Apa definisi
vampire bagi anda? Makhluk yang tidak termasuk kategori manusia, punya gairah
luar biasa dibalik kebutuhan akan darah untuk mempertahankan keabadian yang
mereka miliki. Nah, bagaimana jika vampire justru dibentuk dalam cara berbeda
dengan sedikit modifikasi kecil, masih mempunyai ketergantungan pada darah
serta memiliki gairah luar biasa, namun kesehariannya berisikan kegiatan
monoton dengan ekspresi gelap dan lesu. Only
Lovers Left Alive, an unique and funny style over substance package about vampire
in depression. It make vampire becomes an interesting creature.
Tentu tidak ada
yang salah pada sikap sedikit sombong yang dimiliki oleh Adam (Tom Hiddleston), seorang vampire yang berprofesi sebagai
musisi penuh dengan sikap idealis tingkat tinggi, dan telah hidup ratusan
tahun. Segenggam uang akan dengan mudah ia berikan kepada Ian (Anton Yelchin), dan juga Doctor
Watson (Jeffrey Wright), asalkan dua manusia (yang ia juluki sebagai
zombie) ini mau memberikan dan membantu apa yang ia perlukan, apa yang ia suka,
tidak peduli seberapa mahal harganya. Namun ada hal unik yang dimiliki, memilih
bersifat tertutup dari dunia luar karena ia merasa sedih dengan kondisi dunia
modern disekitarnya.
Ketika mereka
melakukan sebuah chat unik, kondisi muram Adam tertangkap oleh mata istrinya
yang tinggal jauh di Tangier, Maroko,
Eve (Tilda Swinton), yang juga masih
dapat bertahan hidup berkat bantuan seorang pria bernama Marlowe (John Hurt). Eve kemudian memutuskan untuk datang ke
Detroit, walaupun harus menggunakan penerbangan yang berangkat dan tiba tepat
di malam hari karena keterbatasan yang mereka miliki. Mereka bersatu dan
kenikmatan itu memang berhasil hadir, dari catur, es darah, hingga musik dan
tarian, namun tanpa mereka sadari ada sebuah krisis yang juga mengintai mereka.
Jujur saja ini
dangkal, sangat dangkal malah jika melihat sinopsis diatas tadi. Jika ada
pertanyaan film apa yang membuat penontonnya masih terus bertanya apa motif
utama sembari bermain bersama rasa penasaran tepat ketika durasi telah
menyentuh setengahnya, maka Only Lovers
Left Alive adalah salah satunya. Ini akan tampak seperti sebuah lamunan off-beat tanpa tujuan, dan mereka yang sejak awal telah menaruh ekspektasi terkait sisi vampire yang ia usung mungkin akan
memperoleh rasa kecewa. Namun justru itu menariknya, Jim Jarmusch seperti hanya
meminjam setting awal, dan dari sana ia mulai membawa penonton menjelajah sisi
lain karakter pecinta darah ini.
Ini bukan horror yang kuat, hanya sebatas sebuah drama
konvensional dengan unsur romance yang juga tidak kalah klasiknya. Tapi apa
yang menjadikan Only Lovers Left Alive
tampak segar adalah ketika sejak awal Jim
Jarmusch walaupun masih memberikan sebuah sisi ambigu namun ia sudah
memastikan bahwa ini hanya sebatas arena bersenang-senang. Ia tidak mau sibuk
dengan cerita, tidak ingin memberikan sebuah tipuan dengan penggunaan berbagai
alur kompleks dan menjanjikan sesuatu yang besar, tampil sederhana, santai
malah, tapi ada sebuah irama serta dinamika cerita mengasyikkan yang sukses ia
bentuk disini, menjadikan penonton terus tertarik dan tertarik walaupun
faktanya mereka tidak pernah digali terlalu dalam.
