya eksekusi yang mereka lakukan tidak bersih, dan dampak yang
mereka hasilkan justru sebaliknya, sangat kotor, bukan hanya melukai mereka
berdua tapi juga Hyun-tae yang tidak tahu apapun terkait ide gila tersebut.
Film yang memiliki judul alternative Good Friends ini dapat dikatakan
merupakan film drama Korea terbaru yang kehilangan potensinya akibat sebuah
bluder kecil yang menghasilkan dampak yang cukup signifikan. Semua yang anda
inginkan dari film drama Korea ada disini, dari sinopsis yang sederhana namun
mampu menghasilkan sebuah perputaran masalah yang menarik, karakterisasi pada
karakter yang juga terbilang efektif dibalik penggunaan waktu yang tidak
sedikit di bagian awal, kemudian senjata utama mereka pada permainan emosi yang
ditampilkan film ini dalam kuantitas yang cukup tepat serta kualitas yang cukup
memikat. Tiga hal tadi belum menghitung cinematography
yang secara jumlah memang tidak begitu banyak tapi beberapa sukses menampilkan
teknik yang kuat memorable, kepingan terakhir yang melengkapi narasi yang terus
bergerak secara terkendali.
Lantas masalahnya apa? Masalahnya adalah dibalik
kontrol yang memikat dibanyak elemen film Lee
Do-yoon justru kurang berhasil menjadikan cerita yang ia tulis itu
memberikan penonton dramatisasi yang meledak. Bukan berarti mengharapkan
sesuatu yang menggelegar penuh sensasi yang kemudian akan memacu adrenalin
penonton, tapi sesuatu yang mampu membuat penontonnya terjebak jauh lebih dalam
bersama masalah dan karakter, membuat penonton merasa perih dan sakit yang
mereka dapatkan dari karakter berhasil meraih titik tertinggi, titik puncak. Confession mampu memberikan kita gejolak
emosi dari karakter, penyesalan yang secara bertahap semakin memperburuk
situasi, terus berada dalam siksaan dan tekanan batin, tapi sayangnya kehadiran
mereka terasa terlalu stabil, terlalu tenang, sehingga ketika ia berakhir tidak
ada kesan istimewa yang ia tinggalkan.
Tidak istimewa, dan itu cukup disayangkan jika menilik
kesan pertama yang ia hadirkan dibagian awal. Hal utama yang terasa paling
menarik adalah potensinya untuk mencampur cita rasa noir ketika bercerita, dan
rasa penasaran itu semakin besar ketika sebuah kejutan besar itu hadir kita
otomatis akan mengerti bahwa ini sebuah character-driven
movie. Tidak ada misteri, ibarat sebuah bom waktu kita hanya akan menunggu
kapan bom itu akan meledak karena sudah tahu ia pasti akan meledak, dan
keputusannya untuk sedikit bergerak lambat di bagian awal terhitung sukses
memberikan dampak positif bagi Lee
Do-yoon, karena karakter yang ia miliki punya pesona, elemen yang ia olah
dengan sangat tepat untuk terus menerus meraih atensi penontonnya tanpa sebuah
upaya yang terasa murahan, komposisi yang bijak baik itu pada bagian thriller,
drama, hingga isu friendship yang ia bawa.
Itu yang saya suka dari Confession, meskipun ia tampil dalam dinamika yang tergolong
terlalu tenang tanpa sebuah rollercoaster
yang memikat tapi alur cerita terus konsisten terasa menarik berkat kombinasi
antara tiga genre tadi yang bekerja dengan baik. Eksekusi yang diberikan oleh Lee Do-yoon terasa tepat, dalam artian
untuk sekedar menjabarkan apa yang terjadi didalam cerita dengan sensasi yang
standard, unsur kejahatan berhasil ia jaga, emosi penonton ia tanpa menggunakan
materi yang berlebihan, thrill juga sesekali sukses memecah keheningan, dan
yang terpenting isu terkait persahabatan terus bermain-main di pikiran dan
perasaan penontonnya. Ya, penjabaran tadi menjadi bukti bahwa sebenarnya tidak
ada yang salah pada screenplay yang dimiliki oleh Confession, yang disayangkan hanya tidak hadirnya sensasi yang jauh
lebih powerfull untuk menjadikan semua nilai positif tadi terasa istimewa.
Hal yang sama juga dialami divisi akting, mereka
terasa kuat tapi tidak berhasil meninggalkan kesan akhir yang sama kuatnya.
Kejutan berasal dari Ji Sung yang
sejak awal dapat dikatakan menjadi senjata utama film ini dari bagian akting.
Karakter yang ia miliki seolah hanya menjadi seorang poacher dalam permainan
sepakbola, ia hanya menunggu untuk menyelesaikan apa yang telah dibangun
karakter lain, hal yang menyebabkan karakter Hyun-tae terasa underwhelming.
Dampak positif dari hal tadi adalah kita punya dua karakter lain yang bersinar.
Pertama adalah Min-soo yang diperankan dengan sangat efektif oleh Lee Kwang-soo, waktu tampil yang ia
miliki memang minim tapi setiap kehadirannya di layar memberikan dampak yang
mumpuni pada cerita. Bintang utamanya justru adalah Ju Ji-hoon, kepanikan yang ia tampilkan menciptakan thrill yang
pas, tapi ia juga tidak pernah kehilangan kendali dalam mengekspresikan tekanan
yang karakternya miliki. Chemistry diantara
tiga aktor juga terbilang manis, terutama pada momen ketika mereka bersama
diawal.
Overall, Confession
(Good Friends) adalah film yang cukup memuaskan. Merupakan sebuah
presentasi yang efektif, cukup terampil terutama pada hal teknis seperti cinematography, dan tergolong bijak dari
upaya mengolah kembali isu sederhana terkait persahabatan dengan mencampurnya
bersama sentuhan thrill cepat dan
melodrama bersama pondasi berupa sebuah masalah kejahatan, tidak memberikan
polemik yang rumit dari segi cerita namun membuat penonton merasakan kerumitan
itu dari sisi emosi, meskipun sangat disayangkan terasa miskin sensasi yang
seharusnya hadir dalam kapasitas jauh lebih baik jika menilik materi yang ia
ingin sampaikan.
coba deh nonton dramanya ji sung yang protect the boss, secret , ama yang teranyar kill me heal me didrama ini dia memainkan 7 karakter berbeda karena mengidap DID wah bahkan akting dia berhasil nenggelamin pemeran utama ceweknyo *menurutku sih hehe* wajiib pokoke #maksabeneran hehehehe! makasih ya rorypnm kalo lagi galau mau nonton apa selalu buka blog ini! sukses
ReplyDeleteSaya nonton secret love, dan disitu Ji Sung keren, kesan "keras" nya oke.
DeleteThanks kunjungannya. :)
film dr jisung saya tonton semua.. dan semua bagus.. suka bgt..
Deletekill me heal me, secret, entertainer, protect the boss, defendant
KMHM adalah yg terbaik krena bagi saya lalu secret dan entertainer jg ga kalah bagus..kemampuan aktingnya di film terbarunya "defendant" di tahun ini jg keren.. jisung yg hilang ingatan dan dipenjara krena tuduhan pembunuhan istrinya bner2 aktingnya yg trs teriak2 krena hilang ingatannya. pokoknya wajib tonton
oh iya ketiga aktor ini jg ikut acara variety show "Running man" episode 202 & 203..
intip kedekatan jisung & lee kwang soo di running man ya