"Because, you know, if I can become like her, I can even sell my soul."
Rahasia itu seperti bom waktu, semakin jauh dan
semakin dalam anda simpan, semakin besar pula tekanan yang akan anda rasakan,
hal yang celakanya punya power yang sangat besar bukan hanya untuk mengurangi
rasa bahagia hingga ketenangan dalam kehidupan anda, tapi mampu mencuri dan
menghapus mereka, kemudian menggantinya dengan segala perputaran kehidupan
yang melelahkan bahkan menakutkan. Nobody's
Daughter Haewon, a less sharp satire.
Wajahnya manis, dari penampilan seperti cara
berpakaiannya saja kita dapat menilai bahwa ia merupakan seorang wanita muda
yang kuat dan cerdas, tapi Haewon (Jung
Eun-chae) ternyata sedang berada dalam kondisi sebaliknya. Haewon seperti
sedang kehilangan arah dalam kehidupannya, sangat antusias ketika bertemu
dengan wanita bernama Jane Birkin,
kemudian merasa sedih ketika menghabiskan waktu bersama ibunya, Jin-joo (Kim Ja-ok) yang akan
meninggalkannya menuju Kanada, kasus perceraian orangtuanya, hingga yang
terakhir perasaan tertinggal antara dirinya dengan seorang pria bernama Lee Seong-joon (Lee Sun-kyun).
Haewon dan Lee Seong-joon punya hubungan yang special,
tapi hal tersebut mereka simpan sebagai sebuah rahasia mengingat status
Seong-joon sebagai dosen di perguruan tinggi. Status yang tidak jelas dalam
hubungan tersebut tidak hanya memberikan rasa ragu pada Haewon dalam hal
romansa, tapi menyebar luas kedalam kehidupannya sehari-hari. Rasa kesepian,
rasa ragu, rasa cemas, rasa tertekan, hal-hal yang melelahkan tadi seperti menjadi
teman setia Haewon, yang celakanya selama ini ternyata telah melakukan salah
satu saran dari ibunya, melakukan apapun yang ia inginkan.
Cerita yang ia tulis memang bertumpu pada sebuah
rahasia besar diantara dua karakter miliknya, tapi disini Hong Sang-soo sesungguhnya ingin mengajak penonton untuk mengamati
apa yang kita kenal dengan kesepian. Ya, Haewon adalah karakter yang punya
semua masalah terkait kesepian, wanita yang pada dasarnya memang cerdas dan
punya pola piker yang sangat luas, tapi ia tinggal sendiri dan jauh dari orang
tua, pendidikan juga tidak terurus dengan baik, hubungan dengan teman-teman
mayoritas awkward, dan yang paling kacau ia berkencan dengan seorang pria yang
tidak single dan merupakan guru nya. Haewon
seperti bom waktu yang bergerak random, tekanan yang datang dari berbagai arah
terus menghadirkan rasa cemas disampingnya, ia bisa bersikap romantis, kemudian
dengan cepat kembali menjadi dingin, tida jarang matanya memancarkan amarah
yang siap meledak.
Nobody's Daughter Haewon adalah sebuah penggambaran yang menarik tentang
dampak menjadi seorang introvert, sosok yang lebih memilih menyimpan masalahnya
ketimbang berbagi dengan orang lain. Uniknya meskipun ditampilkan dalam nada
yang ambigu serta narasi yang seolah bermain penuh sikap hati-hati dibalik
fokus yang kurang kuat itu, ada pesona disini, ada daya tarik, dan itu kuat.
Dari romansa, kemudian paranoia, ada kesedihan yang kuat namun ikut dibumbui
dengan lelucon implisit yang sanggup membuat penontonnya tersenyum kecil, dan
itu adalah nilai positif yang sangat besar, ada rasa penasaran yang berhasil
dibangun dengan baik, apa yang akan terjadi selanjutnya, apa yang sebenarnya
terjadi dari sikap Haewon yang seolah menyimpan misteri itu, karakter yang
mencoba meraih kedamaian dalam kehidupan miliknya yang dipenuhi dengan banyak
luka.
