“She’s the other trophy in my life."
Memang banyak cara bagi sebuah film untuk membuat penonton tertarik dengan apa yang ingin mereka tampilkan, sinopsis yang menjanjikan, sejarah kesuksesan sutradara hingga rumah produksi itu sendiri, poster mungkin juga bisa, hingga yang paling mudah adalah seperti yang dilakukan film ini, dengan membentuk sebuah cast yang berisikan Will Forte, Tim Robbins, John Hawkes, Isla Fisher, dan Jennifer Aniston.
Mickey Dawson (Jennifer Aniston) seperti sudah tidak bisa menikmati
kehidupannya, dari anak-anaknya yang kurang perhatian, hingga sang suami Frank Dawson (Tim Robbins) yang doyan
selingkuh. Tapi suatu ketika kehidupannya kembali mendapatkan sensasi, tapi
dalam bentuk tindakan kriminal dimana ia diculik oleh Ordell (Mos Def), Louie (John
Hawkes) dan Richard (Mark Boone Jr)
yang melakukan itu sebagai jalan pintas untuk mendapatkan uang dalam jumlah
banyak. Tapi respon dari Frank mengejutkan mereka.
Cerita yang diambil dari novel Elmore Leonard yang berjudul The
Switch ini sebenarnya bisa menjadi hiburan berisikan permainan sederhana
yang sangat menyenangkan, tapi sayangnya harus jatuh dan berakhir di level
cukup saja. Sangat ringan, bagaimana Daniel
Schechter mencoba memasukkan sedikit unsur-unsur yang sudah akrab di genre
ini dengan cita rasa Coen Brothers, dan
itu ia satukan dengan dialog yang boleh dibilang tidak begitu buruk, serta
lelucon yang dipenuhi dengan slapstick untuk mendukung perkembangan proses dari
pemerasan menuju penebusan dari kisah klasik tentang pencuri yang tidak
kompeten dalam mencuri itu.
Tapi masalah di Life of
Crime adalah mereka tidak bercerita dengan cekatan. Kurang cermat, kurang
tangkas, ketika hal-hal sederhana yang menarik di bagian awal itu perlahan
mulai sering tampak canggung aksi crime yang seharusnya dipenuhi dengan lelucon menyenangkan ini
jadi sedikit sulit untuk dicerna, sedikit sulit untuk dinikmati. Semakin sering
ia hit dan miss ketika konflik utama sudah berdiri, dan apa yang ia berikan
terasa kekurangan energi bukan hanya pada sisi komedi bahkan juga ada sisi drama,
seperti terseret dan melayang-layang membawa karakter yang dengan karakteristik
kurang menarik itu untuk terus bergerak maju.
Masalahnya ada di narasi, tidak stabil dan cenderung ingin
terlihat sibuk dengan perpindahan yang kurang mulus, drama dan komedi kurang
berhasil di gabungkan dengan baik, perkembangan karakter dan cerita juga sulit
untuk dikatakan terasa baik, bahkan beberapa dari mereka terasa menjemukan
dengan hal-hal konyol yang mereka lakukan dan katakana itu. Satu-satunya alasan
mengapa dapat bertahan bersama mereka hingga akhir adalah jajaran cast, buka
karena kinerja akting yang mereka tampilkan meskipun tidak berada di kategori
yang buruk, tapi murni dampak dari pesona dan kekuatan bintang yang mereka
miliki.
Ada tiga bagian disini, dengan pergerakan kualitas dari
lelucon hingga drama yang secara bertahap terus menurun dari awal hingga akhir.
Energi yang besar di awal perlahan menghilang, begitu pula dengan daya tarik
cerita termasuk didalamnya kemampuan dari Daniel
Schechter dalam mengendalikan alur yang dalam kecepatan normal kerap terasa
kekurangan nyawa, meskipun pesona yang dimiliki cast tetap mampu sesekali
menjadikan penceritaan dan lelucon canggung itu menghasilkan senyuman pada
penontonnya. Not bad.
0 komentar :
Post a Comment