"Please, seduce my wife."
Cinta memang dapat membuat orang-orang menjadi gila,
sehingga mereka menjadi buta, dan kemudian lupa bahwa sesungguhnya cinta bukan
hanya sekedar kebahagiaan penuh petualangan yang menyenangkan. Cinta tidak
hanya kuat, ia juga rapuh, ia tidak selamanya putih tapi juga terkadang dapat
membawa hal suram kedalam kehidupan, ia tidak hanya berisikan hal-hal
menyenangkan semata tapi juga dapat menciptakan rasa bosan yang berkepanjangan.
Hal tersebut digambarkan film ini lewat penceritaan yang ringan dan
menyenangkan, All About My Wife (Nae
Anaeui Modeun Geot), a wild and energetic comedy from South Korea.
Yeon Jung-in (Im Soo-jung) merupakan wanita yang keras kepala, cerewet, dan
berjiwa bebas, sehingga ketika tiga hal tadi bergabung menjadi satu tidak ada
yang dapat menghentikan kata demi kata yang mengalir deras dari mulutnya. Tapi
bukan berarti ia merupakan wanita yang dibenci oleh semua pria, karena dibalik
sifat tersebut Jung-In punya penampilan yang lucu dan menggemaskan, yang
membuat jatuh hati seorang ahli seismologi bernama Lee Doo-hyun (Lee Sun-kyun), pria yang setelah kemudian menjadi
suami Jung-in setelah pertemuan tak disengaja mereka kala terjadi gempa bumi di
Nagoya, Jepang. Tapi tujuh tahun kemudian salah satu masalah besar dalam
pernikahan datang menghampiri mereka.
Sikap cerewet yang terus mendominasi dari Jung-in pada
akhirnya membuat Doo-hyun mulai merasa frustasi. Ia tidak tahan lagi dengan
semua tekanan itu, ia menginginkan kehidupan yang bebas dan tenang, ingin
menyerah, tapi masalahnya adalah Doo-hyun tidak berani menggugat cerai Jung-in.
Namun sebuah proyek diluar kota memberikan jalan bagi Doo-hyun, yang memilih
meminta bantuan seorang pria cassanova
bernama Jang Sung-ki (Ryu Seung-ryong)
untuk menyelesaikan masalahnya itu. Cara ekstrim ia ambil, Sung-ki harus bisa
membuat Jung-in jatuh hati padanya,
sehingga ia meminta bercerai dengan Doo-hyun.
Petualangan selama dua jam yang merupakan remake dari
film Argentina berjudul Un novio para mi mujer (A Boyfriend for My
Wife) merupakan sebuah kemasan komedi yang kompeten, kemasan yang punya
berbagai hal menyenangkan yang penonton cari dari genre dengan misi
menghadirkan tawa demi tawa, dan itu lengkap dengan penyakit klasik yang sangat
familiar. Ya, ini tidak sempurna memang, tapi tentu saja ada alasan mengapa
cerita yang ditulis oleh sang sutradara Min
Kyu-dong bersama dengan Heo Sung-hye
ini mampu meraih empat juta lebih penonton di Korea sana, sebuah kemeriahan
tanpa henti yang tidak pernah gagal menjaga atensi penontonnya. Ceritanya
standard, durasinya juga terhitung panjang, tapi kehadiran berbagai hal klise
dan klasik itu tidak pernah membuat penontonnya mengeluh.
Kunci kesuksesan All
About My Wife adalah pesona yang terus terasa menarik, dari awal hingga
akhir. Di awal saja kita sudah dicengkeram dengan aksi “brutal” Jung-in yang
juga dengan mudahnya membuat kita ikut menaruh empati pada Doo-hyun ketika melihat betapa beratnya kehidupan yang harus ia
jalani, setiap hari. Rasa jengkel itu langsung lahir, dan ketika keputusan gila
itu muncul tidak ada pertentangan yang menghalangi, keluh kesah dan kritik
tanpa henti membuat kita merasa Jung-in layak menerima hal tersebut. Tapi
disini menariknya, konflik yang ia hadir itu akan terasa dangkal dan murahan
dari luar, tapi ternyata didalamnya ada penggambaran yang menarik dan
menggelitik terkait cinta dan pernikahan di dunia modern, yang kemudian
perlahan mengubah pandangan kita yang awalnya menilai ia sebagai komedi basi dan
predictable menjadi studi karakter ringan yang penuh santai dan penuh tawa.
