"I'm tired of being funny."
Selesaikan masalah secepat mungkin, karena tidak
peduli seberapa besar keuntungan yang kelak mungkin ia hasilkan tindakan
mengabaikan sejenak suatu permasalahan pada akhirnya akan selalu didominasi
kekuatan yang menarik anda menuju garis finish pada sebuah sisi gelap. Hal
umum tesebut menjadi tema dari permainan cinta yang ditawarkan oleh Enough Said, kombinasi manis, pahit, dan
asam dalam kemasan yang kompleks namun ringan.
Eva (Julia Louis-Dreyfus) merupakan seorang wanita paruh baya yang berprofesi
sebagai ahli pijat terapis, memiliki banyak klien dari pria bernafas bau hingga
wanita cerewet yang selalu berbicara. Namun dibalik jadwal padat yang ia punya
terdapat satu permasalahan yang kini terus berputar dipikirannya. Anak wanita
Eva akan menuju bangku perkuliahan di luar kota, yang secara otomatis akan
meninggalkan dirinya seorang diri mengingat statusnya sebagai seorang janda.
Hal tersebut yang kemudian menjadikan Eva menerima saran dari dua sahabatnya, Will (Ben Falcone) dan Sarah (Toni Collette).
Enough Said merupakan rom-com klasik yang sederhana, bagaimana ketika penonton
kembali diajak untuk mengamati dan meneliti sebuah hubungan asmara dengan
segala bumbu yang sesungguhnya sudah sangat familiar. Lantas apa yang
menjadikan ia berbeda dengan rom-com pada umumnya? Enough Said memang punya beberapa nilai minus, namun Nicole Holofcener berhasil menciptakan
dan membangun satu rangkaian kompleksitas emosional tidak hanya ringan namun
juga natural. Ya, unsur disfungsional, permainan cinta segitiga, dibalut
bersama manis, pahit, dan asam yang juga sering menghadirkan situasi canggung
yang sulit.
Yap, kisah dengan plot yang berputar pada tema
kerentanan dengan gerak stabil ini terasa terlalu singkat jika menilik
kuantitas dan kualitas dari isu menarik yang ia lemparkan. Mereka terlalu luas,
kurang digali sedikit saja lebih dalam, padahal sejak awal Enough Said punya potensi begitu besar untuk menjadikan aliran
alami dari drama yang jauh dari kesan sentimental ini agar dapat tampil
menjadi satu pembelajaran yang kokoh
dari sebuah relationship. Tidak hanya itu, hal tersebut juga akan menyebabkan
Enough Said tampak seperti petualangan sederhana tanpa tujuan, dimana Nicole Holofcener akan terlihat
kesulitan dalam mengendalikan semua konflik yang ia lemparkan akibat
keputusannya tadi.
Namun untungnya Enough
Said punya kinerja yang memikat pada divisi akting. Sangat suka dengan dua
sahabat Eva yang berhasil digunakan oleh Holofcener untuk menyuntikkan berbagai
komentar terkait pernikahan, termasuk Catherine
Keener yang tampil mumpuni dalam menghadirkan kecemasan. Tapi chemistry
lembut yang terbangun diantara James
Gandolfini dan Julia Louis-Dreyfus
adalah kunci utamanya. Di karya terakhirnya ini Gandolfini sukses menghadirkan
sisi rapuh yang tenang, humor ringan, namun tetap menjaga pride dari Albert.
Begitupula dengan Julia yang berhasil menyuntikkan kedalaman emosi lewat ekpresi
yang efisien dan efektif.
Overall, Enough
Said adalah film yang memuaskan. Sebagai proses observasi pada salah satu
bagian kecil dari kehidupan ini mungkin terasa kurang kokoh, solid, dan
mendalam, bahkan ia sangat berpotensi mendapat penilaian sebagai sebuah
dramatisasi berlebihan. Namun jika menilik pada nilai dari pengalaman mengamati serta meneliti cinta dan relationship yang ia berikan, Enough Said: memikat.
0 komentar :
Post a Comment