"People in film aren't normal. They're all crazy."
Mereka bilang dunia ini panggung sandiwara, manusia
sebagai aktor yang saling bertarung untuk menjadi yang terbaik, meskipun tidak
sedikit diantara mereka merupakan pribadi kosong yang menyabotase diri mereka
sehingga tenggelam dalam kesombongan tanpa identitas. Permasalahan tersebut
coba digambarkan film ini dengan cara yang unik, Our Sunhi (Uri Seonhui), quite sharp and quite funny.
Tidak hanya pada Choi Donghyun, karena ketika sedang
duduk santai di sebuah restoran ia bertemu dengan Munsu (Lee Sun-kyun), sesama filmmaker yang juga merupakan mantan
pacarnya. Lagi-lagi ada masalah yang tertinggal, ketika Munsu mengatakan semua
film yang ia buat merupakan kisah dari hubungannya dengan Sunhi yang telah
kandas. Masalah tersebut Munsu ceritakan pada Jaehak (Jung Jae-young), yang selama ini selalu bersedia
mendengarkan keluh kesah Munsu, sosok yang celakanya tidak asing bagi Choi
Donghyun, dan juga Sunhi.
Konsep dasarnya adalah seorang wanita yang
membangkitkan kembali masalah lama bagi tiga pria disekelilingnya, terkesan
sederhana dan dangkal, tapi seperti yang ia lakukan di Nobody's Daughter Haewon lagi-lagi Hong Sang-soo berhasil menjadikan penontonnya berpikir bahwa ini
tidak akan sesederhana itu, ini akan kompleks, dan ini akan penuh dengan
misteri dan kejutan dibalik setting yang lagi-lagi tidak mau bermain rumit dan
mengandalkan nada minimalis itu. Dan itu benar, dari judulnya ini memang tampak
seperti film yang akan membahas seorang wanita bernama Sunhi, tapi ternyata
dibalik itu ada empat dunia yang diberikan kepada kita, empat karakter dengan
karakterisasi yang seolah menjadi perwakilan sederhana berbagai tipikal manusia
yang ada di dunia ini.
Hal tersebut yang terasa menggelitik bagi saya, dengan
terus menerus menekankan isu menggali lebih dalam dengan kaitan terhadap masa
depan itu kita punya kisah yang seperti ingin menyentil manusia-manusia jaman
sekarang yang tergambarkan dengan efektif oleh tiga karakter pria itu. Masih
dengan kamera statis andalannya, penggunaan musik, hingga tidak lupa alcohol
yang menjadi pelengkap, Our Sunhi
seperti sebuah dunia kecil yang dipenuhi manusia ambisius dan percaya diri
dengan topeng diwajah mereka, kekosongan dibalik sikap pura-pura yang
berapi-api. Sangat sederhana, itu diputar-putar oleh Hong Sang-soo dengan dominasi dialog sembari terus memegang teguh
trik salah paham yang sudah tergambarkan sejak awal itu untuk terus tinggal di
pikiran penontonnya, sehingga ketika kita berpindah dari satu karakter menuju
karakter lain, dan kita tahu mereka punya keterkaitan, itu bukan hanya
mengejutkan namun berhasil memberikan kesan lucu yang menyenangkan.
Terasa aneh memang, karena meskipun ia tidak sama
rumitnya, dan tidak lebih baik, tapi jika dibandingkan dengan Nobody's Daughter Haewon, saya lebih
klik dengan karya Hong Sang-soo yang
satu ini. Ya mungkin karena tujuan utamanya sendiri dibentuk bersama masalah
yang jauh lebih ringan, jauh lebih santai, sehingga tidak memerlukan
keterlibatan emosi didalamnya, lebih kepada aksi menertawakan karakter yang
tenggelam dalam harapan mereka. Hadir beberapa lelucon tipis yang bekerja dengan
cukup baik disini, melodrama yang ia suntikkan juga tidak begitu berat, terus
dijaga berada dalam level santai, hal yang menjadikan materi-materi sederhana
yang sangat mudah terkesan dangkal itu dapat memberikan lelucon-lelucon yang
menarik ketika penonton telah dapat mengikuti irama yang diberikan Hong
Sang-soo.
Tapi dengan segala nilai positif diatas tidak
menandakan Our Sunhi sebagai kemasan
yang memukau. Ini seperti kebalikan dari Nobody's
Daughter Haewon, pesan yang ia bawa berhasil tersampaikan dengan tajam yang
bahkan sesekali sukses menghadirkan tawa skala besar, tapi disisi lain film ini
minim pesona. Mungkin karena fokusnya sendiri dipecah menjadi empat arah,
sehingga masing-masing karakter seperti ditarik masuk kedalam cerita dan tampil
dengan bekal yang diberikan di awal, tidak di gali jauh lebih dalam. Memang ada
nilai positif, misi yang ia bawa tersampaikan dengan baik, tapi dampak
negatifnya adalah karakter menjadi kurang kuat, bahkan Sunhi sendiri yang
menjadi sosok central seperti kurang bersinar disini, ia memang berhasil
menggerakkan cerita, kecerdikan, motivasi, dan hal terkait sense juga tergambarkan dengan baik, tapi seperti tiga karakter pria lainnya, tidak ada
yang bersinar.
Tidak heran ketika film ini berakhir tidak ada kesan yang
kuat dari divisi akting, tidak seperti Jeong
Eun‑Chae di Nobody
Daughter Haewon yang memorable itu. Lee Sun-kyun mungkin yang paling mudah
mencuri atensi, tapi itu lebih kepada kemampuan pengulangan baris dialog untuk
berputar-putar di pikiran penontonnya, diluar itu tidak ada bagian yang kuat
dari Lee Sun-kyun. Begitupula dengan Kim Sang-joong dan Jung Jae-young yang seperti tidak mendapatkan timing yang pas untuk
membuat karakter mereka standout, dan itu terasa lucu ketika karakter Kim
Sang-joong punya waktu yang terhitung cukup besar didalam cerita. Jung Yu-mi mungkin yang paling efektif,
dengan posisinya sebagai penghubung antar tiga pria ia mampu menjadikan Sunhi
sebagai troublemaker dalam ketenangan yang menarik.
Overall, Our
Sunhi (Uri Seonhui) adalah film yang cukup memuaskan. Seperti memutar apa
yang ia lakukan di Nobody Daughter Haewon,
disini Hong Sang-soo berhasil
memberikan petualangan dangkal yang mampu mengajak penonton untuk menertawakan
berbagai masalah terkait kepribadian yang banyak terjadi sekarang ini, dan
meskipun tidak punya karakter dengan pesona yang benar-benar kuat, selama 88
menit ini sanggup memberikan petualangan sempit yang dinamis berkat isu-isu
yang tampil tajam dibalik cerita yang tetap memilih tampil sederhana itu.
0 komentar :
Post a Comment