"You're all that matters to me."
Ada sebuah quote
dari Paulo Coelho yang simple namun
sangat menarik dan kuat, “Be brave. Take
risks. Nothing can substitute experience.” Kalimat tadi sebenarnya juga
merupakan jawaban sederhana dari pertanyaan "bagaimana cara bertumbuh
menjadi dewasa." Jatuh dan bangkit, baik dan buruk, suka dan duka, semua
pasti akan hadir, yang perlu anda lakukan hanya berani agar dapat terus
melangkah maju. The Spectacular Now
coba menyajikan hal tersebut, kombinasi natural antara manis dan pahit yang,
menarik.
Sutter Keely (Miles Teller) merupakan pria
cassanova, tapi celakanya kurang begitu menjadi sosok favorit bagi orang-orang
disekitarnya. Santai dan berjiwa bebas, punya rasa percaya diri yang sangat
besar, sayangnya pria berusia 18 tahun yang kini tinggal bersama ibunya, Sara Keely (Jennifer Jason Leigh),
kurang mampu dalam mengontrol kehidupannya. Sederhana saja, Sutter bahkan masih
belum mampu menjawab sebuah pertanyaan yang meminta ia untuk menjelaskan
tantangan dalam kehidupannya serta apa rencananya dimasa depan, yang ternyata
juga menjadi alasan ia putus dengan Cassidy
(Brie Larson).
Namun suatu
ketika setelah puas berpesta, bangun pagi di pekarangan sebuah rumah, ia
melihat Aimee Finecky (Shailene Woodley),
teman sekolah yang selama ini kurang begitu akrab dengannya. Mereka memang
berbeda, Aimee adalah tipe wanita rumahan, mencintai buku, sosok yang punya
mimpi besar di masa depan, namun sayangnya sangat pemalu. Hal tersebut yang
kemudian menyebabkan ada sesuatu yang berbeda ketika ia klik dengan Sutter,
dimana Sutter sendiri sejak awal hanya ingin membantu Aimee untuk menjadi lebih
terbuka dan bergaul. Namun yang terjadi ternyata tidak sesederhana itu.
Hal ini memang
tidak dapat diaplikasikan pada setiap orang, namun cara termudah untuk menilai
apakah sebuah film young adult punya
potensi untuk menghibur hingga akhir adalah apakah mereka berhasil menghadirkan
nafas cerita yang terasa natural pada bagian pembuka. The Spectacular Now sangat sukses dalam hal tersebut. Ini manis,
bagaimana tahapan dari proses membangun cerita terasa sangat nyata, dari masih
berstatus stranger tanpa tujuan, masuk kedalam situasi malu dan canggung,
hingga ketika alkohol kemudian mendapatkan kompatriot berupa asmara untuk menemani petualangan Sutter
dan Aimee. Ya, ini aneh, dari kissing hingga sex scene, dari tawa hingga duka, ia berhasil
membuat penontonnya terpaku karena pintar dalam bercerita.
Menyaksikan The Spectacular Now seperti masuk
kedalam dunia dimana dua remaja dihadapkan pada isu-isu yang sangat dewasa.
Dengan menggunakan perspektif Sutter, James
Ponsoldt menghadirkan proses dari dua karakter yang berubah dan bertumbuh
dengan menggunakan cinta sebagai pondasi utama, namun diselingi dengan
permainan pada tema yang lebih gelap, dari rasa takut akan kegagalan,
keberanian mengambil sikap, tanggung jawab, dan komitmen. Mereka kemudian
dikombinasikan bersama sentuhan emosi yang kuat, renyah, dan tidak overdo. Ya,
dengan menghadirkan gejolak antara present dan future, The Spectacular Now tampak seperti kumpulan konflik yang sangat
menarik untuk diamati, terlebih dengan penempatan humor yang tepat, serta
dinamika cerita yang stabil.
