"People are always conning each other to get what they wanted."
Banyak jalan untuk mencapai kebahagiaan, yang harus
dilakukan hanyalah dengan mengambil sikap berani kemudian dilengkapi bersama
strategi mumpuni. Ya, berani gagal, berani mengambil resiko, termasuk
didalamnya berani untuk berubah dan keluar dari zona nyaman yang kita miliki.
Hal tersebut coba diceritakan oleh American
Hustle, caper movie in sexy and stylish way.
Irving Rosenfeld
(Christian Bale), pria hampir botak yang
kelebihan berat badan, dan Sydney Prosser
(Amy Adams), wanita cantik yang gemar mendapatkan udara segar di tubuh
bagian depannya, merupakan pasangan kekasih yang tidak biasa. Bukan karena
status Irving yang masih menjadi suami dari Rosalyn
Rosenfeld (Jennifer Lawrence), namun karena pekerjaan yang mereka lakukan
untuk berusaha bertahan hidup, mengambil secara illegal uang dari klien mereka
dengan cara penipuan. Aksi tersebut yang kemudian membawa mereka kedalam
kendali seorang agen FBI bernama Richie
Di Maso (Bradley Cooper).
Richie berhasil menjebak Irving dan Sydney, namun
bukannya memberikan hukuman pidana Richie justru memanfaatkan kemampuan yang
dimiliki Irving dan Sydney untuk membantunya menciptakan jebakan bagi sasaran
yang selama ini ia incar, anggota kongres bernama Carmine Polito (Jeremy Renner), yang juga merupakan walikota Camden, New Jersey. Namun kerjasama
untuk mengungkapkan kasus korupsi yang melibatkan hotel, kasino, mafia, dan
sheikh itu ternyata tidak sederhana.
American Hustle adalah sebuah kemasan yang mencoba menawarkan
kompleksitas dengan cara yang aneh. Ya, aneh, bagaimana ketika sebuah skandal
epik dan kontroversial dari aksi kejahatan yang sempat mengguncang dunia itu
kemudian dibalut bersama sentuhan drama dan komedi yang dipenuhi dengan
kesenangan. Ini seperti masuk kedalam
sebuah ruangan gelap yang dipenuhi beberapa lampu kecil namun terang yang memanjakan mata, penuh dengan
permainan cerita yang efektif lewat pertunjukkan memikat dari para karakter,
petualangan cekatan yang bergerak mulus dalam upaya mencoba menggambarkan aksi
saling menjatuhkan hanya untuk berusaha bertahan hidup yang dikemas dengan sabar dan rapi.
Sesungguhnya apa yang ditawarkan oleh David O. Russell pada kisah yang ia
tulis ulang bersama Eric Warren Singer
berdasarkan operasi ABSCAM yang
dilakukan FBI pada akhir 70-an lalu ini sangat sederhana, survival story trick.
Studi karakter tentang karakter yang terjebak dan tidak mampu lagi bertumbuh
itu ditemani dengan permainan mafia sederhana, kisah cinta dalam lingkup luas,
bisnis palsu, membantu fokus utama yang terletak pada upaya merubah diri untuk
membangun kembali kehidupan mereka, ditemani aksi penyamaran menggunakan
tatanan rambut yang rumit, aksen palsu, serta kostum-kostum berlebihan dalam
narasi longgar dan keruh.
Ya, bukan hanya longgar dan keruh sebenarnya, namun
narasi juga terasa kasar. Kisah caper yang dibantu dengan korupsi, ambisi,
hingga ketamakan ini bergerak mondar-mandir untuk mengurai permasalahan yang
telah ia tetapkan sejak awal, pertarungan plot yang kemudian bergerak gelisah
dan sedikit bertele-tele bersama beberapa kilas balik dipenuhi dengan teka-teki
yang uniknya dibangun dalam struktur yang cerdik. Benar, cerdik, American Hustle terasa liar namun tetap
terkendali, ada kepanikan dalam ketenangan, ada nafas elegan yang berhasil David O. Russell suntikkan dalam formula
konvensional yang ia terapkan, semua dibentuk dengan fokus yang kokoh.
Hasilnya, walaupun punya momen yang terasa datar American Hustle selalu selamat berkat
kinerja dari kecerdikan tadi, dimana keputusan David O. Russell yang sepertinya jauh lebih tertarik dalam
membentuk karakter ketimbang mengembangkan plot menghasilkan dampak positif
paling besar. Ia tidak mencoba menghadirkan permainan emosi yang mendalam,
namun berusaha membentuk sebuah struktur kokoh yang terus tersembunyi dibalik
aksi pengungkapan perlahan menemani kritik sosial tentang humanisme itu, kurang
ketat memang namun stuktur dan plot yang bergerak santai itu dibangun dalam
disiplin yang mengagumkan.
Unik, David O.
Russell mampu membangun tema sederhana itu menjadi sebuah kompleksitas yang
secara stabil terus menarik atensi penontonnya. Terpaku, sangat mengasyikkan
ketika menyaksikan dialog-dialog cerdas terus hadir dalam lapisan kesesatan
yang tidak pernah kehilangan sentuhan eksentrik itu, memang sulit untuk
merasakan apa yang karakter rasakan namun selalu ada rasa penasaran kemana ia
akan berjalan. Ya, hal tersebut berkat konsistensi daya tarik yang hadir dalam
dinamika cerita yang sebenarnya kurang powerfull tapi terus hidup berkat
sentuhan Russell dalam menghadirkan ambiguitas dalam loyalitas yang
berkombinasi bersama penggunaan musik 70-an yang efektif.
Lantas apa kekuatan utama American Hustle dari kombinasi plus dan minus diatas? Performa
memikat dari divisi akting. Christian
Bale berhasil berubah dari Batman menjadi pria botak yang percaya diri
namun tersiksa dalam dilema percintaan. Amy
Adams mampu tampil seksi dan berbahaya dalam kompleksitas dan sikap
sensitif yang dimiliki oleh Sydney. Bradley
Cooper berhasil menampilkan hasrat dari Richie, serta menjadikan
interaksinya bersama Louis C.K. terus
menarik perhatian. Jennifer Lawrence
mampu mencuri perhatian ketika ia tampil, menyatukan sisi nakal dan rentan
dengan sangat baik. Jeremy Renner cukup mampu menghadirkan gambaran dari hubungan pejabat pemerintahan bersama korupsi.
Sedangkan Michael Peña dan Robert De Niro menjadi pemanis yang
efektif.
Overall, American
Hustle adalah film yang memuaskan. American
Hustle dengan cara yang cerdik dan cerdas sukses menghadirkan petualangan
dramedy penuh kompleksitas cinta yang fokus pada pergerakan karakter, kokoh, dan
terus berjalan dengan menyenangkan menggunakan sebuah tema umum yang sederhana
tentang melakukan hal-hal yang kita suka dalam upaya untuk bertahan hidup
dilengkapi performa berkualitas dari divisi akting. Studi karakter yang
mengasyikkan.
besides boobies everywhere,
ReplyDeletethis movie is brilliant!
nice tempo, great problematique, and beautiful ending that give a wide smile to the audience.
:D
and, i know Batman will win this battle against The Hawkeye!
But i dont understand why Batman choose Lois Lane instead off Katniss?
lol
Simple, because in here J-Law ≠ Katniss, she’s Mystique. :)
Delete