"This force will be continually searching for a nail."
Tahun lalu ada The Invisible War yang berhasil
menghadirkan kisah penuh emosional yang menguak sebuah sistem memalukan yang
eksis di dalam dunia militer USA. Kali ini masih sama, bermain dalam sistem
yang terkait aksi militer USA, namun dengan lingkup yang jauh lebih luas,
sebuah perang global yang berjalan dengan cara kotor dan tersembunyi. Dirty Wars, dirty enough.
Ini adalah kisah
dari seorang koresponden majalah The
Nation bernama Jeremy Scahill,
sosok yang pernah menguak kasus Blackwater, dan mencoba mengalihkan rasa ingin
tahunya yang begitu besar pada kasus baru terkait sistem “the world is a
battlefield” dari mantan Presiden USA, Bush, yang ternyata masih diteruskan
oleh Obama hingga kini, rudal dan
pesawat tak berawak untuk menyelesaikan masalah. Perang tersembunyi itu yang
coba dijabarkan oleh Jeremy Scahill,
melakukan investigasi dari Afghanistan,
Yaman, hingga Somalia.
Di Afghanistan
ia menemukan kejadian dimana tentara Amerika diklaim melakukan serangan malam
hari tanpa pandang bulu. Di Yaman, Scahill menemukan fakta terkait seorang
aktivis Al Qaeda bernama Anwar al-Awlaki yang tewas tanpa tuduhan
dan keadilan. Di Somalia, ia mendapati bahwa militer lokal ternyata dibayar
oleh USA untuk melawan aksi pada ekstremis. Jeremy
Scahill coba menguak fakta bahwa perang yang eksis sekarang ini bukan hanya
aksi saling tembak di medan tempur, ia sudah mulai menjangkau ranah hukum.
Sebenarnya bukan
hanya USA negara yang selalu menimbulkan keresahan terkait dengan perihal
peperangan, banyak, sangat banyak malah, ada Korea Utara yang sudah bersikap
tegas, negara dibagian timur tengah, negara asia timur lainnya, hingga daratan
Eropa. Namun apa yang menyebabkan USA selalu menjadi momok utama adalah status
mereka sebagai negara adidaya yang tersisa pasca pecahnya Uni Soviet. Hal
tersebut yang menjadikan aksi militer USA selalu menjadi objek penuh
kecurigaan, apa yang mereka rencanakan dibalik senyuman para petingginya,
organisasi dan operasi rahasia apa yang telah mereka bangun?
Ini adalah
dokumenter yang berani, sama beraninya dengan apa yang dilakukan oleh The Act of Killing. Aksi eksplorasi pada
program militer itu memang dibentuk dalam perjalanan yang sedikit
berbelit-belit, namun anda kemudian dapat melihat kegigihan dari seorang Jeremy Scahill yang pada akhirnya
menghadirkan pertanyaan betapa pentingnya kasus ini bagi dunia? Dengan cara
yang sangat terbuka ia mengungkapkan kebenaran dibalik terror dan konspirasi
perang global, secara rinci menjabarkan J-SOC, mengupas fakta sesungguhnya dari
aksi pembunuhan tidak adil yang bahkan ikut melibatkan wanita hamil, bayi, da
anak kecil sebagai korban.
Namun
keputusannya sejak awal yang hanya ingin mencoba menggambarkan “perang kotor”
sedikit member dampak negatif. Memang sangat sangat provokatif, namun ia kurang
berhasil dalam hal memisahkan dunia hitam dan dunia putih. Ini seperti
menyaksikan beberapa isu kelas berat yang dilemparkan tanpa disertai keberanian
untuk mengambil sikap, kurang berhasil meyakinkan penontonnya mana yang jahat
dan mana yang baik. Tindakan tersebut yang pada akhirnya menjadikan penonton
kerap kali merasa ragu pada kisah yang ia berikan, ada sedikit pertarungan
antara fakta dan pendapat yang menahan saya untuk mencoba menggali lebih dalam
isu-isu yang sesungguhnya dapat dengan mudah memprovokasi penonton yang hanya
berpikiran satu arah.
Kurang tampak
ketulusan yang ia suntikkan pada misi utama, cara film ini berbicara juga kerap
kali membuat saya merasa seperti sedang melihat Jeremy Scahill melakukan self-acclaimed, keputusannya untuk ikut
masuk kedalam cerita menjadi salah satu subjek seperti sebuah upaya untuk
menciptakan arena show off yang mencoba menunjukkan perannya bagi keamanan USA.
Namun beberapa kelemahan minor tadi langsung tertutupi ketika kita sebagai
penonton mulai menaruh kembali atensi pada konflik terkait pemerintah USA.
Secara mengejutkan ini haunting. Ada satu kalimat, terlepas itu fakta atau
pendapat, yang mengatakan bahwa di bawah kendali Presiden Obama USA justru
dapat bergerak jauh lebih bebas di medan perang. Boom!!
Ya, andai saja
ini dapat dikemas sedikit lebih padat dan dibangun dengan sikap yang sedikit
saja lebih berani dan tegas, ketimbang hanya sebatas melemparkan isu, ini dapat menjadi salah satu dokumenter terbaik tahun
ini. Dari segi teknis yang kinerja Rick
Rowley terasa cukup baik, momentum dari pergerakan cerita yang Scahill
susun bersama David Riker juga terasa
cukup mumpuni, namun hal-hal mengejutkan hasil petualangannya dari Afghanistan,
Yaman, hingga Somalia itu tidak berhasil disatukan menjadi kombinasi yang
semakin menekan isu utama, perang yang kotor. Ketika ia hadir bahaya itu sangat
terasa, namun setelah film selesai isu tersebut kurang mampu bermain-main di
ingatan penontonnya.
Overall, Dirty Wars adalah film yang cukup memuaskan.
Dirty Wars berhasil membuat
penontonnya yakin pada beberapa isu yang selama ini hanya berada di zona
abu-abu. Aksi militer USA, membunuh untuk berkuasa, konspirasi global, ini
adalah sebuah aksi investigasi yang cukup menakutkan, ketika ia hadir. Ya,
karena sikap kurang tegas dan sedikit dramatisasi kurang mumpuni yang ia tampilkan menjadikan isu-isu potensial isu
pada akhirnya berlalu begitu saja ketika film selesai tanpa meninggalkan rasa
cemas yang sama besarnya.
0 komentar :
Post a Comment