"This is a spy reunion."
Tidak ada sesuatu yang baru dan segar pada kumpulan kisah yang
ditawarkan oleh The Spy: Undercover
Operation, seperti menyaksikan sebuah paket bertemakan secret agent dengan
cita rasa Hollywood yang tetap
berkombinasi bersama sentuhan drama khas Korea.
Sisi menarik dari film ini justru datang dari kemampuan ia dalam mengubah bahan
dan formula paling standard untuk film action dan komedi itu menjadi sebuah
hiburan yang jauh dari kesan menjengkelkan, dan tampil cukup memikat.
Chul-Soo (Sol Kyung-Gu), dengan berada dibawah komando rekannya Jin (Ko Chang-Seok) melangkah berani penuh ketenangan masuk ke
dalam markas perompak untuk melakukan perundingan dalam upaya membebaskan para
tawanan asal Korea. Chul-Soo punya aturan dalam melakukan aksinya, dari kontak
mata, mengatur emosi, hingga menggunakan kekerasan. Tampak gagah memang, namun
semua itu tidak berlaku ketika Chul-Soo harus berhadapan dengan Young-Hee (Moon So-Ri), istrinya.
Sederhananya ia adalah suami yang takut pada istri, sumber dari
keputusan Chul-Soo untuk merahasiakan pekerjaannya dan mengaku bekerja sebagai
businessman, yang juga menjadi alasan rasa jengkel Young-Hee karena mereka
belum juga memiliki anak. Suatu ketika hadir satu kasus yang berasal dari Korea Utara, berkaitan dengan wanita
muda bernama Baek Sul-Hee (Han Ye-Ri),
Thailand, nuklir, dan aksi spy antar
bangsa. Salah satu dari mereka adalah Ryan
(Daniel Henney), pria tampan yang celakanya justru menarik perhatian Young-Hee, dan memecah fokus Chul-Soo pada misi utama, negara atau
cinta.
Klasik, standard, predictable, The
Spy: Undercover Operation adalah film dengan tipikal dimana anda sebagai
penonton sudah tahu ia akan berjalan seperti apa, bahkan bagaimana cara ia akan
berakhir. Menggunakan basis dari rasa bosan yang timbul diantara dua karakter
utama, Park Soo-Jin dan Yoon Je-Gyun cukup mampu mengkombinasi
konsep misunderstanding dengan sensitifitas serta goyahnya rasa percaya, yang
kemudian dibentuk oleh Yi Seung-Jun
dalam gerak cepat dalam satu jalur lurus, tanpa terlalu banyak menghadirkan
basa-basi anda akan merasakan sebuah misi terus di pompa. Menarik, namun
stabil.
Ya, stabil, tanpa dinamika cerita yang memikat. The Spy: Undercover
Operation adalah film yang sejak awal sudah terjebak akibat tema utama yang
ia pilih, sehingga tidak memiliki banyak opsi untuk melakukan kreasi, dan
akhirnya memutuskan untuk bermain sangat aman dengan menggunakan materi-materi
klasik, namun sayangnya menghadirkan kuantitas berhasil dan gagal yang sama
besar. Menggunakan QR code di koran, hingga hal sederhana seperti seorang
wanita tua yang mengaku sebagai Yakult
Girl, banyak komedi dan lelucon yang mampu membantu mewarnai cerita,
penempatan kehadiran mereka yang tidak terkesan dipaksakan, namun sayangnya
tidak mampu hadir dalam kualitas yang mumpuni.
Punya konsep yang menarik, layaknya James
Bond yang sudah menikah dan kini harus berhadapan dengan musuh dari China, Jepang, hingga CIA, The
Spy: Undercover Operation mulai goyah ketika konsep yang pada awalnya
berhasil menarik atensi tersebut harus berbagi kontrol di saat intensitas
komedi semakin lama semakin terasa kental. Apakah salah ketika Yi Seung-Jun memutuskan untuk sedikit
menonjolkan sisi komedi? Tidak, namun hal tersebut memberikan dampak pada
cerita utama yang perlahan mulai tidak berkembang, terkesan stuck, dan membawa
anda masuk kedalam proses menunggu yang kerap kali terasa membosankan dengan
pergerakan cerita yang tidak lagi halus.
Tidak hancur memang, namun di paruh kedua The Spy: Undercover Operation tidak lagi mampu sama menariknya
seperti paruh pertama. Dua elemen utama mulai saling menghambat, ketika drama
mendapat giliran untuk tampil, selipan humor mulai terasa biasa, begitupula
sebaliknya di saat komedi beraksi suntikkan drama juga kurang mampu tampil
mumpuni. Belum termasuk didalamnya karakter yang tipis, sehingga bagian
melodrama kurang memikat, kurang berhasil menjadikan penonton merasa peduli
pada karakter, serta tidak mampu menjadikan konflik personal sebagai sesuatu
yang memorable.
The Spy: Undercover
Operation mungkin saja dapat tampil jauh lebih baik lagi andai
saja Yi Seung-Jun dapat sedikit
menahan kontribusi unsur komedi agar tidak terlalu dominan dan menggerus atensi
penonton pada cerita utama. Di beberapa bagian saya sempat berada pada posisi dimana
hanya menantikan lelucon apa lagi yang akan mereka berikan walaupun tidak semua
di eksekusi dengan mumpuni, dan merasa kurang begitu peduli dengan konflik
utama yang mengambil cakupan wilayah cukup luas dan berat itu. Ya, hal tersebut
juga terjadi pada karakter, semua terasa biasa, hanya Moon So-Ri yang beberapa kali berhasil mencuri perhatian lewat
tingkah cerewet dan flustered yang ia tampilkan.
Overall, The Spy: Undercover
Operation adalah film yang cukup memuaskan. Secret agent dengan pertaruhan
pada keselamatan dunia, adegan aksi dengan visual effect yang cukup baik, drama
ciri khas Korea, dan sentuhan komedi yang klasik. Mereka berdiri sejajar, dan
memberikan efek domino ketika salah satu dari mereka gagal dalam menghadirkan
eksekusi yang kuat. Jika hanya berdiri sebagai sebuah film komedi dan materi
lain sebagai sebuah pemanis, ini akan menarik. Sayangnya Yi Seung-Jun tidak
membentuk The Spy: Undercover Operation
seperti itu.
0 komentar :
Post a Comment