“A guilty conscience needs no accuser.”
Apakah anda pernah mendapatkan pertanyaan seperti ini
didalam benak anda, apakah teman-teman yang saya miliki merupakan teman sesungguhnya?
Apakah mereka menganggap saya ini sebagai sosok yang berarti atau hanya boneka
yang ia gunakan agar hidupnya lebih berwarna? Apakah mereka akan ada ketika
saya berada dalam kondisi terburuk? Pertanyaan-pertanyaan tadi sederhana, namun
jika anda cermati lebih serius punya kompleksitas yang kuat. Film ini
memberikan petualangan terkait hal-hal tadi, Bleak Night, mature exploration about the true meaning of friendship.
Ayah Ki-tae (Jo Sung-ha) seperti belum merasa tenang jika ia tidak mendapatkan kejelasan
tentang kematian anaknya, Ki-tae (Lee
Je-hoon), hal yang membuat ia memutuskan untuk kembali ke sekolah Ki-tae
untuk mencoba menemukan jawaban. Clue yang ia miliki adalah sebuah foto milik
Ki-tae, yang kemudian mempertemukannya dengan dua sahabat Ki-tae, Baek Hee-joon (Park Jung-min), atau yang
lebih dikenal dengan panggilan Becky, dan Dong-yoon (Seo Jun-young). Becky mengatakan ia tidak tahu tentang
peristiwa tersebut karena telah pindah sebelum Ki-tae bunuh diri, sedangkan
Dong-yoon sulit untuk ditemui.
Terasa aneh memang, karena semuanya seolah menghindar
untuk memberikan penjelasan terkait kematian Ki-tae, dan semakin mengherankan
karena faktanya mereka merupakan sahabat terdekat Ki-tae. Namun makna sahabat
disini ternyata tidak sama dengan apa yang ada dipikiran Ayah Ki-tae, karena
ketika anaknya masih hidup dulu Ki-tae merupakan pria berengsek yang penuh
karisma, tidak takut memberikan perintah meskipun fisiknya lebih kecil, pria
yang masih merasa bingung dengan kehidupannya, yang juga memberikan rasa
bingung kepada Becky dan Dong-yoon, apakah mereka benar-benar sahabat Ki-tae?
Pondasi dasarnya adalah persahabatan, dan itu akan
berhasil anda tangkap dari sejak scene pertama, namun ternyata film debut dari Yoon Sung-hyun yang juga merupakan proyek
kelulusannya ini punya petualangan yang jauh lebih kompleks, pembahasan terkait
isu persahabatan yang ternyata tidak memiliki isi yang sama sederhananya dengan
cara ia dikemas. Ya, ini kompleks, terlebih dengan pengunaan teknik bercerita
non-linear yang berani itu akan menjadikan kisah yang sesungguhnya merupakan
sebuah studi karakter pada sosok Ki-tae ini akan membuat pikiran penontonnya
berputar-putar mencoba merajut jalinan cerita yang ia lemparkan itu, dan itu
semakin kacau karena ia punya plot yang sederhana, konflik yang tidak
sederhana, dan karakter dalam kuantitas tidak begitu besar namun masing-masing
dibekali dengan kualitas yang mampu membuat kita tertarik padanya.
Nah, keputusan yang berani itu justru yang menjadikan
film dengan gambar-gambar sendu menghanyutkan ini terasa powerfull dalam
menghantarkan pesan yang ia bawa, karena kita sejak awal hanya dibekali sebuah
fakta tentang kematian salah satu karakter utamanya. Ya, ini menarik karena
kita tidak pernah diberitahu apa yang terjadi dibalik tragedi tersebut, hal
yang mungkin akan menjadi sumber masalah bagi beberapa penonton yang sejak awal
mungkin telah terpaku pada satu misi, ikut menemukan pelaku kematian tersebut.
Bukan, hal tersebut tidak pernah menjadi atensi dari Yoon Sung-hyun, itu hanya pijakan bagi kita dan cerita untuk
berdiri, itu menjadi sebuah alat yang membuka jalan bagi kita untuk menelisik
arti dari persahabatan itu tadi, dan jika anda mampu untuk lepas dari jebakan
tadi, dan kemudian menaruh atensi anda pada perkembangan karakter, ini akan
mengejutkan anda.
Ya, mengejutkan, ketika ia selesai bahkan saya merasa
jengkel mengapa saya baru menyaksikannya sekarang. Bleak Night adalah drama yang cerdas, drama yang berhasil
mengangkat konflik tentang sikap tidak dewasa dengan cara yang dewasa, dari aksi bullying
yang disajikan tanpa kesan menghakimi, menerapkan konsep kilas balik untuk
menemani tiga karakter bermain-main dengan pertanyaan yang ada di benak mereka,
pertanyaan terkait siapa diri mereka? Apa itu persahabatan bagi mereka? Uniknya
berbagai pertanyaan tadi tidak pernah mendominasi terlalu lama, mereka saling
bergantian memberikan nafas suram terkait pergaulan itu, mereka mengembangkan
isu persahabatan tapi disisi lain kronologi pada kematian itu juga ikut jalan,
maju dan mundurnya cerita tidak pernah terasa bentrok, ada saja kemudahan yang
ia berikan bagi penonton untuk memisahkan dan merangkai mereka.
