Satu dari sekian banyak kalimat kunci untuk meraih kesuksesan
sebenarnya cukup sederhana, "Just do it good." Kesuksesan seperti tidak peduli seberapa
bagus dan rapi rencana yang telah anda susun, dimana hasil akhir yang akan anda peroleh tetap saja berasal dari mampu atau tidaknya rencana tadi anda eksekusi
dengan baik. Side Effects coba
mengemas hal sederhana tersebut, sebuah penggambaran bagaimana rasa sakit yang merupakan efek dari
"something" yang tidak dikerjakan dengan baik.
Emily Taylor (Rooney Mara), wanita 28 tahun, sedang bersiap untuk
menyambut suami tercintanya, Martin
Taylor (Channing Tatum), yang pada hari itu akan bebas dari penjara.
Menjalin kasih selama lima tahun, mereka terpisahkan oleh jeruji besi penjara
selama empat tahun, waktu yang kelam bagi Emily. Ya, efek dari empat tahun
kesendiriannya itu menjadikan Emily seperti orang yang kesepian, tidak mampu
berada dilingkungan ramai, mudah merasakan rasa sedih yang datang mendadak,
hingga terkadang bergerak random layaknya robot tanpa kendali dari alam sadar,
dimana suatu ketika ia bahkan menabrak dinding sebuah lahan parker menggunakan
mobil dengan kecepatan tinggi.
Hal ini membawa Emily kepada Dr. Jonathan Banks (Jude Law), yang saat itu bersama istrinya Deirdre (Vinessa Shaw) sedang berjuang
untuk mempertebal tabungan mereka. Emily awalnya seperti sebuah masalah kecil
di tengah begitu banyaknya proyek yang Jon sedang lakukan. Tapi serangkaian
pengobatan medis ternyata tidak berhasil, yang akhirnya berujung pada obat
medis baru berupa pil bernama Ablixa,
atas saran dari Dr. Victoria Siebert
(Catherine Zeta-Jones), mantan psikiater Emily. Celakanya pil tersebut
justru menjadikan Emily sering mengalami sleepwalking, juga menjadi penyebab
terjadinya sebuah peristiwa besar yang tidak hanya menghancurkan Emily, namun
ikut menyeret Jon jauh lebih dalam.
Rasa sedikit skeptis diawal film yang berasal dari hype
tinggi yang ia peroleh pada akhirnya ditutup dengan sebuah rasa bingung dengan
sebuah pertanyaan, elemen mana yang berada di garis terdepan pada film ini?
Begitu mudah untuk mengatakan karya terbaru dari Steven Soderbergh ini adalah film yang menarik, yang bahkan sudah
terlihat sejak bagian pembuka dimana Soderbergh dengan berani membocorkan
sebuah clue kecil. Yang perlu menjadi perhatian anda adalah jangan berharap
mendapatkan kemasan layaknya Contagion (yang juga ditulis oleh Scott Z. Burns), karena Side Effects
punya ruang bermain yang lebih sempit.
Ya, itu pula yang bagi saya menjadi sumber dari daya tarik
yang di pancarkan secara perlahan oleh Side
Effects. Seorang wanita depresif, pil, seorang dokter, and another doctor,
seperti terkesan membosankan memang karena potensi yang ia tunjukkan seolah
akan membangun sebuah kasus dengan base dunia medis dengan ruang cerita yang
sempit. Itu seperti sebuah kesengajaan yang diciptakan oleh Scott Z. Burns,
karena ketika anda telah menetapkan penilaian awal tersebut ia kemudian dengan
cermat mulai menambahkan kompleksitas cerita yang ikut memberikan efek samping
pada tingkat rasa antusias penontonnya.