All About My Wife seperti mengajak penonton untuk mengamati, menilai,
dan menertawakan gejolak yang dialami karakter, dengan pertanyaan utama seperti
yang disebutkan diawal tadi, “apa itu cinta?”. Banyak hal konyol yang ia
lemparkan, sesekali memainkan ekspresi karakter namun tidak lupa menyelipkan slapstick yang efektif dalam menciptakan
tawa meriah, tapi dibalik itu Min
Kyu-dong dengan cerdik mempermainkan pertanyaan tentang cinta tadi untuk
konsisten hinggap di pikiran penonton yang terus terjerat dalam narasi yang
mengalir dengan lembut itu. Doo-hyun dan Jung-in adalah contoh dari apa yang
ditakutkan pasangan dari sebuah pernikahan, apakah mereka kelak mampu bertahan
ketika gelora cinta itu padam, hal-hal yang meskipun kerap kehilangan momentum
tapi secara perlahan semakin berkembang dengan baik, ada perputaran yang tidak
pernah tidak terasa menarik.
Hal tersebut yang menciptakan rasa aneh, dimana
meskipun kita tahu perlahan ketika memasuki babak akhir ia mulai terasa lemah
di sektor cerita, fokus mulai buyar, ia tidak lagi terasa berlari dengan cepat
dalam aksi mondar-mandir, mulai terasa terseret, tapi kita tidak kehilangan
semangat untuk mengikuti, menelisik, dan menantikan apa yang akan terjadi pada
karakter selanjutnya. Rasa penasaran berhasil dijaga dengan kuat disini, ada
dinamika bercerita yang menarik disertai pergeseran yang pas untuk
mengembangkan permasalahan pad ego dan insecurity itu. Min Kyu-dong piawai
dalam membentuk sinkronisasi antara karakter dan cerita untuk saling membantu
memancarkan energi pada penontonnya, pengembangan karakter dan hubungan
diantara mereka terasa tajam ketika kita tahu mereka tidak lebih dari
manusia-manusia yang sedang bermasalah dengan diri mereka sendiri.
Divisi akting juga menjadi alasan lain kesuksesan film
ini terus membuat penonton ingin menontonnya meskipun mereka sadar ia tidak
lagi sama baiknya dengan ketika ia baru dimulai. Hadir chemistry yang kuat di
cinta segitiga itu, tiga individu menyenangkan ketika berdiri sendiri dan juga
ketika mereka berkombinasi. Im Soo-jeong
memberikan kesuksesan besar diawal yang juga berhasil menutup minus dibagian
akhir, karakterisasi yang kuat dan meyakinkan, hal yang juga berhasil dilakukan
dengan baik oleh Lee Sun-kyun,
terutama bagaimana ia membantu Im Soo-jeong membuat penonton merasa kesal
dengan Yeon Jung-in. Sedangkan Ryu
Seung-ryong punya kapasitas yang terbentuk dengan tepat, yang meskipun di
beberapa bagian terasa canggung tetap punya aura meyakinkan yang kuat dan sulit
hilang sebagai seorang cassanova pujaan banyak wanita.
Overall, All
About My Wife adalah film yang memuaskan. Pergerakan cerita yang terus
dijaga untuk tampil cepat itu berhasil menutupi berbagai nilai minus di sektor
cerita yang perlahan mulai tumbuh kacau. Penonton sudah dibuat sangat tertarik dengan
konflik dan karakter di bagian awal, dan dengan alur yang terus dipompa bersama
limpahan humor lucu dan konyol yang juga mampu klik dengan baik disamping
keintiman tiga karakter utama, All About
My Wife terus memberikan sensasi segar yang juga terus menjaga penontonnya
tertarik dan tertawa. Bukankah itu hal paling sederhana yang anda inginkan dari
sebuah film komedi? Fun and laughs.
0 komentar :
Post a Comment