Pasti ada diantara
anda yang setuju dengan hal ini, dimana aksi sebuah film yang mengurai hingga
terlalu super detail pada isi dan pesan yang ia usung adalah sesuatu yang
kurang baik, karena imo misteri justru ikut memberikan dampak positif yang
membuat film tampak semakin atraktif secara keseluruhan. Namun tidak semua film
dapat diperlakukan seperti itu, Scott
Neustadter dan Michael H. Weber
memilih untuk menulis ulang cerita yang mereka adaptasi dari novel karya Tim Tharp itu untuk tidak tampil terlalu detail, ini
kokoh, namun juga menjadi sumber yang menyebabkan inti utama dari The Spectacular Now tidak tampak
spektakuler. Mereka seperti berupaya agar film ini dapat bergerak layaknya (500) Days of Summer, durasi singkat
dengan perpindahan scene yang cepat, anda mengerti apa yang ingin ia sampaikan,
suka, namun tidak cinta.
Ya, tidak cinta.
(500) Days of Summer hanya punya satu
tema, namun disini kita tidak hanya akan dibawa masuk kedalam kisah asmara dua
remaja yang sebentar lagi lulus dan menuju dunia dewasa, ada sesuatu yang lebih
kompleks dibalik itu, hal yang sebenarnya justru menjadi momen sebuah perubahan
frontal pada daya tarik film ini yang awalnya terasa kurang menjanjikan. Benar,
kurang menjanjikan, bahkan sangat mudah untuk bergumam “oke, another teen flick
with a classic sweet moment.” Namun The
Spectacular Now ternyata jauh lebih besar dari penilaian tadi, ada warna
lain dengan tema keluarga, elemen yang juga ikut membantu studi karakter dengan
menjadi variabel pembanding. Ini sangat potensial untuk menjadi sebuah kemasan
besar seperti yang dilakukan oleh The
Perks of Being a Wallflower tahun lalu.
Namun sayangnya
potensi itu harus buyar akibat tidak mampunya ia menampilkan hasil akhir yang
sama memikat dengan proses yang ia berikan. Secara implisit akan terlihat
pengaruh dari buku pada kinerja seorang James
Ponsoldt, ia memang kembali berhasil melakukan apa yang pernah ia berikan
di Smashed dengan menciptakan ruang
bagi karakter untuk bersinar, tapi disini ia seperti mengemban tekanan agar
tidak bergerak terlalu jauh. Sangat suka dengan ketukan cerita yang ia
ciptakan, begitu pula dengan penyampaian pesan yang jauh dari kesan menggurui,
namun ini kurang dalam, kita hanya disajikan permainan asmara padahal inti
utama yang ia punya memiliki kaitan erat dengan konflik lain, yang celakanya
kurang kuat.
Divisi akting
bersinar. Miles Teller dan Shailene Woodley berhasil menghadirkan
kombinasi yang nyata dan manis. Apa yang menjadi misi dari karakter Sutter
berhasil disampaikan dengan baik oleh Miles
Teller, begitupula dengan chemistry yang ia bangun bersama Shailene Woodley yang juga tampil
memukau, kombinasi yang cantik, ada gelora cinta dari setiap kissing sederhana,
bahkan sex scene terasa sangat berharga. Begitupula dengan Brie Larson yang sanggup menghadirkan sedikit ancaman dan rasa ragu
pada pergerakan cerita. Uniknya ada dua scene stealer disini, Kyle Chandler yang berperan sebagai
Tommy, dan Mary Elizabeth Winstead
sebagai Holly.
Overall, The Spectacular Now adalah film yang
memuaskan. Sebuah coming-of-age dengan nafas dramedy bersama kombinasi manis
dan pahit yang dikemas secara efektif dan menarik. Kekuatan utamanya terletak
pada kemampuannya menjadikan kisah sederhana itu terasa natural dan memikat.
Walaupun menghadirkan transisi yang halus, sedikit pergeseran fokus pada konflik
yang dibagian awal kurang menjadi perhatian menyebabkan pada akhirnya pesan
utama tidak mampu tampil kokoh dan tajam. Menarik, namun kurang spektakuler.
0 komentar :
Post a Comment