"It's hard to see people from your past when your present
is so cataclysmically screwed up."
This is where we bond. This is where we love. This is where we share. This is where we connect. This is where we gossip. This is where we vent. This is where we accept. This is where we remember. This is where we grow up. This is where we trust. So, This Is Where I Leave You.
Setelah terpisah selama bertahun-tahun The Altman family kembali kerumah di
bagian pedesaan New York, tempat dimana mereka pernah tinggal bersama.
Alasannya adalah kematian ayah tercinta mereka, yang meminta mereka untuk
melakukan ritual sitting shiva. Tapi kehadiran kembali Paul (Corey Stoll), Judd (Jason Bateman), Phillip (Adam Driver),
dan Wendy (Tina Fey) untuk menemani
ibu mereka Hillary (Jane Fonda) tidak
hanya berakhir sebagai bentuk penghormatan belaka kepada ayah mereka, karena
muncul masalah dari interaksi keluarga disfungsional ini.
Cerita yang ditulis langsung oleh pemilik novel yang
menjadi landasan utama, Jonathan Tropper,
berhasil digunakan dengan efisien oleh sang sutradara, Shawn Levy. Hal-hal minus dari sebuah film reuni yang menyatukan
banyak karakter yang mulai saling bergesekan dengan masalah baik itu present
ataupun past hadir disini, tapi hal positif dengan semakin besarnya ruang untuk
narasi merayap masuk kedalam karakter yang seperti menjadi objek observasi penonton
itu juga mampu dimanfaatkan dengan baik. Bercampur dengan baik, tidak seperti
August: Osage County yang hadir dengan cerita yang benar-benar gelap, ini
terasa ringan dan mungkin saja akan lebih mudah dinikmati, ada masalah-masalah
serius tapi juga mempunyai komedi yang tidak hanya sebatas pelengkap belaka.
Tapi kombinasi antara drama dan komedi yang coba
diseimbangkan itu yang juga menjadikan This
Is Where I Leave You seperti kemasan setengah matang. Iya, mereka mencoba
menghindar dari pemakaian dramatisasi yang terlalu berlebihan, dan itu memang
baik, humor yang ia gunakan juga jarang banget bergerak terlalu jauh, tapi dua
hal itu yang membuat cerita seperti tidak punya cengkeraman yang kuat, tidak
punya hook yang menarik, tidak tajam. Mereka menjaga perasaan keluarga, mereka
memberikan slapstick, keduanya di hadirkan dengan lembut meskipun sering banget
terasa off, semakin jauh kita berjalan bersama karakter semakin besar pula
perasaan kita seperti melayang-layang dalam ketenangan yang terasa monoton.
Benar, monoton, bukan berarti buruk sih tapi dengan
formula komedi yang seperti telah menjadi makanan sehari-hari bagi para aktor,
apa yang mereka hadirkan juga terasa familiar bagi penonton, dan tidak adanya
variasi membuat itu mulai terasa jenuh. Kemampuan aktor dalam memainkan
karakter mereka terbilang bagus, karakterisasi malah terasa kuat terutama Adam Driver yang punya kedalaman
memikat, tapi begitu jarangnya permasalahan yang mereka hadapi ditarik lebih
jauh oleh Shawn Levy membuat penonton
juga semakin sulit untuk merasa simpati, cerita seperti hanya digunakan untuk
membuka kesempatan bagi komedi beraksi, yang celakanya juga dibangun dengan
sangat hati-hati. Tidak heran ketika unsur romantis dengan melibatkan Rose Byrne itu hadir, kesan canggung
yang langsung muncul didalam pikiran penontonnya.
Nada yang ia tetapkan diawal memang kuat ya, tapi
bagaimana Shawn Levy merangkai komedi
dan drama setelah bagian tersebut yang seperti kurang bertenaga. Terlalu
berhati-hati mungkin lebih tepatnya, menghindari dramatisasi yang terlalu
mellow, tapi juga tidak ingin agar komedi bergerak terlalu jauh dengan
menghasilkan tawa besar. Cerita memang terus mengalir, tapi tidak ada
sensitifitas yang menarik dari masalah, begitupula dengan karakter yang
sebenarnya telah dibekali dengan karakterisasi yang mumpuni. Cukup lucu dan
mudah untuk dinikmati, tapi kurang berkesan, bahkan forgettable.
0 komentar :
Post a Comment