Ini yang
kemudian menjadikan Only Lovers Left
Alive terasa aneh. Terkadang ia terkesan sombong seolah ingin show-off
bersama hal-hal filosofis dengan nada mencoba puitis seperti
seni, sastra, ilmu pengetahuan, hingga musik dengan mengandalkan informasi yang
hadir ketika mereka menyentuh suatu barang, ia juga tidak memberikan penjelasan
dari materi sederhana yang terkesan malas dan tidak mau dikembangkan sehingga
berpotensi menghadirkan rasa frustasi. Tapi ada pendekatan yang menarik terkait
isu utama disini, menggunakan keabadian yang telah lekat dengan karakter
vampire sebagai pusat, dan kemudian dikembangkan dalam bentuk beberapa sketsa
ukuran kecil untuk menggelitik budaya modern penuh hedonisme dan rasa ketidakpedulian.
Menariknya lagi
nilai positif tadi Jim Jarmusch
bangun dalam sebuah jalur penelusuran hanya dengan menggunakan materi-materi
simple dalam bentuk implisit, sama tersembunyinya dengan elemen humor yang
secara mengejutkan bekerja dengan sangat baik. Yap, banyak humor yang sukses
melakukan klik dengan halus kedalam cerita, memang tidak menghadirkan tawa
skala besar namun mampu memberikan variasi yang menyegarkan, seolah mengisi
kondisi dingin cerita dalam gerak mondar-mandir yang sedikit bertele-tele.
Begitupula dengan musik dan sinematografi yang digunakan, tidak mewah namun
tidak hanya berperan penting dalam membentuk style cerita tapi ikut serta
menjaga daya tarik walaupun diantara mereka didominasi warna muram.
Sayangnya
mungkin ini akan terasa segmented. Only
Lovers Left Alive akan sulit memuaskan penonton yang tidak ingin terjebak
dalam suatu ruangan cerita tanpa pergerakan yang besar. Tapi meskipun terkesan
sempit script yang dibentuk oleh Jim
Jarmusch setidaknya dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang efektif.
Beberapa komentar sosial tersampaikan dalam bentuk point kecil, referensi dan
informasi sejarah juga tidak berubah menjadi sesuatu yang menjengkelkan, serta
ada humor yang menyenangkan, bahkan disisi romance sebenarnya ikut pula
hadir sebuah penggambaran dari sebuah hubungan antara kekuatan yang dimiliki
cinta terhadap waktu, meskipun mereka sebenarnya tidak menjadi hal yang begitu
penting karena Jim Jarmusch sebatas ingin bersenang-senang dengan bertumpu pada
isu utama.
Tapi jika anda
bertanya apa elemen paling menarik dari film ini, jawabnya adalah chemistry
antara Tom Hiddleston dan Tilda Swinton. Dua kinerja yang mumpuni terlebih jika menilik sebenarnya Hiddleston dan Swinton tidak memperoleh materi yang kuat, tapi
mereka berhasil menciptakan sebuah keseimbangan yang menarik diantara dua
karakter utama. Dangkal, tapi gesekan cinta itu ada, memberikan sisi pedih,
lesu, dingin, kadang juga tampil seksi dengan wajah pucat dan kacamata hitam
mereka di tengah suasana muram dimalam hari. Pemeran pendukung juga mampu
memanfaatkan kesempatan mereka, dari Anton
Yelchin dan Jeffrey Wright yang
tampil lucu, serta Mia Wasikowska yang
sukses sedikit mempermainkan irama.
Overall, Only Lovers Left Alive adalah film yang memuaskan. Sempit dan dangkal, mereka seperti disengaja oleh Jim Jarmusch untuk menjadi bagian dari
arena dimana ia hendak menyajikan sebuah isu modern dengan cara bergembira
dalam kegelapan, pendekatan yang efektif dengan bantuan irama penceritaan yang
menarik dan adiktif. Ini adalah film pertama karya dari Jim
Jarmusch yang saya tonton (pathetic isn’t? that’s because I’m still newbie), dan hadir sebuah
klik yang menarik pada style ia bercerita, misi utama yang fokus, bermain-main
bersama nada depresif bahkan heartbreaking, namun terasa variatif dengan humor-humor
implisit yang bekerja dengan baik. Surprisingly funny. Segmented.
0 komentar :
Post a Comment