Tapi sayangnya Nobody's
Daughter Haewon tidak berhasil meraih potensi besar yang ia ciptakan dengan
kesan ambigu diawal itu. Memang apa yang Hong
Sang-soo hadirkan tidak pernah gagal memperpanjang pertanyaan di benak
penontonnya, tapi semakin jauh kita berjalan semakin kecil pula kekuatan
pertanyaan itu. Sumber masalahnya bukan di gerak cerita yang mondar-mandir di
set serupa dan seolah tanpa tujuan itu, bukan pula konflik utama yang terus menunjukkan
sebuah destruktif pada kehidupan karakter, tapi kisah yang imo seperti sempat
tersusun non-linear ini tidak punya sensitifitas yang berkualitas dibalik
pendekatan minimalis miliknya itu. Terasa sulit untuk klik dengan Haewon, terasa sulit untuk menaruh empati dan
simpati padanya, emosi yang ia hadirkan di setiap bagian kecil tidak menawarkan
kerumitan yang menarik untuk ditelisik.
Sangat disayangkan memang karena dengan kisah yang
menuntut keintiman penonton dengan karakter, Nobody's Daughter Haewon tidak punya keintiman dengan sensasi yang
konsisten terasa menarik. Ada, tapi tidak bergelora, terkadang terasa datar
malah, konflik dan ketegangan terasa kurang stabil setelah bagian pembuka.
Setelah percakapan dingin bersama para mahasiswa itu film seperti murni
mengandalkan rasa penasaran diawal tadi untuk bertahan hidup, tidak berkembang
lagi, rasa lelah dan juga tidak aman yang dialami karakter di awal itu justru
perlahan hilang dan berganti dengan berbagai ledakan akibat kesalahan yang sama
dan berulang-ulang. Konsep kesepian itu memang tercipta, ia terbentuk dengan
baik, tapi ketimbang menjadi sebuah kemasan satire yang tegas dan juga tajam ia
lebih sering terasa tanggung dan canggung.
Andai saja hal kecil namun penting itu berhasil hadir
dalam kualitas yang mumpuni, Nobody's
Daughter Haewon dapat menjadi sebuah studi karakter yang benar-benar
memikat, karena dari cerita ia tidak buruk, teknik yang dipakai oleh Hong
Sang-soo juga tidak ada yang benar-benar mengganggu, dari gambar jarak jauh
yang tiba-tiba melakukan zoom, hingga cara ia mencampur elemen-elemen pendukung
seperti kisah cinta, gejolak batin dan hidup, musik, hingga alcohol, mereka
klik dengan baik dan menghasilkan sebuah drama yang juga sama baiknya, tapi
sayangnya tidak ajaib, hal yang tetap tidak mampu ditutupi oleh penampilan
memikat dari Jung Eun-chae, rasa
frustasi pada kehidupan yang berhasil ia gambarkan dengan manis, dan chemistry
bersama Lee Sun-kyun juga sempat
mencuri atensi dengan rasa cemas yang menghantui mereka di bagian awal itu.
Overall, Nobody's
Daughter Haewon (Nugu-ui ttal-do anin Haewon) adalah film yang cukup
memuaskan. Sebuah studi karakter yang tidak gagal menyampaikan misi yang ia
bawa, dari gejolak batin seorang wanita tertutup yang terus dihantui rasa
cemas, hingga bagaimana ia bertarung dengan masalah yang ia ciptakan sendiri,
disampaikan dalam narasi yang mengalir lembut yang dikemas dengan cita rasa
minimalis. Celakanya hal terakhir itu yang menyebabkan film ini gagal meraih
potensinya, minim sensasi dan sensitifitas, hal yang sebenarnya sangat penting
sebagai jalan bagi penonton dalam sebuah studi karakter seperti ini. Kurang
tajam. Segmented.
One of the best Hong Sang-soo's movie :)
ReplyDelete