Bermula dari unsur medis dengan sebuah pertanyaan besar, Side Effects justru bergerak masuk
kedalam dunia kriminal dengan tone cerita yang lebih gelap namun tetap
terkurung dalam cerita yang sempit. Keren, pergeseran cerita yang terasa halus
menjadikan penontonnya dengan mudah ikut bertransisi bersama karakter. Ini juga
dampak dari cerita yang kuat dan terasa sangat meyakinkan meskipun sebenarnya
Burns tidak meletakkan sebuah dasar yang bersih dimana hadir karakter-karakter
dengan informasi yang standard dan begitu umum namun mengemban tugas yang
kompleks. Ya, masukkan mereka ke cerita yang sempit dan kompleks maka tercipta
sebuah petualangan dalam upaya mencari jalan keluar yang celakanya sulit untuk
diprediksi.
Naskah yang menyenangkan, intens namun efektif tadi juga di
kendalikan dengan baik oleh Soderbergh. Hal yang paling menarik adalah cara
Soderbergh memainkan tempo serta tensi cerita, terutama sebelum bagian penutup.
Seperti bermain layang-layang, tarik dan ulur, naik dan turun, keduanya
diciptakan sama baiknya. Dengan banyak cinematography
cantik, score (Thomas Newman) yang punya kontribusi mumpuni, Soderbergh sukses
menciptakan lahan bagi para penonton untuk bermain bersama rasa cemas dan
pertanyaan yang berada pada level yang sama. Ada rasa cemas dalam kehampaan
Emily serta tekanan yang dialami oleh Jon, serta pertanyaan yang seperti ingin
terus di urai lewat dialog-dialog serius. Keduanya diolah dengan manis oleh
Soderbergh.
Namun menyaksikan Side
Effects seperti mencoba mendaki bukit dengan tujuan camping, tapi bukannya
berakhir di puncak melainkan di kaki bukit tidak jauh dari puncak tersebut.
Mungkin seperti itu klimaks yang film ini berikan. Kurang yakin juga ini
bersumber dari mana, cerita atau sutradara, dimana semua tahapan cerita penuh
misteri yang ia bangun sejak awal tidak berakhir di titik tertinggi. Ya ya, twist itu memang sangat sangat
mengejutkan, dan cara ia di tutup juga sangat jauh dari kata mengecewakan, tapi
cara yang Soderbergh pakai untuk membungkus bagian akhir seperti tidak
menimbulkan sebuah ledakan yang maksimal, tidak menghasilkan “wow” namun hanya
sebatas “oh, oke.” Ia seperti memberikan efforts yang kurang kuat dibagian
akhir sehingga membuang percuma kompleksitas yang telah terbangun rapi sejak
awal.
Rooney Mara dan Jude Law
adalah bintang utama. Mungkin tanggung jawab yang ia punya lebih dominan
sebagai sosok central cerita yang menjadi objek observasi, namun Rooney Mara
mampu menjadikan sosok Emily sebagai karakter yang memiliki nyawa. Cara ia
menampilkan depresi terasa natural, terutama lewat tatapan mata dan gerak tubuh
sehingga setiap misteri dari dialognya terasa meyakinkan. Jude Law punya tugas
paling berat karena ia tokoh utama yang menggerakkan cerita, mayoritas ia
lakukan seorang diri, dan ia berhasil, terutama pada kemampuannya dalam
menciptakan opsi lain yang melahirkan kebimbangan pada penonton. Zeta-Jones
hanya sedikit impresif di bagian akhir, dan peran Tatum sama seperti di G.I. Joe: Retaliation, seolah menjadi
karakter utama namun hanya sebatas pemanis poster.
Overall, Side Effects
adalah film yang memuaskan. This is how a movie build an excitement. Berbagai karakter yang
dijalankan penuh tanda tanya, sebuah misteri yang kompleks dan sempit
menjadikan anda ragu mengambil sebuah keputusan meyakinkan dalam bentuk
prediksi pribadi, terus dibalut dengan tekanan yang sunyi dalam ketenangan para
karakter, hingga hadirnya beberapa twist
yang kurang ajar di bagian akhir cerita. Ceritanya kuat, eksekusi apik dan
manis dari Soderbergh, serta kualitas akting yang mumpuni. Ini menyenangkan.
0 komentar :
Post a Comment