"Some people get better with age. Vincent is not one of them."
Dari judulnya saja film ini mungkin telah berhasil
memberikan kesan aneh dan unik pada penontonnya, St. Vincent, Vincent sosok yang suci? Celakanya hal tersebut
seperti sebuah sentilan manis yang sejak kehadirannya di bagian awal tidak
pernah berhenti membuat penontonnya tersenyum hingga akhir, kemasan yang tidak
mencoba terlalu kuat untuk terasa pintar namun dengan cara yang pintar berhasil
memberikan sebuah hiburan komedi yang kuat. Another
Golden Globe nomination for Peter Venkman? I gotta feeling.
Dari tampilan luarnya film ini mungkin akan terkesan
sebagai sebuah hiburan komedi yang ringan dan mudah dinikmati, tipikal film
yang mampu menjangkau semua lapisan penonton, tapi ternyata kisah yang ditulis
oleh sang sutradara Theodore Melfi
ini merupakan kemasan yang segmented. Ya, kemungkinan ia hit atau miss pada
penontonnya bahkan bisa dibilang sama besarnya, semua sangat tergantung pada
apakah penonton tertarik dan mulai klik dengan masalah utama dan juga karakter
utama, jika iya maka St. Vincent akan
menjadi sebuah satire yang selalu mampu membuat kamu tersenyum, tapi jika tidak
dengan segala kekonyolan yang berasal dari materi standard dan tidak begitu
besar ini bisa saja terasa seperti kisah hidup pria tua yang membosankan, bahkan
terasa seperti pointless.
Saya adalah penonton tipe pertama, penonton yang
berhasil klik, dan akhirnya memperoleh salah satu rasa bahagia terbesar setelah
menyaksikan film di tahun ini. Bagaimana tidak, pertama adalah misi yang Theodore Melfi tentang penggambaran
terkait pria kesepian yang dipenuhi rasa kecewa dalam kehidupannya itu langsung
berhasil mencuri atensi di bagian awal, setelah itu kita diberikan
karakter-karakter menarik yang semakin memperbesar cerita dengan cara
menyenangkan, bahkan sesekali hadir rollercoaster emosi yang baik dengan perpaduan
sedih dan lucu yang baik, sisi drama punya komposisi yang pas, terasa hangat
tanpa harus menjadi mellow secara berlebihan, dan ia ditemani dengan komedi
yang dibalik formula klasik itu selalu memberikan rasa liar yang segar, tapi
tidak menghancurkan unsur tragis yang menjadi fokus utama.
Kombinasi dua hal tadi yang membuat St. Vincent terasa menarik, seperti Bad Grandpa yang lebih lebih rapi,
terkendali, dan berwarna. Ceritanya biasa-biasa saja, ia seperti ingin
memberikan penonton sebuah satire lewat penggambaran manusia penuh masalah,
eksekusi yang tidak berlebihan juga banyak membantu materi kuat dan lemah yang
ia miliki, sebut saja hubungan antara Vincent dan Oliver yang punya
kompleksitas yang baik, dan subplot seperti kehadiran Daka yang terasa lemah
itu juga akhirnya tidak begitu terasa mengganggu. Yang menarik adalah naskah
tadi justru menciptakan jalan bagi karakter untuk benar-benar menguasai
panggung pertunjukkan, terasa natural, dan itu berhasil dimanfaatkan oleh para
pemeran, terutama Bill Murray dan Jaeden Lieberher, untuk membuat penonton
terus terpaku pada perjuangan hidup mereka bersama soundtrack yang manis itu.
Bill Murray adalah alasan utama mengapa film ini termasuk sayang
jika harus dilewatkan. Ia memang tidak menciptakan level baru, tapi apa yang ia
lakukan pada Vincent akan mengobati rasa rindu kamu pada dirinya yang bermain
sebagai pemeran utama. Proses awalnya mungkin tidak mudah, tapi ketika penonton
telah klik bersamanya, ia tidak akan berhenti membuat kamu tersenyum hingga
akhir dengan gaya eksentrik miliknya yang lucu itu. Naomi Watts dan Melissa
McCarthy seperti bertukar peran, Melissa McCarthy tampil sedikit serius dan
memberikan penampilan terbaiknya setelah Bridesmaids,
dan Naomi Watts justru memainkan peran yang tidak serius, dan ia kurang mampu
menjadikan Daka tampak menarik. Yang mengejutkan adalah Jaeden Lieberher, penampilan yang terasa natural, ia memberikan
karakter anak-anak yang diperlukan oleh cerita.
Seperti yang saya sebut tadi, ia punya nilai minus,
dan itu bisa menjadi besar tergantung bagaimana penonton memberikan perlakuan
pada apa yang St. Vincent coba
sajikan, karena ia seperti berada di zona ambigu, ia punya kelemahan untuk
benar-benar menjadi drama komedi yang kuat, tapi ia juga punya banyak kelebihan
yang membuat ia tidak layak di nilai sebagai sebuah hiburan yang membosankan.
Cerita yang ia punya tidak istimewa, begitupula dengan cara ia di bentuk, tapi
ada pesona yang kuat didalam cerita dan juga karakter, sehingga ketika penonton
telah tertarik dan terjebak yang mereka dapatkan adalah kisah satire dari isu
menjengkelkan dengan cara menyenangkan. Salah satu komedi terbaik tahun ini.
0 komentar :
Post a Comment