Meskipun disimpan bertahun lamanya, emas tetaplah sebuah emas. Kalimat itu sangat familiar bagi saya, namun tidak hanya berlaku pada keadaan positif yang dalam hal itu digambarkan dengan emas. Sama halnya dengan kondisi negatif, dimana seorang yang brengsek ketika ia masih muda pasti masih akan memiliki sifat brengsek bahkan ketika ia telah lanjut usia. Itu mengapa mereka mengatakan cukup sulit untuk merubah sesuatu yang telah menjadi kebiasaan seseorang. Tiga pria yang sudah lanjut usia, melakukan hal gila yang telah menjadi hal lumrah ketika mereka masih muda, tanpa peduli bahaya yang telah menanti mereka.
Berawal dari Val (Al
Pacino), baru menerima putusan bebas setelah mendekam 28 tahun didalam
penjara. Val , yang punya nama lengkap Valentine (ya, lucu), dijerat hukum
karena melakukan pembunuhan. Jika banyak orang akan melakukan sebuah acara
sebagai bentuk rasa syukur atas kebebasan yang ia terima, tidak dengan Val. Ia
memilih untuk bersenang-senang, menuju sebuah "rumah istimewa" untuk
melepaskan hasrat seksualnya, mengubah berbagai obat-obatan medis menjadi
layaknya narkoba dan mengkonsumsinya dalam dosis tinggi, hingga mencuri mobil
seseorang yang terkenal berbahaya dan memacunya dijalan pada malam hari.
Celakanya, semua itu ibarat kesempatan terakhir bagi Val.
Sumbernya adalah sahabatnya yang bernama Doc
(Christopher Walken), pria yang mengaku sudah bertobat melakukan hal-hal
kotor. Doc yang diminta Val untuk menemaninya bersenang-senang ternyata telah
memiliki sebuah misi khusus. Selama ini Doc telah diberikan kesempatan hidup
oleh ayah dari anak yang menjadi korban Val, namun dengan satu syarat dimana ketika
Val bebas ia harus segera membunuhnya. Sulit, menghabisi nyawa sahabat terbaik,
atau justru terancam kehilangan nyawanya sendiri, bahkan keluarga tercintanya.
Tidak ada yang istimewa dari premis cerita yang ditulis oleh Noah Haidle. Mengangkat tema crime yang
dengan berani digabungkan bersama unsur komedi, Stand Up Guys justru terasa layaknya sebuah film mobster dengan
tensi cerita yang sangat ringan. Ruang ceritanya cukup sederhana, terasa sempit
dengan selalu berfokus pada dua karakter utama, dan terasa dangkal di beberapa
bagian. Lantas jika semuanya terasa biasa, apa yang menjadikan film ini
menarik? Ya, tiga pemeran utamanya.
Mungkin Fisher Stevens
sejak awal sudah memutuskan untuk lebih memanfaatkan tiga pemeran utama yang ia
punya sebagai senjata utama, ketimbang menyuntikkan berbagai elemen teknis
berkualitas tinggi. Memasang setting bernuansa gelap ketika pergantian hari,
kemudian memasukkan karakter utama yang baru saja merasakan kebebasan, namun
disusul dengan meletakkan sebuah misi yang berat dengan menggunakan kisah
hubungan dua sahabat karib yang telah bersama sejak mereka muda. Hal –hal
tersebut menjadikan Stand Up Guys
ibarat sebuah proses yang hanya menuntut penontonnya untuk menunggu.
Hanya menunggu, karena anda diberikan sebuah konflik utama
yang sangat kuat dan jelas, namun setelah itu anda hanya akan diajak untuk
menyaksikan semua kegilaan yang Val dan Doc lakukan. Ya, di sinilah nilai minus
terbesar film ini. Memang tujuan utama karakter utama film ini adalah untuk
bersenang-senang di kesempatan terakhirnya, Namun beberapa konflik pendukung
yang muncul itu terasa kurang begitu penting bagi cerita utama, akhirnya tampak
konyol seolah hanya untuk menjadikan cerita tampak padat tanpa adanya kaitan
yang erat pada konflik utama, hanya menjadi lahan bermain bagi Al Pacino untuk memamerkan betapa
gilanya ia ketika masih muda.
Namun anehnya hal tadi tidak menjadikan film in hancur. Saya
suka bagaimana film ini menjaga tensi dari konflik utama untuk tetap stabil
sejak awal. Terus cemas dan menanti, meskipun mungkin dapat diprediksi, namun
semua hal gila yang ia tunjukkan meruntuhkan rasa yakin saya pada prediksi yang
saya buat itu. Stevens juga sukses dalam mengkombinasikan elemen crime,
friendship, hingga komedi menjadi sebuah tim yang padu tanpa membunuh satu sama
lain. Ketika unsur kejahatan muncul ia terasa gelap, unsur persahabatan serta
ikatan keluarga juga sukses menyentuh, dan komedi yang bekerja sangat efektif
meskipun terasa sangat cheap.
Jika di terjemahkan dalam sebuah kalimat, Stand Up Guys adalah sebuah lahan
bermain kelas ringan yang diciptakan oleh Stevens untuk Al Pacino dan
Christopher Walken. Film ini benar-benar pure ingin menunjukkan bagaimana
sekelompok pria tua menikmati hari yang mungkin menjadi kesempatan terkahir
mereka. Satu karakter yang sangat santai melenggang dimalam hari melakukan
tindakan-tindakan konyol, dan satu karakter yang tertekan antara dua pilihan
yang juga masih memikirkan hal lain yang ia cintai.
Tampak konyol memang, namun Stand Up Guys adalah film yang
cukup loveable. Disamping semua materi teknis yang terasa terbatas, film ini
selamat berkat tiga pemeran utama, serta pemeran pendukung yang mampu
menjadikan ketiganya tampak heroik. Al Pacino menunjukkan performa yang
memukau. Karakter Val seolah tampak real dibawah kendalinya, tanpa satupun
bagian yang terasa dipaksakan. Begitupula dengan Walken, yang sebenarnya punya
tugas berat untuk menjaga agar tensi dari konflik utama tetap stabil, dan ia
berhasil.
Sedangkan Alan Arkin
yang berperan sebagai Hirsch kembali
menjadi seperti apa yang ia lakukan di Argo, scene stealer dengan memanfaatkan
durasinya yang sempit. Stevens juga beruntung berkat kinerja dari para pemeran
pendukung yang ia punya, seperti Julianna
Margulies, Mark Margolis, Lucy Punch, dan Addison Timlin, yang selain mampu membantu tiga pemeran utama untuk
tampil didepan, juga berhasil membentuk karakter mereka menjadi tidak mudah
terlupakan.
Overall, Stand Up Guys
adalah film yang cukup memuaskan. Secara teknis ia memang kurang apik, tapi ia
punya konflik utama yang kokoh dibantu para cast yang sukses menjadikan
karakter mereka menjadi menarik, baik secara individu maupun sebagai sebuah
tim. Sempit, dangkal, dan mungkin akan terasa bodoh bagi beberapa orang, tapi
ketika ia menyentuh bagian akhir saya masih menemukan sebuah rasa puas dari
penantian selama 90 menit. Secara cerita memang tidak memukau, namun Stand Up
Guys mampu menghadirkan sebuah tontonan menyenangkan dengan memadukan unsur
serius dan komedi dengan baik lewat penampilan cast yang memukau.
0 komentar :
Post a Comment