Jason Statham adalah
bintang action. Tidak dapat dipungkiri penilaian tersebut seolah telah tertanam
pada sudut pandang banyak penonton terhadap aktor satu ini. Namun faktanya
memang begitu, contohnya dalam satu decade terakhir hanya di film
"London" dimana Statham berpisah dengan action, selain itu ada lebih
dari 20 film action yang ia bintangi. Well, Hummingbird memang masih mengusung
genre action, namun film ini justru menjadi media bagi Statham untuk
membuktikan ia mampu bermain diluar zona aman miliknya.
Joey Jones (Jason Statham),
seorang pemuda miskin yang hidup bersama teman gelandangannya Isabel (Vicky McClure) di sebuah gang
sepi ditengah keramaian kota London, dengan sebuah kardus sebagai pelindung
mereka dari dinginnya udara malam. Joey mungkin adalah contoh dari orang-orang
useless, kita tidak tahu apa yang mereka kerjakan disiang hari, namun setiap
malam selalu mengantri dengan manis di sebuah area menantikan makanan gratis
yang diberikan sebuah paroki di bawah koordinasi Suster Cristina (Agata Buzek).
Namun
ternyata masa lalu Joey tidak seburuk seperti yang ia alami sekarang. Joey
pernah menjadi prajurit Pasukan Khusus Inggris yang bertugas di Afghanistan, tapi trauma yang ia alami
kala bertugas tersebut yang menjadikan ia hancur seperti sekarang. Berawal dari
sebuah perkelahian, terpisah dari Isabel, Joey terdampar di sebuah apartemen
mewah yang ditinggal pergi pemiliknya dalam jangka waktu cukup panjang. Ya, hal
ini dia anggap sebagai sebuah mukjizat dari Tuhan, sebagai jalan untuk
memperbaiki hidupnya. Sayangnya semua terhalang ketika ia terjebak dalam
kegiatan kriminalitas mafia Cina.
Mengusung
label action dan juga thriller, Hummingbird
mungkin akan dengan mudah menghadirkan rasa kecewa bagi mayoritas penontonnya
yang tidak siap untuk memperoleh hal berbeda dari apa yang mereka perkirakan
sejak awal. Sajian adegan aksi yang berbalut kekerasan khas seorang Statham,
itu tidak akan anda dapatkan dari film ini. Steven
Knight, sutradara sekaligus penulis cerita, seperti ingin menciptakan
sebuah film yang berisikan kejutan besar. Knight memberikan sebuah premis yang
dengan mudah menuntun calon penontonnya ke sebuah gambaran film action,
ditambah lagi mengusung Statham di baris terdepan, dan booom hal itu sirna.
Setelah
ia berjalan cukup jauh, penonton akan langsung terbagi dua, kecewa atau justru
semakin tertarik. Sebuah drama yang dibalut cerita dengan kompleksitas cukup
padat, berjalan pelan namun terus menebar misteri, ini seperti warna baru yang
menarik dari sebuah film yang dibintangi Statham. Steven Knight mungkin akan terkesan pengecut, memasang satu label
genre yang bahkan tidak tampil dominan dalam cerita sebagai topeng belaka untuk
menarik perhatian penontonnya. Namun bagi saya justru itu adalah keputusan yang
cerdik, dimana hal tersebut justru sangat membantu kinerja dari kejutan yang ia
siapkan.
Memang
banyak kekurangan yang tercipta dari naskah yang ia miliki, terasa datar tanpa
sebuah loncatan tensi cerita yang besar sejak awal hingga akhir, terasa stuck
di beberapa bagian terutama dapat terlihat jelas melalui karakter selain Joey,
tapi dibalik kesan pengecutnya tadi Steven Knight justru tampil berani dalam
membentuk naskah yang ia punya. Knight tidak membentuk cerita dengan
menyesuaikan terhadap template yang dimiliki Jason Statham, justru sebaliknya Statham
yang kini dibawa masuk kedalam ruang bermain yang mungkin kurang familiar
baginya. Dan benar, itu berhasil.
Saya suka
bagaimana film ini menampilkan sisi emosional dari cerita, upaya lepas dari
masa lalu yang kelam, proses pencarian orang yang ia kasihi, kasih sayang
seorang ayah terhadap anaknya, hingga perjuangan pencarian jati diri dari
seseorang yang menaruh kebimbangan pada Sang Pencipta. Elemen ini terbentuk
dengan manis, dibalik kegagalan karakter bergerak maju menampilkan sebuah
perkembangan yang menarik. Hal ini pula yang menjadikan saya sedikit memaafkan
betapa minimnya adegan aksi yang diberikan oleh Steven Knight, karena ia mampu
membangun bagian lain menjadi menarik dan anehnya tidak membosankan.
Jason Statham juga
menjadi kunci dari keberhasilan film ini, mampu memanfaatkan kesempatan langka
yang ia dapatkan dengan baik. Karakter Joey yang sering mengalami stuck itu
tetap tampil menarik sepanjang film berkat kepercayaan diri yang diberikan oleh
Statham. Begitupula dengan kombinasi yang ia ciptakan bersama Agata Buzek, rapi dibalik kesunyian yang
mereka tampilkan. Sayangnya Buzek seperti tidak diberikan kesempatan lebih
besar agar bisa berdiri sejajar dengan Statham, karena sebenarnya konflik yang
ia bawa punya daya tarik yang tidak kalah menarik.
Overall, Hummingbird (Redemption) adalah film
yang cukup memuaskan. Film ini pada akhirnya mungkin akan seperti berada di
tepi jurang mematikan, semua hasil keputusan berani dari Steven Knight yang tetap menjadikan calon penontonnya berekspektasi
pada sebuah film aksi. Tampil datar namun menarik, terkesan pengecut namun
justru sangat berani di bagian naskah, mungkin hanya satu hal yang akan
menjadikan Hummingbird begitu
memorable, dimana Jason Statham
ternyata dapat bermain di luar zona aman miliknya.
0 komentar :
Post a Comment