"I just want to make it better."
Sebenarnya apa makna sesungguhnya dari sebuah
keluarga? Apakah keluarga hanya sebuah komunitas kecil dimana anda saling
membantu dalam sebuah kesatuan, selalu bersatu saat menikmati suka dan
menghadapi duka ketika masih bersama, namun kemudian menghapus hal tersebut
ketika telah berpisah saat melangkah ke jenjang kehidupan yang lebih jauh.
Dengan menggunakan konflik pernikahan film ini akan menggambarkan berbagai isu
klasik dengan tema keluarga, August:
Osage County, a dramatization parade about dysfunctional family.
Beverly Weston
(Sam Shepard) adalah sumber utama
permasalahan, dimana aksi bunuh diri dari pria tua mantan penyair ini justru
menambah beban bagi istrinya, Violet
Weston (Meryl Streep). Bukan karena penyakit kanker mulut yang ia derita,
namun situasi dimana Violet harus kembali berhadapan dengan ketiga putrinya
yang selama ini telah tinggal jauh darinya. Barbara
(Julia Roberts), datang bersama suaminya Bill Fordham (Ewan McGregor) serta anak mereka Jean (Abigail Breslin), Karen
Weston (Juliette Lewis) hadir bersama tunangannya Steve Heidebrecht (Dermot Mulroney), dan yang terakhir Ivy (Julianne Nicholson), satu-satunya
yang masih lajang.
Diantara mereka hadir pula adik Violet, Mattie Fae (Margo Martindale) bersama
suaminya Charles Aiken (Chris Cooper),
serta disusul anak mereka Little Charles
Aiken (Benedict Cumberbatch). Namun berkumpulnya keluarga besar ini tidak
hanya sebatas mengenang Beverly dalam duka dan sedih semata, karena ada sesuatu
yang jauh lebih besar menanti mereka, sebuah kumpulan luapan kekecewaan dari
rasa sakit yang telah eksis cukup lama, membunuh kedamaian yang seharusnya
hadir dan menggantinya dengan sebuah peperangan dari pengungkapan kebenaran
yang telah tersimpan.
Jika diperhatikan dari kulit luarnya, sangat mudah
untuk menilai bahwa August: Osage County
hanyalah sebatas sebuah dramatisasi berlebihan yang membosankan. Ya,
berlebihan, dengan durasi dua jam yang ia miliki August: Osage County sangat riskan untuk meraih posisi tersebut,
tema klasik terkait pernikahan dan keluarga yang sangat sederhana bahkan dapat
dijabarkan hanya dalam separuh durasi itu justru dihadirkan kedalam pergerakan
cerita yang berputar-putar oleh John
Wells. Namun yang menarik ada nilai positif dari keputusan tersebut,
keputusan dimana John Wells
sepertinya ingin menjadikan film ini tidak kehilangan nafas utamanya.
Teatrikal. Nafas utama yang berhasil meraih Pulitzer Prize itu seperti terus hadir
dalam pergerakan cerita yang ditulis langsung oleh sang empunya, Tracy Letts. Tema yang sempit, alur
cerita yang bahkan terlihat biasa, tapi dibalik itu terdapat sebuah struktur
skenario kokoh perpaduan komedi dan tragedi yang diwarnai dengan aksi saling
serang penuh teriakan dan argumen, dan uniknya hadir dalam permainan dialog
layaknya sebuah puisi yang terus menarik atensi. Ia sulit dan terasa kasar,
namun konflik yang dibalut bersama isu rasisme, pride, dan keserakahan itu
perlahan menjadikan penontonnya terjerat dan ikut mencoba merajut cerita yang
terus bertumbuh dalam ruang sempit ini.
August: Osage
County punya sisi charming yang ia tunjukkan dengan cara
khas teatrikal, terus menekan point utama yang tidak digali terlalu dalam
diposisi terdepan, namun mencoba membuat penontonnya secara bertahap justru
lebih terhanyut dalam observasi karakter. Memang ada sedikit resiko pada tahap
perkenalan yang akan memberikan dampak cukup besar bagi mereka yang kurang
sabar, namun sebuah jamuan makan malam dengan tensi tinggi dalam durasi hampir
20 menit menjadi titik balik dimana kita akan dibuat tersenyum setelah
menyadari bahwa ini bukan reuni keluarga penuh kedamaian yang selalu menjadi
mode dari impian semua orang.
Ini adalah parade ledakan emosi dari sekumpulan
manusia yang selama ini terus berjuang untuk keluar dari kesengsaraan pribadi
yang mereka alami masing-masing. Ya, anda bayangkan saja bagaimana ketika
sepuluh orang yang jiwanya sedang berada dalam kondisi sakit berkumpul bersama
dalam satu rumah, dan kemudian berlomba-lomba menggunakan kesempatan berada
ditengah panggung yang diperoleh untuk mempertontonkan masalah mereka kepada
penonton dalam sebuah struktur yang canggung dan penuh sesak dari mellowdrama
klasik bersama keruntuhan yang bergerak tenang dan stabil.
Permasalahan klasik yang dituangkan dalam dosis berat
ini bergerak dengan cara yang tenang. Cukup aneh, ia terus mengalir dalam
perpindahan konflik yang mulus, punya beberapa selipan humor yang efektif,
namun tidak pernah melepaskan penontonnya dari jeratan kegelapan sebuah
lingkaran berisikan berbagai masalah standard dari keluarga yang sepertinya sudah
kehilangan kehangatan cinta sejak lama. Ya, anda harus terjerat, karena dengan
apa yang akan ia berikan di akhir cerita August:
Osage County akan sama mudahnya jatuh kedalam penilaian seperti diawal
tadi, sebagai sebuah dramatisasi berlebihan.
Resiko tadi tidak hadir berkat kemampuan divisi akting
menjalankan tugas mereka. Ya, sangat mudah untuk mengatakan bahwa Meryl Streep berada di posisi terdepan,
berhasil memadukan sifat keji dan lucu dari karakter yang kuat namun rusak
miliknya dengan dengan sangat meyakinkan. Begitupula dengan Juliette Lewis, Julianne Nicholson, dan Margo Martindale yang berputar pada
permasalahan cinta. Namun bintang utamanya adalah
Julia Roberts, motor penggerak cerita, ia mampu menghadirkan depresi dan
sifat provokasi dengan sangat baik, namun dibalik itu kita dapat menemukan
tujuan baik yang ia emban.
Overall, August:
Osage County adalah film yang memuaskan. Sangat yakin akan sangat mudah
untuk menikmati film ini bagi mereka yang sudah klik dengan cara bercerita
teatrikal. Point utama yang sederhana terus terjaga, pertumbuhan karakter yang
menarik berkat kepiawaian para aktor bermain dengan permasalahan berlapis
menggunakan dialog tajam, ini bukan dramatisasi yang menawarkan jawaban atas
pertanyaan, ini hanya sebatas alarm yang coba menghidupkan kembali dampak dari
siksaan berbagai isu jangka panjang pada sebuah keluarga disfungsional dengan
cara yang mengasyikkan.
0 komentar :
Post a Comment