Komedi merupakan genre
yang paling mudah untuk dinilai sukses atau tidak apa yang dia berikan
menghibur penontonnya. Jika dibandingkan dengan kompatriotnya yang menuntut
sedikit energi ekstra pada anda untuk menilai apakah mereka baik atau buruk,
komedi justru jauh lebih simple dengan tertawa sebagai tolak ukur utamanya. Ya,
tujuan mereka untuk membuat anda tertawa bahagia, namun tetap waspada
jangan sampai membuat anda jengkel dengan joke yang ia berikan. Jackal is Coming punya keduanya.
Premis yang film ini
miliki sangat sederhana, dimana anda
akan bertemu dengan Choi Hyun (Kim
Jae-Joong), seorang aktor yang juga merupakan K-Pop Idol. Hyun tampaknya mulai jenuh dengan kehidupannya,
meskipun terus dikerumuni para penggemar fanatiknya, salah satunya Angela (Kim Sung-Ryeong), wanita yang
rajin memberikan Hyun hadiah mahal meskipun ia telah memiliki seorang suami
paruh baya yang kaya raya. Akibatnya, Hyun memilih untuk kabur dan beristirahat
di sebuah hotel kecil bernama Paradise.
Namun ternyata
keputusan itu membawa Hyun kedalam masalah. Bong
Min-Jung (Song Ji-Hyo), seorang pembunuh bayaran yang clumsy dan kurang
cerdas, ternyata telah diminta untuk membunuh Hyun. Celakanya, satu tim polisi
beranggotakan lima orang yang dipimpin Shin
(Han Sang-Jin) dan juga Detective Ma
(Oh Dal-Su) juga ikut masuk kedalam hotel untuk membongkar serial killer
yang mereka sebut “Jackal”. Satu hotel, tiga kubu, tampak mudah.
Permasalahannya adalah, Min-Jung baru menyadari bahwa ternyata Hyun adalah
bintang favoritnya.
Bukan premis simple-nya
yang membuat film ini menarik bagi saya, melainkan karena Song Ji-Hyo. I love Running Man, dan saya merupakan salah
satu monday couple shipper. Hal
tersebut pula yang menjadikan saya menaruh atensi pada film ini, sekedar ingin
tahu karakter apa lagi yang Ji-Hyo mainkan (yang ternyata hampir mirip dengan
karakternya di RM) setelah Sex is Zero 2,
dan A Frozen Flower yang mengejutkan
itu. Tapi anda tidak boleh menilai film karena aktornya yang merupakan favorit
anda.
Hasilnya, Jackal is Coming adalah film yang
mengejutkan. Ya, ekspektasi saya tidak tinggi, ingin dihibur dengan segala
hal-hal konyol yang bahkan sejak awal sudah saya antisipasi setelah mengetahui
Oh Dal-Su juga terlibat didalamnya. Namun apa yang Jackal is Coming berikan
ternyata jauh dari ekspektasi awal saya yang jelas tidak begitu tinggi itu. Jackal
is Coming ibarat sebuah bangunan kokoh yang rubuh secara perlahan.
Meskipun menarik,
cerita yang ditulis oleh Oh Sang-Ho
sebenarnya tidak special. Premisnya memang menarik, terlebih ketika ia menaruh
kata clumsy yang telah identik dengan Song Ji-Hyo yang dipanggil Mong (Blank)
-Ji di Running Man. Tapi cara ia mengembangkan premis tersebut menjadi lebih
panjang justru menciptakan banyak lubang yang sangat mengganggu. Semua itu di
akibatkan Sang-Ho yang gagal menyusun
alur cerita agar dapat menjadikan konflik yang ingin ia berikan menjadi kuat,
jelas, dan menarik.