Yang mungkin menjadi perhatian utama adalah ini bukan
sebuah misteri kematian yang harus anda pecahkan, bukan film yang mengajak anda
mencari jawaban pada konflik utama, melainkan membentuk pemahaman terkait isu
yang ia bawa. Ya, itu motif yang dibawa Bleak
Night, dan itu tunggal, karena anda berpotensi untuk berputar-putar pada masalah bunuh
diri dengan ketegangan berlapis seingga anda akan mulai bertanya-tanya siapa pelaku dan
korban sesungguhnya? Ki-tae mungkin menjadi korban, tapi bukankah segala
perilaku berengsek yang ia tampilkan itu tidak menutup kemungkinan ia menjadi
“pelaku” dalam masalah ini? Nah, itu di kemas oleh Yoon Sung-hyun dalam komposisi yang manis, fokus yang kuat, dan
dengan sokongan sinematografi dan serta musik yang seolah tidak mau mencuri
atensi penontonnya hadir pula karakterisasi yang halus dan intim.
Bukan berarti ia tidak punya kekurangan, beberapa
permainan camera sesekali terasa mengganggu meskipun ketika sedang statis
mereka yang menciptakan keintiman dalam cerita, dan liku-liku cerita dengan
menggunakan past dan present itu juga kemungkinan akan terasa mengganggu bagi
beberapa penonton, mungkin pula terasa kaku, tapi jika dibandingkan dengan
sensasi yang diberikan gesekan antar karakter yang tenang namun tajam itu
mereka tidak punya power yang kuat untuk merusak. Hal tersebut bahkan tidak
akan hadir di pikiran anda jika penampilan tiga karakter telah mengikat atensi
anda, Seo Jun-Young dan Park Jung-Min tampil baik dalam menarik
maju pandangan anda terkait persahabatan, dan bintang utamanya, Lee Je-Hoon, berhasil menjadikan Ki-tae
sebagai karakter yang menarik untuk ditelisik, kesan ambigu dan psikopat yang
manis, kuat di kala mengancam, namun kelembutannya juga menakutkan.
Overall, Bleak
Night (Pasuggun) adalah film yang memuaskan. Meskipun beberapa dari mereka
punya wajah kurang klik dengan highschool, tapi Yoon Sung-hyun berhasil
membentuk mereka menjadi remaja yang menarik untuk diamati. Ini merupakan film
tentang persahabatan yang tajam, cerdas, dan dewasa, ia intens di cerita yang
gelap dan terang, terampil dalam membentuk ketegangan, dan narasi berlapis dan
non-linear itu terbangun dengan manis ketika menyampaikan misi yang ia bawa,
misi untuk mengajak penonton lebih mendalami arti dari persahabatan, ketimbang
mencari hasil dari pertanyaan terkait kematian yang lemparkan di awal. Impressive debut film.
Hai kak, kebetulan lagi blogwalking dan nemu postan ini seneng banget! Since aku bukan kritikus film yang baik aku gabisa komen apa-apa mengenai film ini /lol/ tapi ada yang mengganjal di bleak night yaitu endingnya menurutku:/ (maklum lemot) bisa jelasin kak? Penasaran banget soalnyaa
ReplyDeleteSaya juga buka kritikus kok. :)
DeleteSupaya mudah gimana kalau "yang mengganjal" itu dibikin pertanyaan aja, jadi saya tinggal jawab?
Kalau ending kuncinya itu di bola baseball, di scene itu Dong-yoon sendirian, sedangkan Ki-tae hanya imajinasi Dong-yoon.
Ini film pertama yang aku tonton yang secara sinematografis / teknik narasi rumit sampe bikin ga ngerti jalan ceritanya dan ga dapet tentang perkembangan karakter yang mengejutkan seperti kata admin rory. Tapi dengan baca review ini saya sedikit ter-highlight tentang apa yang membuat Ki Tae bunuh diri, masuk akal jika Ki Tae adalah korban dan juga pelaku dari aksinya sendiri.
ReplyDeleteYang paling aku sesali adalah kenapa saya baru menyaksikan film ini sekarang.
ReplyDeleteDan sesal pula kenapa di tahun rilis film ini saya sudah tak lagi mengenyam pendidikan.
Film ini benar-benar membuat saya ikut dalam konflik mereka.
Saat Ki Tae "mengemis" sebuah maaf dan sebuah persahabatan,kenapa Becky dan Dong Yoon mengacuhkanya.
Dan itu membuat saya kembali ke masa lalu saya saat melakukan itu.
Dan sekalipun Ki Tae terlihat antagonis,justru ia lah yang begitu protagonis.
Dan kebetulan saya paling suka tipe film yang dibuat sendu dan tenang seperti ini.
Jadi untuk saya film ini benar-benar membekas di hati saya
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete10/10 untuk film ini
ReplyDeleteki tae bener bunuh diri ya, itu gak dijelasin dg gamblang. apa saat dia berada di balik kaca teras itu kah
ReplyDeleteIya kayanya yg abis dari si ki tae jenguk dong yoon itu kan si ki tae sendirian di apartemennya sambil nangis, terus ke terasnya berdiri dan kamera jadi blurry gitu, kayanya pas disitu bunuh dirinya
Delete