Meskipun dapat mengandung arti yang positif tergantung dari
objeknya, addict akan lebih mudah untuk dikaitkan dengan hal negatif. Jika
label addict hadir dan telah melekat
pada sebuah kebiasaan yang anda lakukan, maka tingkat kesulitan untuk
melepaskan diri dari jeratan yang ia miliki akan semakin sulit. Smashed mencoba memaparkan kepada anda
bahaya dari sesuatu bernama addict, menggunakan sesosok wanita cantik yang
mencoba untuk berhenti menjadi alcoholic, seorang wanita yang bahkan pernah di
juluki sebagai drunk angel.
Kate Hannah (Mary Elizabeth Winstead), bekerja sebagai guru di sebuah taman
kanak-kanak, ternyata memiliki sebuah kebiasaan yang sebenarnya tidak
selayaknya terjadi pada seorang guru yang menjadi teladan bagi muridnya. Kate
adalah seorang alcoholic, pecinta
minuman keras kelas berat, a hardcore drinking bitch. Ketika mandi, bahkan saat
didalam mobil sebelum masuk ke tempat kerjanya, Kate selalu menyempatkan diri
untuk mencicipi minuman yang sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam kadar
tinggi tersebut.
Tapi, suatu hari Kate membuat sebuah pernyataan mengejutkan
kepada suaminya, Charlie Hannah (Aaron
Paul). Karena sebuah insiden memalukan yang memaksa dirinya berbohong
sedang hamil, Kate memutuskan untuk menghentikan semua kebiasaan buruknya itu,
dan didukung oleh suaminya yang juga alcoholic. Berkat bantuan wakil kepala
sekolah, Dave Davies (Nick Offerman),
Kate menghadiri sebuah pertemuan khusus untuk membantu para alcoholic keluar
dari jeratan minuman keras. Dari situ ia mulai menemukan jalan yang ia rasa
sangat tepat, meskipun harus menghadapi "sebuah proses" berat, sebuah
resiko dari keputusan berat yang telah ia ambil.
Aneh, mengangkat premis dengan tema alcoholic, film justru
tidak memberikan suasana gelap yang berlebihan pada cerita. Ya, alcohol hanya
digunakan sebagai konflik utama untuk mengunci film agar tetap berdiri kokoh
dan fokus. Smashed justru lebih
memilih untuk tidak menjadikan cerita tentang alcohol tadi menjadi tampil
dominan, namun meleburnya dengan menghadirkan unsur kebahagian, dan banyak
pelajaran berharga. Ya, James Ponsoldt
mampu menjadikan cerita sempit yang ia susun bersama Susan Burke itu untuk berpadu dengan baik lewat sebuah komposisi
yang tepat, sehingga tekanan dari alcohol tidak terlupakan, namun penontonnya
tetap merasakan suatu kemudahan untuk berjalan bersama Kate.
Smashed adalah sebuah dark-comedy
yang sempit, namun bekerja sangat efektif. Sejak awal ia sudah memberikan
gambaran dengan jelas pesan yang ingin ia sampaikan, dan mungkin jika dilihat
secara sepintas tampak kurang begitu menjanjikan. Tapi ternyata itu justru
menjadi sebuah trik dari Ponsoldt untuk menghadirkan kejutan-kejutan yang ia
punya. Banyak pelajaran yang terselip manis didalam setiap dialog dari
masing-masing karakter miliki, namun sayangnya diletakkan secara implisit.
Selama 81 menit kehadirannya, Smashed mampu memanfaatkan
dengan baik waktu tersebut untuk membangun dengan rapi setiap bagian cerita.
Ponsoldt memang seolah tampak tidak berani dan mungkin akan dinilai kehabisan
ide oleh sebagian orang. Namun keputusannya untuk menghantarkan premis simple itu dengan cara
yang juga simple adalah sebuah keputusan yang tepat menurut saya. Smashed justru menjadi sangat kokoh
tanpa kehadiran elemen-elemen tidak penting yang mungkin dapat menghancurkan
cerita.
Sejak awal premis yang tampak kurang meyakinkan justru mampu tampil mengejutkan. Ya, ternyata Ponsoldt punya materi yang kuat, dan ia juga mampu menggambarkan dengan baik bahan tersebut sehingga menjadi menarik. Ponsoldt pandai mengatur porsi kehancuran yang film ini punya, memberikannya secara sedikit demi sedikit tanpa menjadikan anda ingat padanya. Hal tersebut disebabkan unsur komedi yang mampu mencuri perhatian dibalik tema gelap tadi. Dark comedy bekerja dengan baik, membentuk banyak momen yang punya kadar lucu cukup tinggi, namun anehnya menjadikan seolah tertahan untuk tertawa lepas dan hanya berhasil tersenyum kecil.
Kunci sukses lainnya adalah para aktor yang sukses tampil
memikat. Mary Elizabeth Winstead
menggunakan kesempatan yang ia punya dengan tepat. Winstead bersinar. Dari
ketika ia menjadi alcoholic, menghadapi suami yang useless karena kerjanya
hanya mabuk dan bermain game, ketika ia mencoba berhenti minum, hingga kemudian
meledak, semuanya hidup tanpa terlihat dipaksakan. Winstead menjadikan Kate
sebuah karakter yang layak untuk mendapatkan simpati dan dukungan.
Salah satu keputusan tepat lainnya adalah memberikan porsi
terbatas pada semua karakter pendukung. Octavia
Spencer yang berperan sebagai Jenny, teman baru Kate, justru menjadikan
pesan-pesan kecil yang ia sampaikan menjadi sangat bermakna karena porsi kecil
yang ia punya. Aaron Paul (Breaking Bad)
menjadi suami yang menjengkelkan, gambaran sebuah ujian dari proses yang Kate
jalani. Begitupula dengan Nick Offerman (Parks
and Recreation) lewat sebuah pernyataan konyolnya, hingga Megan Mullally yang menjadi pelengkap
ujian tadi dengan karakternya Principal
Barnes.
Overall, Smashed
adalah film yang memuaskan. James
Ponsoldt memberikan sebuah tontonan menyenangkan yang mungkin dapat membuat
malu beberapa film besar dengan dana yang cukup gila itu. Lewat film singkat
dan sederhananya, Ponsoldt justru mampu menghadirkan banyak nilai kehidupan
yang menarik dengan cara yang sangat mudah dimengerti penontonnya. Smashed
adalah penggambaran yang sangat jelas bagaimana sebuah proses untuk menjadi
lebih baik pasti akan selalu menemukan kesulitan yang menghadangnya. Saya tidak
mengharapakan sesuatu yang lebih dari film ini sejak awal, sehingga apa yang ia
hasilkan di akhir sukses menghadirkan sebuah rasa puas.
0 komentar :
Post a Comment