Misteri yang film ini
miliki memang berhasil membuat saya bertanya-tanya. Apa, siapa, kenapa, dan
darimana, kalimat-kalimat tadi cukup sering hadir ketika saya menyaksikan film
ini. Tapi, mereka muncul bukan karena hal itu menarik, melainkan karena ia
menciptakan pertanyaan yang kurang mampu untuk mengajak penontonnya untuk jauh
lebih dalam mencoba menemukan jawaban. Semua semakin parah ketika Bae Hyeong-Jun mulai tampak kehilangan
kendali untuk mengkontrol tiap konflik yang berjalan bersamaan itu untuk
menjaga daya tariknya. Hasilnya seperti yang saya sebutkan diawal, film ini
rubuh secara perlahan.
Kekecewaan terbesar
muncul dari cara ia bermain-main dengan konflik utama. Ya, film ini terlalu
asyik berputar-putar bersama dua karakter utamanya sehingga tampak lupa dengan
misi awal mereka. Karakter utamanya seolah mulai kehilangan motivasi utamanya, yang
celakanya juga ikut berdampak pada motivasi saya sebagai penonton yang mulai
frustasi karena terus diajak bermain dengan hal-hal bodoh yang tidak penting.
Beberapa memang lucu dan sukses mengundang tawa skala besar, namun itu cukup
minor dan sisanya justru datar dan kacau. Jika memang pure ingin bermain dengan
banyak komedi yang konyol, kenapa harus menawarkan misteri rumit yang bahkan
tidak dijelaskan dengan baik.
Sesuatu yang bodoh
memang bukan merupakan hal yang tabu untuk di hadirkan pada film, karena justru
dengan kekonyolan tersebut mereka dapat saja menghibur. Tapi tentu ada batas
toleransi dari semua itu, dan Jackal is
Coming banyak melewati batas tersebut. Sebaiknya tidak saya bahas disini,
karena mungkin akan menjadi hal mengasyikkan bagi anda calon penonton untuk
mencari hal-hal bodoh yang overlimit tersebut. Film ini rusak bukan karena para
pemerannya, melainkan screenplay yang lemah. Setelah menghadirkan kekacauan, ia
justru mencoba tampil heroik dengan ketika membongkar misteri di akhir cerita.
Sayangnya, penonton sudah terlanjur kesal, sehingga apa yang ia berikan di
akhir tidak mampu mengobati kekecewaan tersebut.
Overall, Jackal is Coming adalah film yang tidak
memuaskan. Dibuka dengan manis, dan ditutup dengan cukup baik. Tapi, semua
hancur dibagian tengah, ketika ia seolah ingin bermain lebih lama dengan
mengulur waktu padahal tidak ada konflik yang sedang dipersiapkan untuk masuk
kedalam cerita. Cerita dibangun dengan penuh frustasi, berawal dari cerita dan
karakter, dan menular ke penonton. Misterinya tidak jelas, dan penjelasan
diakhir juga tidak jelas. Ya, itu misteri yang ia tinggal, namun celakanya
tidak memiliki daya tarik. Ini film yang pure menjual pamor pemeran utamanya, ini
film yang membosankan terasa datar tanpa momen kejut, ini film yang
mengecewakan bahkan untuk ekspektasi awal yang berada di level medium.
Wah, Anda juga menyukai Running Man? dari banyak film Song Ji-hyo yang saya lihat, hanya Frozen Flower yg rasanya dmainkan dengan baik oleh Miss Mong. Tidak, bukan karena adegan itu nya. Apa mungkin karena di sana karakternya nge-Blank jg ya? hehe... filmnya yg lain ngga ada yg bisa buat saya tahan nonton sampai selesai.
ReplyDelete@dini hasan: Iya, meskipun dikenalkan oleh Infinity Challenge tapi Running Man yang membuat saya semakin respect sama industri entertainment Korea.
ReplyDeleteMemang baik, tapi diluar adegan itu, di A Frozen Flower juga sebenarnya biasa aja imo. Di film kurang emang, lebih suka lihat dia di Princess Hours. :)