Sangat senang melihat sebuah film yang mengusung sesuatu yang
ambisius, dimana ia secara tersirat menjadikan anda merasakan sebuah rasa
percaya diri yang begitu tinggi dari apa yang akan ia berikan. Wanita muda
sebagai karakter utama, brokenhome, digabungkan dengan sebuah riset science
yang kompleks dan terkesan brilliant, Future
Weather seperti sebuah paket yang menjanjikan.
Lauduree (Perla Haney-Jardine), punya sebuah keistimewaan yang luar biasa
dibalik penampilannya yang sederhana. Wanita muda berusia 13 tahun yang tinggal
bersama ibunya Tanya (Marin Ireland)
di sebuah kompartemen sewaan ini memiliki pengetahuan yang luar biasa di bidang
science. Gemar menyendiri dengan gaya cuek yang ia miliki, diam-diam Lauduree
sedang membangun sebuah research yang
mecoba untuk mencari tahu tumbuhan apa yang paling besar menkonsumsi
karbondioksida untuk membantu mengurangi pemanasan global.
Namun sayangnya, semua upaya mengumpulkan data selama enam
bulan menghadapi cobaan ketika ibunya Tanya memutuskan untuk mengejar impiannya
menjadi seorang make-up artist, menuju California
dan meninggalkan Lauduree seorang diri. Akibatnya, Lauduree dipaksa tinggal
bersama neneknya, Greta (Amy Madigan),
yang ternyata juga punya sifat keras seperti dirinya, serta permasalahan
personal dengan ibunya Tanya, yang ikut memberikan dampak pada riset yang
sedang ia bangun.
Hal utama yang Jenny
Deller ingin hadirkan sebenarnya cukup menarik. Deller mencoba mengangkat
tema pemanasan global lewat karakter utama, dan sebuah research yang rumit dan
menarik untuk menambah kompleksitas cerita. Sayangnya semua berubah menjadi
runyam ketika ia gagal mengeksekusi dengan manis beberapa sub-plot yang
sesungguhnya punya potensi untuk menambah warna dan daya tarik dari konflik
utama, berawal dari sedikit unsur drama, dan berakhir pada gagalnya permainan
konflik emosional yang ia hadirkan melalui tiga generasi yang berbeda.
Jika disusun secara urut, Future
Weather tampil cemerlang diawal cerita, dimana ketika itu karakter Lauduree
masih dominan bergerak bebas seorang diri membawa misteri yang ia punya, riset ambisius hingga konflik internal dirinya dengan sang ibu. Film ini mulai
kehilangan daya tariknya ketika Lauduree mulai terperangkap bersama Greta.
Bukan karena Amy Madigan tidak memberikan performa yang menarik (bahkan
performanya sejajar dengan Haney-Jardine yang notabene adalah karakter utama),
namun karena Deller yang tidak mampu menjaga agar Lauduree tetap berada di
posisi terdepan untuk menuntun penontonnya berjalan bersama cerita.
Yak, sejujurnya setalah bagian pembuka berakhir film ini
mulai mengalami stuck, baik dari segi cerita, daya tarik, hingga karakter. Anda
tahu ada sebuah konflik utama yang menjanjikan, namun cerita tidak mengalami
perkembangan yang menarik. Berputar-putar bersama sebuah misteri utama yang
celakanya di tempatkan sejajar dengan dua konflik pendukung yang tidak mampu
menaikkan tensi cerita. Sejak posisi itu film ini bergerak datar, yang dibeberapa
titik bahkan cukup membosankan akibat kehilangan control pada fokus utama yang
ia bawa sejak awal.
Harus diakui Future Weather punya beberapa dialog cerdas yang
berisikan pesan yang sangat sangat menarik tentang betapa pentingnya menjaga
lingkungan hidup beserta ancaman yang mungkin terjadi, yang hebatnya
disampaikan secara singkat dan jelas, meskipun tidak memiliki power yang begitu
kuat sebagai sebuah kritik tajam. Sayangnya, beberapa punch yang ia berikan
lewat dialog-dialog tadi tidak cukup untuk mendongkrak cerita akibat cara
familiar yang ia gunakan sudah terlanjur terbaca oleh penontonnya.
Perla Haney-Jardine mungkin adalah bagian lain yang menjadikan
film ini begitu memorable. Penampilan sangat manis, dari cara ia membangun karaternya
menjadi sangat menjanjikan sebagai seorang wanita muda yang cinta mati dengan
science, tertekan akibat ulah dari ibunya, sampai upaya gigih untuk
menyelamatkan bumi dengan riset ambisius yang ia miliki. Andai saja Deller
memilih untuk lebih fokus kepada konflik yang Haney-Jardine miliki, film ini
pasti akan menjadi sangat menarik, karena dua konflik pendukung yang dihadirkan
seolah hanya sebagai pemanis karena impact yang ia berikan kepada konflik utama
tidak begitu besar.
Overall, Future Weather
adalah film yang cukup memuaskan. Ya, ini mungkin akan begitu cepat berubah
menjadi paket yang membosankan, namun pesan utama yang dia olah dengan begitu
baik sepanjang film sangat mampu tampil impresif, meskipun diluar hal itu ia
kurang punya hal istimewa lainnya dalam jumlah yang besar. Yap, ini adalah film guilty pleasure terbaru
saya, kurang menarik dan cenderung membosankan, namun sulit untuk menampik
bahwa saya tidak merasakan sedikitpun rasa puas ketika ia berakhir.
0 komentar :
Post a Comment